Beberapa hari kemudian.
Seorang pria mengenakan setelan jas hitam, lengkap dengan kacamata hitam baru saja keluar dari kediaman keluarga Blanco. Pria itu berjalan memasuki mobil hitam mewah mengkilat yang terparkir tepat di depan pintu gerbang rumah besar itu.
"Maaf, Tuan. Menurut penjelasan nyonya Dian, saat ini nona Rania sedang berada di Jepang, Tuan," jelas William, asisten pribadi Kaaran.
"Apa?!" Suara keterkejutan Kaaran memenuhi seisi mobil. Berpuasa selama tiga hari sudah berhasil membuat kepalanya atas dan bawah nyut-nyutan. Semua itu gara-gara Rania, setelah menghabiskan malam waktu itu bersamanya, Kaaran menjadi tidak berhasrat lagi pada wanita lain. Secantik, sese*si, dan semontok apa pun wanita yang dibawah ke hadapannya, tidak ada satu pun yang mampu membuat adik kecilnya berdiri tegak, tetap saja loyo.
Tapi, jika dia mengingat malam indah yang pernah dia lalui bersama Rania, Kaaran menjadi semakin ingin melakukannya lagi dengan gadis itu.
"Will, apa kamu yakin, mereka tidak membohongi kita?" tanya Kaaran, ingin memastikan. Dia tidak mau percaya begitu saja kalau Rania sudah pergi meninggalkan kota itu dan terbang ke negeri Sakura.
"Tidak, Tuan. Mereka tidak berbohong, saya sudah masuk dan memeriksanya sendiri. Di dalam kamar nona Rania, isi lemarinya sudah hampir kosong," jelas William.
"Sial! Kurang ajar!" Kaaran terlihat sangat geram dan semakin frustasi. Dia menonjok-nonjok jok mobil yang ada di hadapannya. "Aku tidak menyangka, setelah memberikannya begitu banyak uang, dia malah pergi ke tempat yang jauh."
Sial. Benar-benar sial. Mau sampai kapan lagi perempuan itu membuatku berpuasa? Batin Kaaran.
Ini saja sudah membuat kepalanya pusing dan stress, bagaimana nanti, kalau harus menahan hasratnya lebih lama lagi.
Melihat tingkah aneh tuannya, William hanya bisa terdiam dan tidak bisa berbuat apa-apa. Ini pertama kalinya dia melihat tuannya itu terlihat sangat frustasi gara-gara seorang wanita.
"Will, cepat utus beberapa orang untuk menyusul Rania ke Jepang. Aku tidak mau tahu, pokoknya kalian harus segera menemukan Rania dan membawa dia secepatnya ke hadapanku, bagaimana pun caranya," titah Kaaran.
"Baik, Tuan."
...----------------...
Beberapa minggu kemudian, seorang pria terlihat sedang mengobrak-abrik meja kerjanya. Pria itu terlihat sangat murka karena orang-orang suruhannya tidak kunjung menemukan gadis yang dia cari selama beberapa minggu ini.
"Kenapa kerja kalian tidak becus! Mencari seorang gadis saja kalian tidak bisa! Percuma aku menggaji kalian mahal-mahal! Lebih baik kalian semua aku pecat!" teriaknya pada beberapa orang pria yang berbaris rapi tidak jauh dari depan mejanya kerja nya.
Para pria itu tidak bisa berkata apa-apa untuk membela diri, mereka semua hanya bisa menunduk dan merasa bersalah karena gagal menjalankan tugas.
Akhir-akhir ini sikap tuan mereka memang banyak berubah, bahkan bisa dibilang berubah 180 derajat. Sekarang, tuannya itu lebih mudah marah, cepat tersinggung, bahkan terkesan sangat kejam. Padahal sebelumnya tidak begitu.
Kaaran dulunya adalah panutan bagi para karyawan-karyawannya. Tampan, cerdas, baik hati, ramah, dermawan, dan berdedikasi tinggi. Tidak heran jika dia bisa meneruskan bisnis orang tuanya hingga bisa berkembang semakin pesat dan sesukses sekarang ini.
Hanya saja, ada satu sifat buruknya yang tidak patut dijadikan sebagai contoh, yaitu sifat playboy-nya yang suka bergonta-ganti pasangan. Jika dia sudah menunjuk seorang wanita untuk melayaninya, maka wanita itu harus patuh pada perintahnya dan tidak boleh menolak. Karena jika sampai ditolak, dia akan menampakkan sifat liciknya yang menghalalkan segala cara untuk membuat gadis yang diinginkannya itu tidur dengannya, seperti halnya Rania.
Orang-orang suruhannya sudah mencari Rania di Negeri Sakura, tapi gadis itu tidak ada disana. Mereka bahkan sudah mencarinya sampai di sudut-sudut Jepang, tapi Rania memang benar tidak ada disana. Beberapa orang suruhannya juga sudah mencari di beberapa titik kota di dalam negeri, tapi gadis itu tidak ada di mana pun. Entah kemana perginya, belum ada yang bisa menemukannya. Bahkan orang terdekatnya pun tidak ada yang tahu di mana dia berada saat ini, karena setelah kepergiannya, nomornya tidak bisa lagi dihubungi.
"William! Pasang foto Rania di berbagai media online mau pun media offline! Katakan, siapa pun yang bisa menemukannya dan membawanya ke hadapanku dalam keadaan baik-baik saja dan tidak lecet sedikit pun, aku akan memberikannya satu saham di perusahaanku! Mengerti?!" tegas Kaaran.
Kaaran merupakan pengusaha terkaya pewaris tunggal Galaxy Group, perusahaan terbesar dengan cabang terbanyak di seluruh pelosok negeri ini. Kantor cabang perusahannya ada di mana-mana, hampir ada di seluruh titik kota. Memberikan satu saham pada orang yang menemukan Rania tidak akan membuatnya bangkrut, apalagi jatuh miskin.
"Baik, Tuan," jawab William.
Tuan Kaaran benar-benar tidak main-main lagi. Sejauh ini aku sudah bisa mengambil kesimpulan, bahwa nona Rania memiliki tempat yang spesial di hati tuan Kaaran. Batin William.
...----------------...
Sudah lebih dari setengah tahun orang-orang suruhan Kaaran mencari Rania, tapi belum ada yang mampu menemukan keberadaan gadis itu. Gadis itu benar-benar menghilang tanpa jejak. Bahkan foto yang dipasang di berbagai media dengan hadiah yang fantastis itu pun tidak membuahkan hasil sama sekali.
Sebenarnya kamu ada dimana Rania? Lama-lama aku bisa gila kalau begini. Batinnya.
Pagi itu Kaaran sedang duduk di atas kursi kebesarannya. Dia mengusap wajahnya dengan kasar karena hingga detik ini tidak ada yang mampu menemukan keberadaan gadis pujaan hatinya.
Berpuasa selama berbulan-bulan membuat emosi Kaaran menjadi semakin labil. Sedikit-sedikit marah-marah, sangat mudah sekali tersinggung, hingga semakin hari dia semakin kejam dan dingin pada karyawan-karyawanya, apalagi pada mereka yang sudah membuat kesalahan, pasti langsung dipecat. Begitu pun dengan saingan bisnis yang sudah berani membuatnya tersinggung sedikit saja, pasti langsung dibuat bangkrut dalam sekejap tanpa mengenal kata ampun.
Tok tok tok. Seseorang tiba-tiba saja mengetuk pintu ruangannya, sehingga membuat Kaaran tersadar dari lamunannya.
"Masuk!" teriak Kaaran, sambil memperbaiki posisi duduknya.
Tidak lama kemudian, seorang pria paruh baya perut buncit berkepala botak mengkilat berjalan memasuki ruangan Kaaran. Pria tua itu adalah kakak tiri dari ibu kandung Kaaran.
"Cih, aku tidak menyangka, ternyata Paman masih berani muncul dan menampakkan batang hidung lagi di hadapanku," ucap Kaaran, dengan nada sinis disertai tatapan dingin.
Ini pertama kalinya kakak tiri ibunya itu datang menemuinya setelah beberapa tahun lalu menghilang setelah membawa kabur salah satu aset perusahaan cabang Galaxy Group.
"Tenang, Kaaran. Tenang. Paman datang kemari karena membawa kabar gembira untukmu." Pria paruh baya bernama Boron itu berjalan mendekat ke arah Kaaran, tanpa terlihat adanya rasa bersalah dan penyesalan sedikit pun di wajahnya setelah menipu keponakannya sendiri. Justru malah sebaliknya, dia terlihat sangat sumringah.
"Kabar gembira apa?! Cepat katakan!" Kaaran menatap tajam ke arah rubah tua jantan tersebut.
Tidak gentar sedikit pun dengan bentakan Kaaran, Boron malah duduk manis di atas sofa, sambil tersenyum lebar ke arah pemilik ruangan tersebut.
"Paman datang kemari karena membawa berita tentang gadis yang kamu cari-cari selama ini, Kaaran. Gadis itu bernama Rania, bukan?" jawabnya dengan santai, sambil menyilangkan kedua kakinya.
Mendengar nama Rania disebut, Kaaran langsung berdiri dari duduknya. Dia segera berjalan menghampiri pamannya itu.
Darimana paman Boron tahu kalau gadis yang aku cari selama ini bernama Rania? Aku 'kan tidak pernah membocorkan identitas Rania dimana pun, hanya fotonya saja. Batinnya, heran.
"Katakan, Paman. Apa Paman tahu dimana Rania berada?" tanya Kaaran, begitu berantusias.
Boron tersenyum. "Tentu saja. Paman juga sudah sering bertemu dengan gadis itu."
"Benarkah, Paman?" Kaaran semakin mendekati Boron, lalu mengguncang tubuh pria paruh baya itu. "Katakan, Paman! Katakan! Dimana Rania sekarang?!"
"Tenang, Kaaran. Tenang. Duduklah dulu." Kaaran menurut apa kata Boron. Dia lalu duduk di seberang meja pamannya itu.
"Sekarang cepat katakan, Paman." Kaaran menjadi semakin tidak sabar. Setelah menemukan titik terang tentang keberadaan Rania, dia merasa rindunya malah semakin membuncah.
"Baiklah, baiklah. Paman akan mengatakannya. Tapi terlebih dahulu, kamu harus mengingat apa yang sudah kamu janjikan sebelumnya."
"Masalah itu, Paman tenang saja. Jika Paman benar-benar bisa membawa Rania ke hadapanku, aku akan memberikan salah satu saham mana pun yang Paman inginkan. Bahkan saham nomor 2 terbesar pun, aku rela memberikannya pada Paman."
"Tidak , Kaaran. Paman tidak butuh sahammu. Paman hanya butuh uang 20 miliar."
Kaaran menatap Boron dengan tatapan heran. Saham terkecilnya saja memiliki aset berlipat-lipat ganda dari itu, apalagi yang lebih besar. Kenapa pamannya itu malah menolak sahamnya lalu hanya meminta uang senilai 20 miliar saja.
"Apa Paman yakin tidak mau saham dan malah lebih memilih uang 20 miliar saja?" tanya Kaaran, ingin memastikan.
"Iya, Paman yakin. Di usia Paman yang sudah bau tanah seperti ini, Paman tidak ingin menjadi pengusaha lagi. Paman hanya ingin hidup tenang dan menikmati hidup," jelas Boron. Kaaran hanya bisa mengangguk-ngangguk kepala menanggapinya.
"Jika Paman membawa Rania ke hadapanmu sekarang juga, apa kamu akan memberikan Paman uang 20 miliarnya itu sekarang juga?" tanya Boron, ingin memastikan.
"Tentu saja, Paman. Tentu saja." Kaaran terlihat sangat bersemangat sekali ingin menyakinkan Boron. Semakin cepat dia bertemu dengan Rania maka semakin bagus.
"Baiklah." Boron tersenyum puas mendengar jawaban Kaaran. Pria tua itu lalu menjentikkan jarinya memberikan kode kepada seseorang agar segera memasuki ruangan tersebut.
Ceklek. Seorang wanita cantik berambut panjang, mengenakan mini dress berwarna putih berjalan memasuki ruangan, lalu menghentikan langkah dan berdiri tidak jauh dari pintu.
"Rania," gumam Kaaran dengan mata berbinar. Dia segera bangkit dari duduknya ingin segera membawa Rania ke dalam pelukannya. Namun tiba-tiba saja Boron menahannya.
"Tunggu dulu. Sebelum kalian berdua saling melepas rindu, berikan dulu uangnya pada Paman."
Dengan cepat Kaaran mengeluarkan selembar cek lalu ingin mengisi cek tersebut dengan angka sesuai dengan nominal uang yang diminta oleh Boron. Namun tiba-tiba saja pamannya itu kembali mencegahnya.
"Tunggu dulu Kaaran, Paman tidak mau cek, Paman mau uang tunai."
Kaaran mendengus kasar. Pria tua ini benar-benar sangat merepotkan. Rania sudah di depan mata, tapi belum boleh di sentuh. Selalu saja dihalangi olehnya.
"Halo, Will. Bawa uang tunai sebesar 20 miliar ke ruanganku. Aku beri kamu waktu 15 menit saja untuk mengantarkannya, tidak boleh lewat sedetik pun," titah Kaaran melaui telepon.
"Bab-baik, Tuan," jawab William.
Di tempat lain, William mengelus dada mendengar ucapan bos gilanya itu. Bagaimana mungkin uang 20 miliar bisa dicairkan dalam waktu 15 menit saja? Tapi bukan William namanya kalau tidak bisa menyelesaikan misi yang diberikan oleh Kaaran tepat waktu.
Berselang 15 menit kemudian, William bersama beberapa orang pengawal datang membawa dua buah koper yang sudah diisi dengan uang tunai sebanyak yang Kaaran minta.
Setelah mengambil uangnya, Boron terburu-buru meninggalkan ruangan Kaaran.
"Selamat bersenang-senang!" teriak Boron saat berada di ambang pintu seraya menarik dua buah koper berisi uang tadi.
Kini tinggal Kaaran dan Rania yang berada di dalam ruangan itu. Perlahan tapi pasti, Kaaran mulai berjalan menghampiri Rania. Rindunya pada sang pujaan hati tidak bisa terbendung lagi. Kaaran menarik tangan Rania untuk duduk di sofa, lalu dia mendudukkan gadis itu di atas pangkuannya.
Perlahan-lahan Kaaran mulai melepaskan kerinduannya yang sudah lama terpendam. Namun saat keduanya tengah bercumbu mesra, tiba-tiba Kaaran mendorong wanita itu hingga terjatuh ke lantai.
"Siapa kamu?!!!" teriak Kaaran, sambil menunjuk gadis itu dengan penuh amarah. "Kamu bukan Rania! Katakan! Siapa kamu sebenarnya?!"
Gadis itu gemetar ketakutan. Dia lalu bersimpuh di dekat kaki Kaaran memohon pengampunan. "Maaf, Tuan. Saya hanya menjalankan tugas dari tuan Boron. Mohon ampuni saya, Tuan. Saya hanya disuruh."
"Jelaskan, kenapa wajah kamu bisa sama persis dengan wajah Rania?!"
Gadis itu pun kemudian menjelaskan jika beberapa bulan lalu Boron membawanya ke luar negeri untuk melakukan operasi plastik.
"Boron Sialan!!! Bedebah! Berani-beraninya dia menipuku lagi. Awas kamu tua bangka! Aku tidak akan membiarkan kamu lolos lain kali," geram Kaaran.
...----------------...
Sementara itu, di waktu yang sama, Rania asli sedang dilarikan ke rumah sakit oleh seorang pria muda dalam keadaan perut yang sudah sangat membesar. Dia terlihat sangat gelisah dan sesekali meringis kesakitan.
"Tenang, Rara, tenang. Tarik napas ... keluarkan. Tarik napas lagi ... keluarkan lagi." Rania yang kini sudah berganti nama menjadi Rara segera mengikuti instruksi dari pria tersebut. "Sebentar lagi kita akan segera sampai di rumah sakit, kamu tahan, ya?"
Beberapa jam kemudian.
"Selamat ya, Rara. Bayimu sangat sehat, mereka juga terlihat sangat tampan dan sangat cantik sepertimu. Kamu ingin memberi mereka nama siapa?" tanya Aditya, laki-laki yang membantu membawa Rania ke rumah sakit saat ingin melahirkan.
Aditya adalah atasan Rania. Pemuda itu adalah pemilik toko tekstil tempat Rania bekerja di kota Pluto.
"Terima kasih, Kak Adit." Rania tersenyum. "Saya sudah menyiapkan nama untuk mereka berdua sejak 2 bulan yang lalu. Begitu saya tahu kalau bayi saya sepasang bayi kembar, saya segera mencarikan nama yang bagus untuk mereka berdua."
"Oh, ya? Aku jadi penasaran, kamu menamai mereka berdua dengan sebutan apa?" tanya Aditya, benar-benar penasaran.
"Saya menamai Zoeanna Blanco untuk yang perempuan dan Zacky Blanco untuk yang laki-laki. Kita semua nanti bisa memanggil mereka dengan panggilan Zoe dan Zack," jelas Rania, lalu mencium bayi kembarnya secara bergantian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Desrina Tobing
kerannn air cari k planet plutoo orng tuu,, ni novel bisaa menghibur 🤣🤣🤣🤣
2022-07-04
0
Arin
haha sy pling suka klo baca novel yg seorng Casanova tpi klo dia udh ktmu pwngny klo mau berhbngn sm yg lain brungy gmau bngun🤣ya lagian si keran bisa"nya langsung percya sama pmnya yg seorng pnjhat
2022-06-16
0
Shakila Rassya Azahra
ga bakalan ketemu rania orang di pluto 🤔 ayo kaaran semangat nyari ranianya.
2022-05-28
0