Bab 19 Air Mata Eva

Risma membatalkan niatnya menuju kamarnya, dia memilih bersantai sebentar di teras depan rumah Ardhi.

Sedang di kamar Eva, selesai berdandan Eva bersembunyi, dia ingin mengejutkan Ardhi, kala laki-laki itu masuk ke kamarnya.

Perlahan Ardhi masuk ke kamar Eva, dia tidak menemukan keberadaan wanita itu. Ardhi tidak ambil pusing, dia segera menuju kamar ganti, untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian tidurnya.

Saat Ardhi masuk ke dalam ruang ganti, Eva sengaja membuka kunci pintu kamarnya,lalu membuka pintu itu beberapa centi, agar suara de-sahan-nya nanti terdengar oleh telinga Risma, dia masih ingat bagaimana hancurnya Risma kala mengetahui malam pertamanya dengan Ardhi. Eva ingin memakai cara yang sama lagi.

Selesai dengan rencananya, Eva menunggu Ardhi di depan pintu kamar ganti.

Hupppp!

Kala Ardhi keluar dari kamar gantinya, ada sesuatu yang menempel di punggungnya. "Baby ... aku ingin ...." Eva menggerakkan tangannya menuju hal yang dia maksud.

"Maafkan aku, bukan aku tidak mau adil, tapi aku benar-benar tidak bisa."

Eva menarik dirinya, dan mulai mengeluarkan air mata buayanya. "Ini keinginan anak kamu baby ...."

Ardhi menghempas kasar napasnya. Dia tidak bisa menghindar kalau Eva mulai membawa-bawa calon bayi mereka yang baru berusia beberapa minggu.

Ardhi memaksa dirinya melakukan itu, membuat Eva girang bukan kepayang. Eva yang paling aktif memimpin petualangan mereka. Sedang Ardhi, sangat sulit menerima ini semua. Ardhi memejamkan matanya, membiarkan Eva berkuasa sepenuhnya. Namun tetap saja sulit baginya.

Ishana ....

Napas Ardhi memburu kala terbayang cum-buan mesranya bersama Ishana. Hal itu sangat mendukung keadaan saat ini.

Kala Ardhi membuka kedua matanya, hatinya kecewa karena ini bukan Ishana.

Anak kita yang mau ....

Mengingat kalimat itu, Ardhi bangkit dan segera mematikan lampu kamar Eva, berpetualang dalam gelap, dengan bayangan Ishana yang membuat jiwanya bersemangat.

Ya salam, kenapa ini, aku selalu membayangkan Ishana?

Tidak boleh Dhi, kamu tidak boleh membayangkan perempuan lain.

Kenapa tidak boleh? Ishana halal kau sentuh, hanya saja kamu terlalu takut melakukannya.

Pertarungan batinnya terus terjadi, seakan mengimbangi pertarungannnya saat ini. Sepanjang duelnya dengan Eva, hanya Ishana yang hidup dalam pikiran Ardhi.

"Baby ... awww ...."

Jeritan Eva mengusik fantasi Ardhi tentang Ishana. Ardhi membungkam mulut Eva dengan tangannya.

"Empppp!" Eva berusaha merintih, walau mulutnya ditutup oleh telapak tangan Ardhi.

*

Hawa dingin mulai menusuk permukaan kulit, Risma segera kembali menuju kamarnya, saat ini perasaanya lebih baik.

Mas Ardhi hanya numpang tidur di sana, tanpa obat perang-sang, mana mungkin mas Ardhi bisa melakukannya bersama Eva.

Risma terus melangkah meniti anak tangga. Saat dirinya berada di depan pintu kamarnya, suara yang tertahan samar dia dengar.

"Eva, tahan suaramu, jangan seperti ini, malu kedengaran orang."

"Emppp!"

"Pelan-pelan, kamu mau bunuh anak kita?" Namun ucapan Eva diiringi jeritan ero-tis yang membuat bulu kuduk merinding.

Hati Risma kembali hancur, mendengar jeritan dan rin-tihan itu, dia tau apa yang Ardhi dan Eva lakukan. Risma kembali ke kamarnya dan menumpahkan tangisnya di sana.

***

Matahari kembali menyinari bumi, walau cahayanya masih samar, namun kegiatan di rumah Ardhi sudah terlihat sibuk, para pelayan sedari pagi berkutat di dapur.

Ishana lebih dulu sampai di meja makan, keadaan terlihat sepi, Rita dan Risma belum menampakkan wajah mereka. Ishana segera membantu beberapa pelayan yang menyiapkan sarapan untuk mereka.

"Selamat pagi Ishana."

Sapaan itu menyita perhatian Ishana, terlihat Eva turun bersama Ardhi.

"Pagi Eva." Ishana memberikan senyuman termanisnya.

Senyuman itu membuat jantung laki-laki yang berjalan bersama Eva seakan berhenti berdetak.

"Risma mana?" tanya Eva.

"Belum turun sepertinya," sahut Ishana.

"Nah, begitu dong Dhi, bersikap mesra juga pada istrimu yang lain, bosan mama melihatmu hanya bersikap mesra sama Risma doang."

Saat yang sama Risma berada tepat di belakang Ardhi.

"Risma, kamu sakit?" Ishana melihat ada yang berbeda dari Risma, mata Risma terlihat sembab.

Ardhi dan Eva langsung menoleh kearah belakang mereka. Eva sangat bahagia, dia yakin Risma semalaman menangis membayangkan dirinya dan Ardhi.

Ardhi langsung menghampiri Risma. "Kamu sakit sayang?"

"Beb ... aku takut turun sendiri, kepala aku pusing, pandangan aku buram, kalau aku terpeleset gimana?" rengek Eva.

Ardhi terpaksa kembali pada Eva, takut pagi ini kacau karena gempuran lidah Rita. Ardhi memegangi pundak Eva, membantu wanita itu menuruni tangga.

"Lutut aku lemas beb, kamu itu luar biasa banget, pantas kalau kamu memiliki 3 istri, 1 istri akan kewalahan melayani kamu," bisik Eva.

Namun Risma sangat jelas mendengar ucapan Eva barusan.

Ardhi hanya menghempas kasar napasnya, andai wanita ini tidak hamil anaknya, ingin rasanya mendorong wanita yang penuh drama ini.

"Eva mau sarapan apa sayang?" tanya Rita.

Eva menunjuk sarapan yang dia mau.

"Beb, suapin ...." rengek Eva.

"Satu suapan pertama saja, aku mau kerja soalnya," jawab Ardhi.

Eva setuju, dia segera membuka mulutnya kala sendok yang berisi makanan Ardhi arahkan ke mulutnya.

Sarapan pagi kali ini terasa mencekam bagi Risma. Rasanya paru-parunya tidak kebagian oksigen. Namun dia berusaha melewatinya dengan tegar.

Eva tersenyum melihat gurat kesedihan yang menghuni wajah Risma.

Ini baru hari pertama, Risma. Lihat siapa yang bertahta di puncak hati Ardhi nantinya, kamu kira aku bakal pasrah seperti Ishana?

***

Ruangan dokter Jully sepi, pemeriksaan rutin sudah selesai, beberapa perawat lain melakukan tugas mereka, tertinggal Ishana dan dokter Jully di ruangan itu.

"Apa karena aku miskin, hingga kamu menolakku Na?"

Ishana langsung memeriksa keadaan sekitar, memastikan tidak ada yang mendengarnya.

"Saya melakukan ini semata menolong sahabat saya."

"Kamu itu wanita istimewa Na, tidak pantas menjadi selir di hati seseorang, kamu pantasnya menjadi ratu."

Ishana hanya diam.

"Andai aku bisa menghindar, aku memilih menghindar, menikah belum masuk kamusku saat ini, karena aku ingin menemani papa, tapi keadaan tidak mendukung." Ishana terus melakukan tugasnya.

"Kenapa harus Ardhi Na?"

"Kenapa aku tidak bisa menolak jadi yang kedua saja, aku tidak menemukan jawabannya."

"Setelah seminarku di luar negri, aku akan pindah Rumah Sakit, aku tidak mampu melihat wanita pujaanku menjadi selir seorang raja yang tidak mencintainya."

Ishana hanya diam dan terus melakukan tugasnya.

"Apa memang tidak ada sedikitpun celah di hatimu untuk kumasuki?" tanya Jully.

"Kalau kamu mau mencintaiku, aku yakin, Ardhi dengan senang hati melepaskan kamu untukku, selama ini dia tau, kalau aku jatuh cinta, tapi aku belum beri tahu dia, kalau wanita itu kamu."

Ishana diam, setelah selesai merapikan beberapa berkas, dia pergi tanpa menjawab pertanyaan dokter Jully.

Maafkan saya dok, dari dulu saya tidak bisa mencintai Anda, bahkan saya sudah berusaha membuka hati saya untuk Anda. Maaf tidak bisa.

Ishana hanya bisa menjerit dalam hati.

Terpopuler

Comments

🕊⃟🍁F1R4

🕊⃟🍁F1R4

buka hati mu...🎶🎶🎶

2021-10-22

0

🅛➊🅝⸙ᵍᵏ

🅛➊🅝⸙ᵍᵏ

ishana jgn mau buka hati.
klu hati di buka mati donk😁

2021-10-21

0

🅛➊🅝⸙ᵍᵏ

🅛➊🅝⸙ᵍᵏ

kak mis ada kunti ya di kamar ada rintihan idiiiiih idiiiiih..... 🤭🤭

2021-10-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hati atau Mimpi
2 Bab 2 Ishana, Tolong Aku
3 Bab 3 Cinta Yang Sama
4 Bab 4 Jaga Perasaan
5 Bab 5 Adil
6 Bab 6 Tidak Sanggup
7 Bab 7 Sama Saja
8 Bab 8 Untuk Kamu
9 Bab 9 Kemarahan Rita
10 Bab 10 Pertempuran
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13 Dia Istrimu Juga
14 Bab 14 Suami Kamu Juga
15 Bab 15 Sakit
16 Bab 16 Sakit
17 Bab 17 Keinginan
18 Bab 18 Strategi Eva
19 Bab 19 Air Mata Eva
20 Bab 20 Ikhlas?
21 Bab 21 Pembelaan Ardhi
22 Bab 22 Ngidam Eva
23 Bab 23 Pencuri Hati
24 Bab 24 Mangga
25 Bab 25 Pengakuan Ishana
26 Bab 26 Paku Kertas
27 Bab 27 Kebahagiaan Ardhi
28 Bab 28 Pengakuan Rita
29 Bab 29 Terlanjur
30 Bab 30 Candu
31 Bab 31 Memastikan
32 Bab 32 Berlawanan
33 33 Hancur
34 Bab 34 Pilihan
35 Bab 35 Nara
36 Bab 36 Perlu Waktu
37 Bab 37 Aku Juga Punya Alasan
38 Bab 38 Ledakkan
39 Bab 39
40 Bab 40 Mungkin Ini Yang Terbaik
41 Bab 41 Terima Kasih Maduku
42 Bab 42 Memberikan, Bukan Menjual
43 Bab 43 Dunia Baru
44 Bab 44 Memulai
45 Bab 45 Jangan Bahas Masa Lalu
46 Bab 46 Jangan Rayu Bunda
47 Bab 47 Bundaaa
48 Bab 48 Perkenalan Anak Kecil
49 Bab 49 Mama?
50 Bab 50 Kehilangan Jejak
51 Bab 51 Makna Nama
52 Bab 52
53 Bab 53 Cincin
54 Bab 54 Jalan Yang Tepat
55 Bab 55 Siapa Lagi
56 Bab 56 Rasa Yang Hilang
57 Bab 57 Merasa Kosong
58 Bab 58 Cinta Yang Tertinggal
59 Bab 59 Cari Tau
60 Bab 60
61 Bab 61 Menepi
62 Bab 62 Rasa Itu
63 Bab 63 Sulit Percaya
64 Bab 64 Pulang Ke Rumah
65 Bab 65 Keluarga Jully
66 Bab 66 Rahasia
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 Hati atau Mimpi
2
Bab 2 Ishana, Tolong Aku
3
Bab 3 Cinta Yang Sama
4
Bab 4 Jaga Perasaan
5
Bab 5 Adil
6
Bab 6 Tidak Sanggup
7
Bab 7 Sama Saja
8
Bab 8 Untuk Kamu
9
Bab 9 Kemarahan Rita
10
Bab 10 Pertempuran
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13 Dia Istrimu Juga
14
Bab 14 Suami Kamu Juga
15
Bab 15 Sakit
16
Bab 16 Sakit
17
Bab 17 Keinginan
18
Bab 18 Strategi Eva
19
Bab 19 Air Mata Eva
20
Bab 20 Ikhlas?
21
Bab 21 Pembelaan Ardhi
22
Bab 22 Ngidam Eva
23
Bab 23 Pencuri Hati
24
Bab 24 Mangga
25
Bab 25 Pengakuan Ishana
26
Bab 26 Paku Kertas
27
Bab 27 Kebahagiaan Ardhi
28
Bab 28 Pengakuan Rita
29
Bab 29 Terlanjur
30
Bab 30 Candu
31
Bab 31 Memastikan
32
Bab 32 Berlawanan
33
33 Hancur
34
Bab 34 Pilihan
35
Bab 35 Nara
36
Bab 36 Perlu Waktu
37
Bab 37 Aku Juga Punya Alasan
38
Bab 38 Ledakkan
39
Bab 39
40
Bab 40 Mungkin Ini Yang Terbaik
41
Bab 41 Terima Kasih Maduku
42
Bab 42 Memberikan, Bukan Menjual
43
Bab 43 Dunia Baru
44
Bab 44 Memulai
45
Bab 45 Jangan Bahas Masa Lalu
46
Bab 46 Jangan Rayu Bunda
47
Bab 47 Bundaaa
48
Bab 48 Perkenalan Anak Kecil
49
Bab 49 Mama?
50
Bab 50 Kehilangan Jejak
51
Bab 51 Makna Nama
52
Bab 52
53
Bab 53 Cincin
54
Bab 54 Jalan Yang Tepat
55
Bab 55 Siapa Lagi
56
Bab 56 Rasa Yang Hilang
57
Bab 57 Merasa Kosong
58
Bab 58 Cinta Yang Tertinggal
59
Bab 59 Cari Tau
60
Bab 60
61
Bab 61 Menepi
62
Bab 62 Rasa Itu
63
Bab 63 Sulit Percaya
64
Bab 64 Pulang Ke Rumah
65
Bab 65 Keluarga Jully
66
Bab 66 Rahasia
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!