Chapter 9

Hati berkecamuk kesal dalam perjalanan pun gadis yang memiliki wajah cantik itu menitikkan air matanya tak habis pikir dengan pria yang pernah menjadi atasannya itu bahkan tak segan melontarkan kata-kata menohok untuk Kara.

"Sabar Kara" gerutu Kara sambil mengemudi

Memiliki orang tua yang berprofesi pengusaha kaya raya tak selalu membuat anak sesuka hatinya dia pun harus menjaga martabat orang tua sebisa mungkin dia menutup mulut rapat-rapat.

Tiba di depan gerbang tinggi Kara segera memencet klakson.

Tin...Tin...Tin..

Pak satpam segera mendorong gerbang.

Kara membuka kaca mobil nya.

"Selamat malam Non Kara" sapa pak satpam.

"Malam pak" lalu Kara mengentikan mobil nya sejajar dengan mobil milik bapak nya.

"Pak ompong Kara masuk dulu ya" Saut Kara sedikit Teriak"

"Ok Non"

Di sisi lain Angel sedang berdebat karena dia pulang terlambat Aldy sangat kesel melihat ulah Angel yang pulang dan pergi sesuka hatinya.

"Dari mana saja kamu jam segini baru pulang?" Aldy membuka pintu sebelum Angel membukanya karena Aldy memang sedang menunggu kedatangan Angel.

"Kan gue dah bilang sama lu! ada acara sama teman-teman gue, ya sudah lah nggak usah marah-marah gitu" Ucapan Angel membuat Aldy geram mendengar suara sedikit meninggi.

"Sekarang mau kamu apa?" tanya lagi Aldy.

"Mau gue lu nikahi gue!, Lu nggak bisa kan?, ya sudah tidak usah banyak atur gue" teriak Angel dia pun membanting tas nya di sofa.

"Kamu tahu kan keluarga ku menjodohkan aku dengan gadis lain, jadi aku minta kamu sabar sedikit"

Keluarga Aldy memang tergolong orang kaya bahkan orang tua ibu Aldy pun yang menentukan jodoh nya yang seimbang bobot bebet nya.

Angel melangkah pergi ke dalam kamar tanpa pedulikan Aldy yang masih mengajak nya bicara.

Aldy pun menunggu Angel keluar dari kamar mandi saat dia keluar Aldy menarik handuk nya Hingga tubuh Angel tak selai benang pun di tubuhnya.

"Aldy! apaan sih?" teriak Angel dikala Aldy sedang melahap rakus tubuh nya.

Hingga menjelang pagi keduanya masih lelap dalam pelukan pria yang tak lain bukan lah suami sah dari pasang mereka.

Pagi hari Kara menuju ruang makan ia duduk di kursi meja makan berhadapan dengan Rodiah ibu nya, di meja makan pun Hening tak bersuara.

"Sayang gimana tadi malam acara nya seru?" tanya Rodiah.

"Seru, seru kekacauan!" jawab Kara jutek.

"Kok bisa?, emang acaranya Seperti apa?" tanya Jaenal penasaran.

Di sisi lain Kara engan bercerita ia takut kalau nanti sang bapak akan emosi dan menegur Adrian.

"Tidak ada pak, aku sudah kenyang, Kara ke kantor duluan ya"

"Iya sayang kamu hati-hati ya jangan ngebut"

"Iya buk."

Lalu Kara tak lupa memberikan salam cium tangan ke dua orang tuanya. Dia meraih tas nya lalu melangkah keluar melihat pak ompong sedang berdiri dia menyapa sedikit teriak.

"Pagi pak Ompong" Sapa Kara.

"Pagi juga Non" Pak satpam pun lari membuka gerbang.

"Terimakasih pak" ucap Kara lalu ia menginjak gas melesat jauh.

Angel yang masih terlelap dalam tidurnya seketika ia merasa kan mual dan pusing kepalanya.

Oek...Oek...Oek. "Aduh pusing sekali kepala ku" Lirih Angel.

"Angel kamu kenapa?" Aldy terbangun dari tidur nya.

"Mungkin masuk angin" Ujar Angel.

"Ya sudah tidak usah kerja kalau tidak sehat"

Angel pun merebahkan tubuhnya kemudian Aldy menyelimuti tubuh Angel dengan selimut tebal. Aldy juga membuat kan minuman hangat untuk Angel.

Ada apa dengan Angel apa dia hamil kalau dia hamil itu bahaya buat gue sebaiknya gue pergi dari disini dan biarkan Apartemen ini menjadi miliknya anggap saja bayaran buat dia selama sama gue. gumam nya Aldy dalam hatinya.

Aldy pun membawa beberapa pakaian agar tak terlihat ia meninggalkan Angel dia pun hanya memasukkan pakaian beberapa potong saja.

"Saya aku kekantor dulu ya, kamu jangan lupa minum obat nya.

"Iya Mas.., kamu hati-hati ya"

Aldy menganggukkan kepala lalu dia berlalu pergi tak nampak tergesa-gesa dia begitu santai agar tak terlihat akan pergi meninggalkan Angel.

RUANG MEETING.

Kara menyiapkan berkas untuk bahan dan yang lain satu persatu berdatangan.

Kenapa jantungku jadi berdetak kencang rasanya aneh bahkan tidak pernah merasakan seperti ini.

Sampai selesai meeting pun Adrian terus menatap Kara. "Kenapa kamu menatap ku seperti itu?" tanya Kara jutek.

"Nggak pa-pa kok"

"Apa mau menghina saya lagi?"

Kara pun berlalu pergi meninggalkan Adrian yang menetap berdiri mematung menatap kepergian Kara.

Aduh kenapa Mulut ini berat sekali rasanya padahal aku ingin meminta maaf padanya, lidah ku terasa keluh jantung ku berdebar kencang memanggil namanya saja rasanya aku tidak sanggup. gumam nya dalam hati Adrian.

Di sisi lain Adrian melihat pemandangan yang buat hatinya terbakar api cemburu. Ya Leo yang selalu ada bersama Kara di saat Kara sedang di landa kesedihan Leo selalu ada waktu untuk Kara meskipun Kara menolak cintanya perjuangan Leo tak berhenti sampai di sini dia terus menggunakan cara nya untuk menaklukkan hati gadis pujaannya.

"Meeting sudah selesai apa Semua bisa kamu hendel?"

"Alhamdulillah, sudah tender di menangkan oleh perusahaan U,S."

"What!?" mendengar itu Leo merasa ketakutan hari-hari Kara bakal sering jumpa dengan Adrian.

"Woyyy! kenapa lu kaget gitu" Ucap Kara sambil menyentuh lengan Leo.

"Nggak ada, makan yuk sudah jam 1 kamu belum makan kan?"

Kara melihat jam yang melingkar di tangan nya menunjukan pukul 13:00. "Okeh yuk"

Adrian mengepal kan tangannya Wajah nya terlihat Merah amarah.

Dasar murahan!" gerutu Adrian kemudian dia mengendari Mobil nya membuntuti Mobil Kara dari belakang.

Kenapa gue ikutin dia sih! sial ada apa dengan gue kenapa dia selalu saja membayangi di hati gue, bukan kah gue membencinya

Adrian pun memutuskan untuk kembali ke kantor dan berhenti mengikuti Mobil Kara.

...----------------...

Terimakasih jangan lupa like komen dan Rate Ya all