Anak Genius : Zoe & Zack
Di tengah kesunyian malam, seorang gadis cantik bernama Rania Blanco tengah tertidur lelap di dalam sebuah kamar hotel presidential suite bersama seorang pria.
Rania tiba-tiba saja terjaga dari tidurnya saat tangan besar milik pria itu kembali menyentuh dua buah gundukan berharga miliknya.
"Mmh?" Rania membuka kedua matanya lalu menoleh menatap pria tampan yang sedang terlelap di sampingnya. Pria itulah yang sudah berhasil merenggut mahkotanya yang paling berharga beberapa jam yang lalu.
Pria itu adalah Kaaran Dirga, seorang CEO playboy yang menurut rumor, selalu mengganti partner ranjangnya setiap malam. Kabarnya juga, Kaaran tidak pernah menggauli wanita yang sama lebih dari satu kali, dikarenakan setelah melakukan 'itu' dengan seorang wanita, pria itu menjadi tidak berhasrat lagi pada wanita tersebut.
Sementara itu, gadis cantik yang beberapa saat lalu sudah menjadi pelampiasan hasratnya mulai menggeliatkan tubuh mungilnya dengan pelan.
Auwh ... badanku, seluruh badanku rasanya pegal sekali. Tulang-tulangku rasanya mau patah. Rania mengeluh dalam batinnya.
Sst ... auwh ... ituku, ituku rasanya sakit sekali. Sangat perih. Keluhnya lagi dalam hati, sambil memejamkan matanya kuat-kuat menahan rasa sakit dan perih pada area V-nya.
Jika saja bukan karena ingin membayar hutang mendiang ayahnya yang akan jatuh tempo 3 hari lagi, Rania tidak akan sudi disentuh oleh pria menyebalkan yang sangat dibencinya itu.
Selama beberapa minggu terakhir, Kaaran memang sudah mengincar Rania, tapi gadis itu selalu saja menolaknya mentah-mentah. Hal itu membuat Kaaran menjadi sangat marah dan semakin merasa tertantang untuk mendapatkan gadis itu.
Rania adalah gadis pertama dan satu-satunya yang berani menolak tawaran untuk tidur bersamanya. Biasanya, para wanita lah yang datang lalu mengantri menunggu giliran untuk ditiduri oleh pria tampan super tajir, pewaris tunggal Galaxy Group tersebut.
Setelah berkali-kali mendapatkan penolakan, diam-diam Kaaran menyuruh anak buahnya untuk mencari tahu tentang Rania beserta keluarganya. Begitu tahu bahwa keluarga Rania memiliki banyak hutang di bank, dengan liciknya dia memanfaatkan kekuasaannya untuk memaksa pihak bank agar segera menagih hutang kepada keluarga Rania.
Rencana licik Kaaran benar-benar berjalan dengan sangat mulus dan hasilnya sesuai dengan apa yang dia inginkan.
Untuk segera melunasi hutang-hutang keluarganya, Rania terpaksa datang menyerahkan diri dan menerima tawaran pria itu. Karena jika tidak, rumah yang menjadi satu-satunya harta yang tersisa dari kebangkrutan akan disita oleh pihak bank.
Rania tidak ingin hal itu sampai terjadi. Dia tidak akan mungkin tega membiarkan ibu dan adiknya terlunta-lunta di jalanan karena tidak punya tempat tinggal. Sementara dirinya masih bisa melakukan sesuatu demi mencegah hal memilukan itu terjadi. Sekali pun dia harus mengorbankan kesuciannya. Demi keluarga tercinta, dia rela melakukan apa pun. Asalkan orang-orang tersayang tidak menderita.
Tugasku sudah selesai, sebaiknya aku segera pergi dari tempat ini. Batin Rania, sambil berusaha menurunkan tangan Kaaran dari atas tubuhnya dengan sangat pelan dan hati-hati. Takut pria itu tiba-tiba terbangun.
Rania bernapas lega setelah berhasil bangkit tanpa mengganggu tidur pria itu. Saat ini Rania sedang duduk dipinggir tempat tidur sambil menggoyang-goyangkan sedikit badannya yang terasa sangat sakit dan pegal.
"Sst ...." Rania memejamkan mata sambil menggigit sudut bibirnya ketika kembali merasakan perih di area V-nya.
Setelah merasa badannya sedikit mendingan, dia pun mulai mencari sesuatu yang tadinya tidak sengaja dia jatuhkan saat Kaaran tiba-tiba saja menerkamnya, bagaikan binatang buas yang sudah berminggu-minggu tidak menemukan mangsa.
Tadi di mana ya aku menjatuhkan cek itu?
Mata Rania mencari-cari selembar kertas yang bernilai sejumlah uang tersebut. Dia juga penasaran, kira-kira berapa banyak bayaran yang diberikan oleh Kaaran untuknya. Tadi dia belum sempat memeriksanya karena tiba-tiba saja dirinya langsung diterkam begitu saja oleh pria itu.
Semoga saja bayarannya cukup untuk melunasi semua hutang-hutang peninggalan ayah. Batinnya, harap-harap cemas.
Tiba-tiba mata Rania tertuju pada kertas selebaran berukuran kecil, berbentuk persegi panjang yang tergeletak di lantai, tepat di dekat kakinya.
Nah, ini dia.
Rania segera memungut cek itu. Dia ingin segera memeriksa berapa jumlah nominal yang tertera diatas cek tersebut. Matanya membulat ketika melihat angka yang begitu besar menurutnya.
Hah? Aku tidak salah lihat, 'kan? Li-li-lima ratus juta? Batinnya, tidak percaya. Rania mengucek kedua matanya, lalu mencubit pahanya keras-keras, takut kalau semua itu hanyalah mimpi.
Auwh sakit. Tidak. Aku tidak sedang bermimpi. Tuan Kaaran memang memberiku uang sebanyak ini. Ini sudah lebih dari cukup untuk melunasi semua hutang-hutang ayah. Bahkan masih tersisa setengahnya. Batinnya, senang sekaligus lega. Akhirnya, dia punya uang juga untuk membayar hutang senilai seperempat miliar tersebut.
Rania berbalik menatap Kaaran. Meski pun pria itu sangat menyebalkan dan sangat dia benci, tapi Rania sangat berterima kasih padanya.
Rania tersenyum tipis, lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Kaaran.
Cup. Mumpung Kaaran sedang terlelap, Rania pun memberanikan diri untuk menciumnya. Itu sebagai tanda terima kasihnya kepada pria itu.
"Terima kasih," bisiknya.
Usai berterima kasih, Rania pun menyimpan cek bayarannya itu ke dalam tasnya kemudian ingin segera memungut pakaiannya yang berserakan di lantai lalu memakainya kembali. Setelah itu, dia ingin segera meninggalkan hotel itu.
Namun, baru saja beberapa senti pantatnya terangkat dari atas kasur, tiba-tiba badannya tertarik ke belakang.
Bruk.
"Aah!" Rania terjatuh dan menimpa dada bidang Kaaran.
"Mau kemana, Sayang? Hem." Ternyata Kaaran yang menarik Rania. Pria itu ternyata cuma pura-pura tertidur sejak Rania mulai terjaga dari tidurnya karena tangannya yang mulai nakal kembali.
"Tu-Tuan, tugas saya ... su-sudah selesai, 'kan? Jadi ... saya ingin ... segera pulang ke rumah," jawab Rania gugup.
Rania berusaha melepaskan tangan Kaaran yang melingkar di atas perut langsingnya, namun sepertinya hal itu sangat sulit karena Kaaran memeluknya dengan sangat erat.
"Tot-tolong lepaskan saya, Tuan. Saya ... saya ingin pulang." Rania memohon agar Kaaran segera membebaskannya.
Bukannya melepaskan Rania, Kaaran malah dengan cepat sudah berada di atas tubuh mungil gadis itu.
"Tu-Tuan, ap-apa yang Anda lakukan?" tanya Rania, gugup. "Bub-bukannya tadi sudah?"
"Ini salahmu. Kamu sendiri yang sudah membangunkannya. Jadi, kamu harus bertanggung jawab." Dengan cepat dan penuh *****, Kaaran kembali menyerang Rania.
Rania sangat terkejut. Apa yang tuan Kaaran lakukan? Bukankah, dia tidak pernah melakukannya lebih dari satu kali dengan orang yang sama? Lalu apa ini?
Setelah berciuman selama beberapa menit, Rania pun mendorong wajah Kaaran menggunakan kedua tangannya. Dia benar-benar sudah kehabisan napas.
Hosh, hosh. Dengan napas yang masih terengah-engah, Rania tiba-tiba saja melontarkan dua buah kata yang dia sendiri tidak percaya bisa mengucapkan kalimat itu.
"Tuan, bayarannya?"
Mendengar ucapan Rania, Kaaran tersenyum miring, lalu segera bangkit dari atas tubuh gadis itu.
Gila. Kenapa aku bisa berkata seperti itu? Aku benar-benar sudah seperti wanita ******. Rania ... kamu benar-benar sudah gila karena uang. Sangat memalukan. Hiks.
Rania merutuki dirinya. Rasanya dia ingin me**mas-rem** bibirnya sendiri. Bisa-bisanya berkata seperti itu, benar-benar tidak tahu malu.
"Berapa banyak bayaran yang kamu inginkan, hm?" tanya Kaaran, sambil mengeluarkan selembar cek beserta pulpen dari dalam laci meja nakas.
Rania menggeleng. Dia tidak tahu harus meminta berapa banyak uang lagi pada pria itu. Yang tadi saja dua kali lipat dari jumlah uang yang dia butuhkan.
Melihat Rania menggeleng, Kaaran pun langsung mengisinya sendiri. "Apa ini cukup?" Kaaran memberikan cek kedua itu pada Rania.
Mata Rania membulat sempurna. Dia benar-benar tidak percaya Kaaran akan memberikan uang dua kali lipat dari bayaran yang pertama.
Tanpa menunggu aba-aba, Kaaran kembali menerkam gadis itu. Rania hanya bisa pasrah dan menerima semua perlakuan Kaaran.
Ronde kedua ini, Rania lebih menikmati semua permainan pria itu. Mungkin karena sekarang tubuhnya sudah jauh lebih rileks dari sebelumnya. Dia bahkan mengakui kalau Kaaran itu pemain yang sangat handal, berkali-kali dirinya dibuat melayang dan merem melek hingga permainan babak kedua mereka benar-benar usai.
Kaaran benar-benar sangat ahli dalam bidang yang satu itu, sehingga mungkin akan membuat Rania sulit untuk melupakan malam indah yang pernah mereka lalui bersama.
...----------------...
Tidak terasa hari sudah menjelang siang. Kaaran baru terjaga dari tidurnya. Ini pertama kalinya dia bermain dua ronde dalam satu malam, sehingga membuatnya kelelahan lalu akhirnya bangun kesiangan.
Sebelum membuka mata, dia meraba-raba kasur yang ada di sampingnya, mencari keberadaan Rania.
Hm, kosong? Apa dia sudah pergi? Batinnya, seraya membuka mata dan mengangkat sedikit kepalanya melihat bantal yang tadinya dipakai oleh Rania.
Pria itu segera bangkit dari pembaringannya. Dia tersenyum saat melihat bercak darah yang mengotori seprei putih yang membalut kasur tempat tidurnya.
"Aneh. Baru kali ini ada gadis yang mampu membuatku ingin melakukan itu dengannya lebih dari satu kali. Kenapa dia bisa begitu menggoda?" gumamnya, lalu beranjak turun dari tempat tidur kemudian berjalan menuju kamar mandi.
...----------------...
Setelah melunasi semua hutang-hutang keluarganya serta meninggalkan sejumlah uang untuk biaya kebutuhan hidup ibu dan adiknya untuk beberapa tahun ke depan, Rania pun memutuskan untuk secepatnya meninggalkan kota kelahirannya, yaitu kota Merkurius.
Dengan berbekalkan uang 500 juta yang dia simpan di dalam buku tabungannya, Rania ingin mencoba membuka lembaran baru di tempat lain. Bukan di Jepang seperti yang dia katakan pada ibunya saat pamit, namun di sebuah kota kecil dan terpencil yang sangat jauh dari kota tempat dia lahir dan dibesarkan.
Rania meninggalkan kota kelahirannya karena dia tidak ingin lagi bertemu dengan Kaaran, pria menyebalkan yang sudah menukar kesuciannya dengan sejumlah uang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Desrina Tobing
hi KK,, baruu nyimak mayaan menarik juga ceritanyaaklo bolee tauu ni novel duluan terbit ea KK baruuu cerita raniaku cnduku 😊
2022-07-04
0
Arin
mampir ach spertny menrik...😍
2022-06-16
0
Shakila Rassya Azahra
cerita sama tapi beda versi sama yg onoh 🤔
2022-05-28
0