Kehilangan seseorang yang kita sayangi memang berat butuh proses yang sangat lama, tidak semudah seperti pensil yang tertulis di buku kertas, penghapus bisa menghilangkan setiap kata manis pahitnya yang tertulis.
Diary tempat dimana aku tulis semua kenangan bersama nya, tidak ada yang tertinggal setiap aku melangkah pergi bersama nya.
Diary malam ini aku sedang berada di antara dua pilihan, menikah itu memang tujuan hidup ku setelah aku merasa cukup dewasa bersama orang yang aku sayangi, bapak ku minta aku menikah dengan pria pilihan nya, iya dia Adrian sahabat kecilku, seharusnya aku senang tapi entah mengapa aku tidak merasa bahagia, setelah aku merasa kecewa atas sikap dia yang tidak dewasa mengambil sikap.
Sampai larut malam Kara masih bercerita dengan buku Diary yang setia menemani hari-hari nya dan yakin Tidak akan menghianati nya.
"Kara..." panggil Jaenal.
Kara menengok ke arah ranjang di mana seorang bapak masih berada dalam perawatan.
"Bapak kenapa bangun, bapak haus ya biar Kara ambil kan ya pak?"
"Tidak, kenapa kamu belum tidur?"
Kara menutup bukunya lalu mendekati ranjang dia pun duduk di sisi bapak nya, Jaenal menggenggam tangan putri semata wayangnya.
"Nak.., kalau menurut mu menikah dengan Adrian membuat beban kamu, lebih baik bapak batalkan saja, tapi saran bapak sebaiknya kamu lupakan Kevin nak, dia sudah bahagia di surga, tidak baik kamu bertahan dengan orang yang sudah tiada, Sayang dengar kan bapak, jika menurut mu Adrian tidak baik belum tentu tidak baik, yang menurut mu baik belum tentu baik, cobalah untuk berdamai dengan Adrian," ujar Jaenal.
Hati dan Mata selalu berpadu dimana hati sedang sedih Air mata selalu mengalir begitu saja.
"Pak.., Kara akan coba menerima Mas Adrian, tapi Kara minta bapak jangan sedih- sedih lagi, sekarang kita berdua pak, ibu tidak tahu kemana tidak pernah lagi datang" Ucap Kara
"Biar kan ibu mu, bapak minta Jangan pernah membenci ibu mu"
"Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikumsalam...., Buk Astuti silahkan masuk buk," Kara menuntun Buk Astuti duduk di sofa.
"Non makan dulu ya, ibu sudah bawakan makanan kesukaan Non"
"Wah...!, terimakasih buk,"
"Ibu juga bawakan bubur untuk tuan"
"Terimakasih buk, repot-repot segala" Kata Jaenal
Buk Astuti memang baik dengan keluarga Jaenal, Bahakan permasalahan suaminya dengan Rodiah Astuti tidak pernah tahu mengenai prihal masalah almarhum suaminya.
"Buk, apa ibu ada dia rumah?" tanya ibunya Kara.
Astuti pun tidak bisa menjawab pertanyaan Kara mengira Rodiah ada di rumah sakit merawat suaminya.
Saya kira buk Rodiah ada disini dia kemana? kira saya disini dan saya tambahkan makanan Lebih banyak.
"Maaf Non, ibu tadi tidak sempat melihat Nyonya"
Restoran Jakarta City Jakarta Selatan dimana orang-orang menikmati kopi di sore hari dengan keindahan alam bebas pemandangan yang indah membuat para pengunjung nyaman berada di tempat itu.
"Wow keren, tampan dan juga gagah, seperti nya dia bukan orang Indonesia"
Angel tersenyum tepat di melintas di hadapannya.
Wah benar-benar tampan...!!!!. gumam dalam hati Angel
Restoran dan kafe Jakarta Selatan itu terkenal dengan para jutawan yang datang untuk menikmati kopi robusta terbaik di Indonesia selain nikmat dan di buat kualitas bagus harga nya pun lumayan.
Satu gelas kopi Angel menikmati dengan santai pria yang melintas tadi mencari meja kosong karena sore hari Kafe kopi itu full dengan pengunjung hanya Meja Angel yang masih tersisa kursi satu.
"Permisi apa saya biasa gabung di sini?"
Deg! seketika jantung berdebar kencang saat pria yang di hadapannya mengulurkan tangannya untuk berkenalan Angel mematung menatap ke Tampan pria itu.
"Hah...!, iya silahkan duduk kebetulan saya sendiri" Ujar Angel.
"Terimakasih" Jawab singkat pria tampan yang sedikit berbulu di wajah nya.
Ya ampun jantung ku kenapa seperti ini tidak pernah merasakan seblum nya.
Rumah sakit besar Jakarta Selatan disini Kara sedang sibuk mengurus kepulangan bapaknya di bantu oleh bu Astuti dan juga Mbok, tanpa kehadiran Rodiah Kara begitu tegar menerima kalau sang ibu tidak lah perduli dengan keadaan suaminya.
Ok fiks ibu tidak datang menjemput kepulangan bapak. gumam kesel
Serasa sesak dadaku seakan berhenti bernafas Jika mengingat bahwa ibu ku yang menjadi panutan ku, dambaan aku kelak menikah berkeluarga seperti orang tuaku, hidup rukun tanpa perselisihan tanpa pertengkaran hidup menua bersama, tapi semua itu hanyalah gambaran kosong! dan tidak ada isinya, tidak juga bisa menebak di dalam hati masing-masing...,
"Non hayo tidak baik melamun bapak sudah menunggu" kata Mbok.
"Iya Mbok Hayo" jawab Kara sambil mencuri untuk menghapus air matanya.
Mobil yang di tumpangi keluarga Jaenal pun melesat jauh dari rumah sakit besar dalam perjalanan menuju kediaman, Kara sudah tidak sabar untuk segera merebahkan tubuhnya di kasur empuk berukuran king size, satu minggu lamanya di rumah sakit tanpa berganti siapapun Kara menahan rindu kamar tidur nya yang indah penuh dengan boneka di dalamnya.
Kembali ke Angel yang berhasil mendapatkan nomor ponsel dari pria yang dia kagumi, tanpa mengingat kalau dia sudah bersuami dengan Mafia kejam, di setiap sepenjuru ada mata yang melihat gerak-gerik Angel, di sisi lain dia sangat mengagumi pria yang baru di kenalnya selain tampan dia juga seorang CEO di perusahaan asing.
"Oke.., Angel saya pamit lain waktu kita bisa ketemu lagi?"
"Iya bisa..,"
Jeremy menyodorkan kartu nama dengan Angel. "Ok Thanks Angel sudah mengenal kamu"
"Sama-sama Jeremy" Jawab Angel cepat meraih kartu nama itu dan dia save di dalam ponselnya.
Karena waktu sudah sore Angel pun memutuskan untuk pulang sebelum hujan turun dia menuju kasir untuk membayar.
"Maaf Nona, pesanan anda sudah di bayar oleh tuan Jeremy" kata si gadis yang bertugas menjaga kasir
"Tolong sampaikan terimakasih saya Mbak" Kata Angel.
Kemudian Angel mengendarai mobilnya menuju Apartemen perjalanan menempuh jarak I.KM tiba di Apartemen Jakarta Selatan, tiba di lobby Apartemen Angel mengambil kunci kamar nya yang di titipkan oleh Resepsionis.
"Permisi mbak, saya mau ambil kunci kamar nomor 221"
Setelah mendapat kan kunci Angel menuju lift melangkah dengan gaya lenggak-lenggok seperti habis menang lotere, lift terbuka Angel kedalam memencet tombol nomor 2 yang tertera di atas.
Ting lift terbuka Angel Angel keluar menuju kamar, memasang anak kunci kedalam.
Cklek pintu pun terbuka Angel melempar Tasnya ke atas sofa.
Angel...!...Angel...!, nasib mu memang selalu beruntung sekali tepuk tiga nyamuk ku tangkap Ha...ha...ha!" tertawa lebar sambil memutar badannya, Angel seperti nya dia puas dengan hasil hari ini;
Terbayang sengit dia mengepalkan tangannya dia serasa ingin menyerang Kara kerutan dahi menandakan dia akan memulai melebar kan dendamnya dengan seorang wanita yang pernah menjadi sahabat kecil nya. Dia merasa memiliki segalanya apa yang di minta nya selalu Alex kabulkan, permohonan memiliki ATM Mastercard dengan mudah Alex memberikannya kepada Angel.
Kara i'm coming sayang permainan baru di mulai. Angel mengerutkan dahinya mata' memutar tajam.
...----------------...
Terimakasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**
wahhh mau main" tu si Angel ketahuan suamimu habis lhu
2022-03-09
0
🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞
Alhamdulilah papa kara dah sehat... Dan semogga kata bisa menerima Adrian... ... ..
Isss dasar angel.... udah puya suami yg bisa memberikan apapun sekarang malah mau mencari yg lain... hati" aja... kau akan tahu akibat y... kalau suami km tahu kelakuan kamu.....😒😒😒😒😒
2022-01-12
0
🌺Li$จ☠ᵏᵋᶜᶟ
hilih sampai kapan keburukan akan tetap berada d atas angin
2022-01-05
0