Chapter 12

Ketika sakit itu datang dan selamanya akan membekas di hati sebenarnya ia tidak niat bermaksud untuk menyakiti gadis yang bisa membuat dia selalu teringat.

Begitu pun Kara dia bukan tidak ingin memaafkan pria yang sudah menyesali kesalahannya tapi karena tuduhan itu masih membayang-bayangi saat Adrian mempermalukannya di depan para rekan kerja dan juga dewan Direksi yang hadir di acara pesta ulang tahun anak dari pengusaha di kota Jakarta.

Kara pun berdiam diri di sebuah ruangan kamar pribadi nya, dia tidak ingin bertemu siapa pun sekali pun itu orang tuannya.

Tok...Tok..Tok.."Kara Nak, buka pintunya kita makan yuk, dari kemarin kamu tidak makan" Saut Rodiah.

"Aku tidak lapar buk"

"Ibu apa boleh masuk?"

Kara melangkahkan kakinya dengan malas untuk membuka pintu, setelah melihat Rodiah berdiri di depan pintu Kara mempersilahkan ibu nya untuk masuk.

"Nak, tidak baik kamu berdiam diri di kamar kalau ada masalah sebaiknya di bicarakan, kamu juga harus menjaga kesehatan kamu" Ujar Rodiah dia pun mengusap pucuk kepala Kara.

"Tapi buk Kara malu bu, kenapa dia jahat sama Kara, berulang kali dia mempermalukan Kara di depan orang-orang" Ucapan Kara pun menitikkan Air matanya.

"Ibu mengerti, tapi apa sebaiknya kamu perjelas dulu, kalau semua itu tidak benar, setelah dia tahu, dia kan sudah meminta maaf" Ujar Rodiah

"Kara sedih bu, apa Kara tak pantas untuk bahagia, semua orang pasti menganggap Kara ini wanita simpanan Om Om, setiap Kara ke kantor semua pegawai memandang Kara aneh"

"Sabar sayang..m, nanti biar ibu sama bapak yang akan menyelesaikan semua ke salah pahaman ini, sekarang kamu makan ya"

"Aku tidak mau makan buk," Ucap Kara dia pun merebahkan kembali' tubuh nya di kasur.

Rodiah pun keluar dari kamar Kara ia melangkah pergi ke sebuah ruangan kerja suaminya, dia duduk di hadapan meja kerja suaminya.

"Pak, Kara dari kemarin tidak mau makan tidak mau keluar dari kamar, apa sebaiknya bapak bicarakan dengan Beni mengenai Aldrian?"

Jaenal menarik nafas panjangnya "Sebenarnya, bapak itu ingin meluruskan permasalahan itu tapi karana hari itu hujan bapak menunda kedatangan bapak ke rumah Beni" Ujar Jaenal

"Jadi kita harus gimana pak?, kasihan anak kita apa kata orang di luaran sana, secepatnya bapak meluruskan permasalahan ini dengan anak Beni itu!"

"Sabar bu, nanti bapak secepatnya meluruskan permasalahan ini, dengan cara mengundang keluarga Beni makan malam" Kata Jaenal.

Di perkampungan Angel bercerita dengan seorang nenek ya itu neneknya.

"Gimana kabar Kara, kenapa kamu tidak datang bersamanya?"

"Aku nggak mau bahas dia nek Angel benci sama dia!" ucapan Angel menunjukkan tidak sukanya dengan Kara.

"Kamu kenapa membencinya?, keluarga dia terlalu baik untuk kamu benci, kamu lupa saat orang tua mu mengalami kerugian besar dan saat itu juga tuan Jaenal yang membantu kalian" Ujar nenek tua itu.

"Kenapa selalu ungkap kisah yang lalu kalau Mereka tidak ikhlas bilang saja, hitung dan suatu saat aku akan kembali kan semuanya" Ujar Angel ketus

Brak!!!, si nenek mengebrak meja nya.

"Nenek tidak suka cara kamu berfikir, bukan berapa besar dia memberi tapi berapa tulus mereka membantu,

Terhentak oleh gebrakan Angel pun segera lari ke kamar, dia menangis sejadi-jadinya

Hiks.... Hiks, kenapa semua orang memuji Kara apa aku ini tidak pantas utuk di puji, Bahakan ibuku saja selalu membanggakan kara.

"Kara...Kara....Kara, Auw......perut ku..!!"

Nenek pun lari menghampiri Angel yang sedang merintih kesakitan.

"Kamu kenapa nak?"

"Perut ku sakit nek! hiks...hiks..hiks."

"Nenek buatkan teh pahit ya"

Nenek pun melangkah pergi membuat kan minuman hangat,beberapa menit Nenek kembali memberikan minuman itu ke Angel, dan meminumkan nya ke Angel, nenek pun membantu, membaringkan Angel di tempat tidur kemudian nenek meninggal kan Angel di kamar.

Apa kah mendung tak selamanya cerah dan memberikan senyuman kembali di bibir gadis cantik itu, dua bulan sudah tak ada senyum di bibir Kara, kejadian pesta malam itu membuat Kara terpuruk tak pernah mau makan apa pun dan akhirnya Kara pun di rawat di rumah sakit.

Selama menjalani perawatan Kara pun tetap murung, setiap yang datang berkunjung Kara selalu diam, orang tua Kara sudah putus asa berbagai cara di jalani asalkan putrinya kembali ceria.

Tapi hasilnya nihil semua gagal bahkan Rodiah memutuskan untuk membawa Kara ke rumah sakit Singapura yang menangani ke Jiwan.

"Sayang makan yuk, ibu sedih melihat kamu seperti ini..."

Kara memalingkan wajah nya ia tetap tidak mau menyentuh makanan apapun. Datanglah seorang pria yang ingin melihat ke adaan Kara.

dia mendorong pintu nampak orang tua Kara yang sedang membujuk Kara agar mau makan.

Rodiah menengok ke arah pintu.

"Mau ngapain kamu kesini!?" tanya Rodiah sewot.

"Maaf tante ijin kan aku merawat Kara sampai dia sembuh seperti dulu"

"Tidak usah!!, lebih baik kamu pergi dari sini!" ucap Rodiah jari nya menunjuk ke arah pintu.

Adrian memohon agar dia tetap berada di samping Kara saat Kara masih dalam perawatan.

"Aku mohon tante biarkan aku disini" Adrian pun memohon dengan orang tua Kara.

Pohon yang kokoh berdiri ketika buah itu layu ranting pun berguguran, keputusasaan orang tua melihat putri semata wayangnya terbaring lemah hilang keceriaan semua masukan dari arah ke arah dan hampir semua pengobatan ia jalani, tapi sampai detik ini putri semata wayangnya belum juga sembuh, ada pun beberapa orang mengusulkan agar Kara di bawa ke rumah sakit jiwa, namun orang tua mana yang tidak hancur hatinya sekian lama ia menanti kehadiran buah hatinya saat sudah remaja ia akan merasakan kesakitan seperti apa yang di rasakan putri nya saat ini.

"Ok, kalau kamu bisa membuat putriku kembali ceria seperti dulu kamu boleh disini kalau membuat putriku semakin sakit saya akan tuntut kamu!" Seperti nya ancaman Rodiah kali ini tidak main-main buat pemuda yang telah membuat nya sakit.

"Saya janji tante akan merawat Kara dengan baik, ijinkan saya menebus kesalahan saya" Ujar Adrian.

"Baik..!, Tante pegang janji kamu" ucap Rodiah kemudian Rodiah meninggal kan putri nya bersama Adrian.

Di sisi lain kandungan Angel beranjak 5 bulan setelah lama si nenek merasakan kalau Angel sedang mengandung.

"Angel" Panggil si nenek.

"Iya Nek ada apa?"

"Duduk Nene mau tanya sama kamu"ujar Nenek menatap perut Angel.

Angel pun duduk di kursi yang terbuat dari rotan ia menatap nenek nya heran tidak biasanya si nenek menampakkan wajah penuh dengan amarah.

"Apa apa?" tanya Angel penasaran dengan sikap neneknya.

"Jawab jujur pertanyaan nenek, apa kamu sedang Hamil?"

"Hemm, nggak Nek" jawaban Angel mengelak agar si nenek Masi mau menampung dia di rumahnya.

Bersambung.

...----------------...

Terimakasih done like end komentar

Terpopuler

Comments

✿⃝ᵀᴬᶠ♥︎єrͷa

✿⃝ᵀᴬᶠ♥︎єrͷa

ghumus da liat kelakuan c angel ,,sama nenek nya pun tetep aja bohong hadeuhhh🤧

2022-02-23

0

**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**

**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**

sekalian aja usir dr rumah nek biar dia bingung mau kemana, keadaan sdh begitu tidak buat dia sadar juga

2022-01-26

0

🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞

🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞

Kasihan kara tertekan batin Hingga kehilangan semangat hidup...
Angel... udah keliatan tubuh y berbeda masih ngelak kalau hamil....

2022-01-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!