"Sayang ayo bangun, Aira kan nanti ada kegiatan di sekolah." Bu Ronah membangunkan Aira sambil mencium pipi gembil Aira.
"Bental oma, Aila masih antuk .."
"Nanti kalau terlambat gimana, jadi nggak bisa metik buah stroberi kesukaan kamu lo." Bujuk Bu Ronah.
"Iya oma, ini Aila sudah angun". Aira bangun dan menyandarkan punggung mungilnya di ujung ranjang sambil senyum dengan menampilkan giginya yang ompong khas anak kecil.
"Pinter sekali Aira, cucu siapa sich." Mencubit gemas pipi Aira.
" Cucu oma Lonah dan opa Jaka yang baik dan tidak combong ". Jawab Aira dengan menggemaskan dan senyum mengembang di pipi gembul nya.
" Hahaha.... pinter nya, ayo sayang kita mandi dan meluncur ke sekolah." Bu Ronahpun tertawa mendengar jawaban Aira.
"Ye...... ayo oma ."
"Mbak Nisa tolong mandiin Aira dulu say, saya juga mo siap-siap dulu." Pinta bu Ronah.
"Baik bu." Jawab Nisa sambil mengangkat tubuh Aira menuju kamar mandi.
Aira adalah anak yang pintar dan riang, karena anak bu Ronah sudah menikah semua jadi mereka tidak tinggal di rumah bu Ronah. Sehingga Aira menjadi obat kesepian bu Ronah dan Pak Jaka jika berada di rumah. Meskipun anak mereka tinggal tak jauh dari rumah mereka, tapi rasa sepi tetap mereka rasakan. Terkadang ketika hari libur mereka gunakan untuk berkumpul bersama untuk membuat rumah menjadi ramai. Apalagi untuk Aira, yang di tinggal ayahnya yang bertugas jauh dari rumah dan bundanya yang sudah meninggal. Berkumpul bersama keluarga menjadi momen bahagia untuk Aita karena ia bisa bermain dan berceloteh bersama sepupu-sepupu nya. Aira adalah cucu perempuan satu- satunya bu Ronah dan pak Jaka. Bu Ronah mempunyai 3 anak, 2 putra dan 1 putri. Irsyad adalah anak pertama bu Ronah, Maulana anak kedua dan Nadira anak yang terakhir. Maulana mempunyai 2 putra dan Nadira 1 putra.
Setelah selesai mandi dan berpakaian sekolah, Aira dan Nisa menuju ruang makan untuk sarapan.
"Ayo non Aira kita bersiap-siap ke bawah. Oma pasti sudah menunggu." Ajak Nisa.
"Ciap mbak." Jawab Aira bergegas turun dari ranjang.
Nisa menggandeng tangan Aira menuju meja makan. Tidak lupa Nisa juga membawakan perlengkapan Aira yang akan di bawa ke acara di sekolahnya.
"Wah cantiknya cucu opa, semangat sekali hari ini . " Sapa Pak Jaka dengan mengangkat tubu Aira untuk duduk di pangkuannya.
"Iya dong opa Aila kan memang cantik ." Jawab Aira dengan percaya diri.
"Hahahahah....,Iya...iya Aira memang cucu opa yang paling cantik sendiri."
"Aira mo sarapan roti sama selai coklat atau stroberi ?." tanya bu Ronah.
" Mo stobeli oma."
"Ok, bentar oma ambilkan sayang, mbak Nisa sarapan dulu mbak..."
"Makacih oma". sambil memamerkan gigi ompong nya.
"Sama-sama sayang, jangan lupa berdoa dulu ya."
Nisa menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju dapur untuk sarapan sambil menunggu bu Ronah dan Aira selesai sarapan.
Keluarga pak Jaka menyantap sarapan pagi ini dengan tenang. Aira yang sudah di pindahkan dari pangkuan pak Jaka di kursi sebelah pak Jaka juga menghabiskan sarapannya.
Pak Jaka adalah seorang pengusaha Restaurant di kota A. Beliau merintis usahanya dari nol, karena beliau sudah tua usahanya di teruskan kepada anak keduanya. Maulana yang meneruskan usaha ayahnya. Karena anak pertamanya, ayah dari Aira lebih memilih menjadi tentara sedangkan Nadira menjadi ibu rumah tangga.
" Sudah selesai sayang sarapannya, ayo kita berangkat. Salim dulu sama opo ." Ajak bu Ronah kepada cucunya.
" Iya oma. Opa Aila belangkat dulu ya nanti Aila bawain stobeli yang banyak opa. assalamualaikum opa." Pamit Aira kepada opanya sambil mencium punggung tangan pak Jaka, Aira tersenyum dengan menunjukkan lesung pipi di pipinya yang gembul.
"Iya sayang, jangan nakal ya sama oma. Hati-hati ya." waalaikum salam." Pak Jaka menggendong Aira menuju mobil dan mencium pipi Aira."
" Yah, ibu ngantar Aira dulu ya, biar Nisa di rumah saja. Assalamualaikum." Pamit bu Rona mencium tangan pak Jaka.
"Waalaikum salam bu."Jawab pak Jaka.
Bu Ronah dan Aira naik mobil yang di kendarai mang ujang supir yang telah lama bekerja dengan mereka.
Di mobil, Aira tidak mau diam. Dia berceloteh dan tidak diam. Dia menghabiskan waktu perjalanan menuju sekolah dengan bernyanyi riang gembira. Sampai bu Ronah menggelengkan kepalanya melihat keaktifan cucunya dengan menampakkan senyuman yang tidak pernah pudar..
Rumah Sarah
Salma masuk ke rumah kakaknya setelah memarkirkan sepeda motornya pas di depan rumah Arin. Salma membuka pintu dan mencari keberadaan kakak beserta keponakannya.
"Assalamualaikum keponakan onty yang cantik, udah sarapan belum ni ?" Sapa Salma sambil mencium pipi Aina.
"Waalaikum salam onty, udah dong. Aina udah ciap nunggu onty ke cekolah. " Jawab Aina dengan memamerkan giginya yang carises khas anak kecil.
" Aduh...duh.... pinter nya." Salma mencubit pipi Aina yang sedang asyik menyantap sarapannya karena gemas dengan keponakannya.
" Mbak gimana keadaan Adam udah baikan belum ?" tanya salma
" Tadi malam sempat panas lagi, tapi tadi habis mbak kasih obat lagi. Dan sekarang sudah tidur. Mungkin efek dari obatnya. semoga saja nanti bangun tidur sudah baikan. " Jawab Arin menjelaskan keadaan putra sulungnya.
" Iyaa mbak, la mas Arvan sudah berangkat mbak ?"
" sudah, tadi pagi sekali mas Arvan berangkat karena ada meeting dengan kliennya.. Makanya mbak nyuruh kamu nemenin Aina ke kegiatan sekolah. Tapi kamu nggak pa- pa kan ma ?" Ucap Arin takut mengganggu adiknya.
" Enggak kok mbak, kemarin malam kan Salma dah bilang kalau hari ini nggak ada jam ngajar."Jawab Salma meyakinkan kakaknya.
"Onty, ayo cepat belangkat sekolah nanti telambat lo."Pinta Aina dengan nada khas cedelnya.
" Ok sayang, let's go to school. Ayo salim dulu ma mama sayang ." Ajak Salma kepada keponakannya dengan menurunkan Aina dari kursi menuju ke arah mamanya.
" Mama Aina belangkat dulu ya ma onty, nanti Aina bawain buah yang buanyak sekali buat abang Adam bial abang cepat cembuh. " Aina pamit kepada mamanya sambil mencium tangan Arin.
" Iyaa sayang, maafin mama ya nggak bisa anteri Aina. Dan hati-hati ya jangan nakal ma onty. Enggak boleh jajan yang aneh-aneh ya. " Arin menggendong Aina dan menghantar nya ke depan rumah.
" Mbak, salma ma Aina pamit dulu ya." "Assalamualaikum." ucap Sarah dan Aina berbarengan.
"Waalaikumsalam." Arin menjawab salam mereka. Arin masih tetap memperhatikan Aina dan Salma sampai mereka menjauh dari rumah Arin menuju ke sekolah Aina.
Salma pergi ke sekolah menaiki sepeda motor matic dan tidak lupa memakaikan Aina helm untuk safety dan menaruh Aina di depan. Karena jarak rumah dan Sekolah Aina cukup dekat, mereka hanya menggunakan sepeda motor agar tidak terkendala dengan jalan yang macet.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
susi 2020
😘😘😘
2023-09-06
0
susi 2020
🥰🥰
2023-09-06
0
Yossie Fitri Sachtar
sarah siapa...?
2021-06-07
0