Aku Anakmu Papa

"Zoe ... Zoe putriku ...." Rania menjatuhkan dirinya dan terduduk dengan lemas di tanah. Air matanya seketika ikut terjatuh.

Kenapa aku ceroboh sekali? Kenapa aku bisa melupakan putriku? Aku berusaha keras menyembunyikan Zack agar dia tidak sampai bertemu dengan papa kandungnya. Tapi aku justru melupakan Zoe. Semoga saja Zoe tidak bertemu dengan orang itu.

"Mama jangan menangis. Zack akan mencoba untuk menghubungi kakak Zoe." Zack mengusap air mata di pipi mamanya sambil berusaha untuk menenangkannya.

Meski pun Zack terkadang cengeng dan manja, tapi gaya bicara dan cara berpikirnya dalam menghadapi sebuah masalah, sudah seperti orang dewasa, begitu pula dengan Zoe.

Rania mencium sebelah tangan Zack. Dia sangat bersyukur bisa memiliki kedua anak kembarnya. "Iya, Sayang. Cepat hubungi kakakmu. Mama sangat khawatir."

Zack mulai menghubungi Zoe menggunakan jam tangan canggihnya. Tidak lama kemudian, Zoe pun menjawab panggilan Zack.

"Kenapa kalian meninggalkanku sendirian di sini?" Pertanyaan itu langsung dilontarkan oleh Zoe ketika menjawab panggilan telepon dari Zack. Gadis kecil itu terlihat cemberut karena ditinggalkan begitu saja di dalam gedung tanpa pamit.

Sebenarnya tidak masalah jika Zoe ditinggal. Dia anak yang sangat cerdas, tidak penakut, mandiri, dan pemberani. Pastinya nanti dia bisa pulang ke rumah dalam keadaan selamat tanpa perlu dijemput.

Hanya saja, yang membuat Rania sangat khawatir adalah, kemungkinan Zoe akan bertemu dengan Kaaran sangat besar jika gadis kecil itu masih tetap berada di sana. Bagaimana jika Zoe menarik perhatian Kaaran karena wajah Zoe dan Rania terlihat sangat mirip, bak pinang dibelah dua. Apalagi tadi William sudah mengetahui identitas Zack. Bisa jadi William juga bisa langsung mengetahui identitas Zoe ketika melihat gadis kecil itu.

"Zack, biar Mama yang bicara dengan kakakmu." Rania mengarahkan layar jam tangan Zack ke wajahnya, Air matanya kembali menetes ketika melihat wajah putrinya di layar kecil jam tangan canggih tersebut.

"Maafkan Mama, Zoe ... Mama tidak bermaksud meninggalkan kamu, Sayang. Tadi kamu lihat sendiri 'kan betapa paniknya Mama saat dikejar oleh banyak orang," jelas Rania. Dia tidak mau putrinya itu sampai marah padanya.

"Iya, Zoe tahu, Ma. Mama tenang saja, Zoe pasti bisa pulang ke rumah dalam keadaan baik-baik saja nanti," ucap Zoe. "Kenapa Mama menangis? Apa Mama tidak malu pada Zoe? Zoe saja yang sudah kalian tinggal sendiri di sini tidak menangis."

Rania mengusap air matanya lalu tersenyum lebar ketika mendengar Zoe menghiburnya. Gadis kecil itu bukan hanya genius, tapi gaya bicaranya sudah seperti anak gadis yang berusia 20 tahunan.

"Tidak Zoe, Mama tidak akan membiarkan kamu pulang ke rumah sendirian, Nak. Mama takut terjadi apa-apa padamu. Sekarang, cepat keluar dan tinggalkan tempat itu. Nanti kami akan datang menjemputmu setelah kami mendapatkan taxi."

"Tidak bisa, Ma. Mama lah yang harus secepatnya pergi dari situ, karena sekarang, Mama dalam bahaya, orang-orang itu sudah keluar mencari Mama kembali." Dari kejauhan, Zoe memperhatikan gerak-gerik para pengawal Kaaran yang satu per satu mulai berlarian keluar dari dalam gedung.

Rania terdiam dan berpikir sejenak. Sejujurnya dia merasa berat meninggalkan Zoe sendirian di sana. Tapi jika dirinya dan Zack tidak segera pulang, mereka berdua bisa saja tertangkap. Dan otomatis, Zoe juga pasti ikut tertangkap jika mereka berdua tertangkap. Jika sudah seperti ini, Rania tidak punya pilihan lain lagi selain menuruti apa kata Zoe.

"Baiklah, Sayang. Kami bertiga akan segera pulang ke rumah. Kamu yakin bisa menjaga dirimu dengan baik?"

"Iya, Ma. Mama tidak usah khawatir. Zoe pasti bisa menjaga diri dengan baik." Zoe berusaha meyakinkan Rania.

"Kakak Zoe, jika kamu dalam bahaya, jangan lupa tekan mode bahaya yang ada pada jam tanganmu. Dan jangan lupa juga, tetap nyalakan GPS mu agar kami bisa selalu memantau keberadaanmu," tambah Zack berpesan.

Zoe mengangguk. "Kalian juga jaga diri baik-baik. Cepatlah cari taxi dan segera pulang ke rumah secepatnya."

Setelah memutus sambungan teleponnya dengan Zoe, Rania segera menghentikan taxi untuk mengantar mereka bertiga pulang ke rumah.

...----------------...

Beberapa saat kemudian.

Keadaan sudah kembali normal di dalam gedung. Tapi untuk sementara acara penyerahan hadiah masih belum bisa dilanjutkan karena mood Kaaran tiba-tiba saja memburuk.

Zoe si gadis kecil yang sangat cerdik dan pemberani diam-diam memperhatikan gerak-gerik Kaaran dari kejauhan. Dia penasaran, kenapa pria itu sangat ingin menangkap mamanya.

Secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi, Zoe semakin lama semakin mendekat ke arah Kaaran. Bahkan gadis kecil itu sudah melihat wajah papa kandungnya dengan sangat jelas.

Kenapa wajah paman itu terlihat sangat mirip dengan wajah Zack, ya?

Tunggu dulu. Paman itu tadi mengejar-mengejar dan sangat ingin menangkap mama. Hm ... jangan-jangan?

Ting. Lampu menyala. Seketika mata Zoe ikut membulat. Sepertinya gadis kecil itu bisa mengambil satu kesimpulan berdasarkan apa yang dia lihat dan amati sedari tadi.

Jangan jangan, paman itu adalah papa kami. Wajah Zack benar-benar terlihat sangat mirip dengan wajah paman itu, sedangkan wajahku sangat mirip dengan wajah mama. Ya, tidak salah lagi, paman itu pasti papa kandung kami.

Zoe memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyiannya.

Aku harus segera menghampiri papa sekarang. Aku akan bilang padanya kalau aku dan Zack adalah anaknya.

Zoe berjalan menghampiri Kaaran yang terlihat sedang duduk termenung memikirkan sesuatu. Gadis kecil itu sudah berdiri tepat di hadapan Kaaran tapi pria itu masih belum juga menyadari keberadaannya.

"Papa!" Zoe memanggil Kaaran dengan wajah yang sudah dihiasi dengan senyuman termanisnya.

Kaaran mendongak, menatap gadis kecil yang sangat cantik, imut, dan lucu sedang berdiri tepat di hadapannya.

Apa yang anak kecil ini katakan? Dia memanggilku. apa tadi? Papa? Apa aku tidak salah dengar?

Tapi tunggu dulu, wajah anak ini mengingatkanku pada Rania. Wajah mereka berdua terlihat sangat mirip. Apa jangan-jangan dia putri Rania? Batin Kaaran.

Melihat Kaaran terbengong, Zoe kembali memanggilnya dan masih dengan ekspresi yang sama. "Papa."

"Eh? Gadis kecil, kamu memanggilku dengan sebutan apa tadi? Papa?" tanya Kaaran kebingungan.

"Iya, aku adalah anakmu, Papa," jawab Zoe.

"Anakku?" Kaaran masih menatap Zoe dengan kebingungan. "Gadis kecil, siapa namamu?"

"Namaku Zoe, Zoeanna Blanco."

Zoeanna Blanco? Dari namanya, aku yakin, anak ini memang benar-benar putri Rania.

Kaaran merasa jantungnya mulai berdebar cepat. Apa mungkin anak ini adalah anakku juga? Hasil dari hubungan kami waktu itu.

"Si-siapa nama ibumu?" tanya Kaaran, ingin memastikan terlebih dahulu sebelum mengambil kesimpulan.

"Nama mamaku Rara Blanco, Papa."

"Kenapa namanya Rara Blanco? Kenapa bukan Rania Blanco?" Kaaran merasa sedikit kecewa karena berpikir dugaannya tidak benar.

Apa mungkin selama ini Rania memiliki saudara kembar? Jika memang benar Rania memiliki saudara kembar, berarti anak ini bukanlah putriku.

"Tuan." William datang menghampiri mereka berdua.

Eh? Siapa gadis kecil ini? Wajahnya terlihat sangat mirip dengan wajah nona Rania. William menatap Zoe baik-baik.

Astaga. Jangan-jangan dia juga putri tuan Kaaran. Tuan muda kecil terlihat seumuran dengan gadis kecil ini. Apa mungkin mereka saudara kembar? Batin William, mencoba menebak-nebak.

"Ada apa, Will?" tanya Kaaran. "Apa anak buahmu sudah kamu perintahkan untuk keluar mencari Rania?"

"Sudah, Tuan," jawab William. "Kalau boleh tahu siapa gadis kecil ini, Tuan? Wajahnya terlihat sangat mirip dengan wajah nona Rania."

"Aku juga tidak tahu, Will. Anak ini mengaku sebagai putriku, tapi nama ibunya bukan Rania, melainkan Rara."

Apa mungkin dugaanku benar? Tuan Kaaran memiliki anak kembar laki-laki dan perempuan dari nona Rania. Soal nama yang berbeda, bukankah identitas sangat gampang sekali dirubah. Apalagi selama ini nona Rania memang sengaja kabur dan ingin bersembunyi darinya. Pasti nona Rania tidak ingin identitasnya terbongkar, jadi dia sengaja mengubah namanya menjadi Rara. Tapi bagaimana gadis kecil ini bisa tahu kalau tuan Kaaran adalah papanya? Tidak mungkin 'kan nona Rania yang memberitahukannya sendiri kepada putrinya.

"Tuan. Sebelum saya mengatakan hal ini, terlebih dahulu saya ingin meminta maaf kepada Anda," ucap William.

"Katakan saja, Will. Ada apa?" Kaaran mendongak menatap asisten pribadinya tersebut.

"Begini, Tuan. Tadi saya melihat dengan jelas kalau anak laki-laki yang dibawa kabur oleh nona Rania wajahnya terlihat sangat mirip dengan wajah Anda, Tuan."

"Apa maksud dari ucapanmu, Will? Coba katakan dengan jelas. Aku tidak suka menebak-nebak." Kaaran memperbaiki posisi duduknya, ingin menyimak dengan baik ucapan William.

"Saya pikir, anak laki-laki tadi adalah hasil dari hubungan Anda dengan nona Rania malam itu, Tuan." William kembali menjelaskan.

"Kamu bilang, anak laki-laki yang kabur bersama Rania tadi adalah putraku?" tanya Kaaran masih tidak percaya.

"Iya, benar, Tuan. Dan saya pikir, gadis kecil ini memang benar adalah putri Anda juga." William menunjuk Zoe yang masih berdiri di depan Kaaran. "Menurut dugaan saya, mereka berdua sepertinya saudara kembar, Tuan."

Apakah yang dikatakan William semuanya benar? Aku punya sepasang anak kembar yang terlahir dari rahim Rania?

Kaaran berbalik menatap Zoe. Matanya sudah berkaca-kaca karena bahagia. Meski pun dia belum membuktikannya dengan akurat, tapi yang membuat Kaaran yakin karena wajahnya dengan wajah putranya sangat mirip.

"Gadis kecil, apa benar, kamu adalah putriku?" Kaaran menatap Zoe lekat-lekat.

"Iya, aku ini anakmu, Papa," jawab Zoe.

Kenapa cara berpikir papa sangat lambat? Paman itu saja bisa langsung mengenali aku bersama Zack, kenapa papa tidak bisa? Aneh hem.

Terpopuler

Comments

Naraa 🌻

Naraa 🌻

emg Zoe papamu lemott

2023-10-01

0

Desrina Tobing

Desrina Tobing

anakmuu ngatain kmuu kerjaan air lmbaat otakny loading 🤣🤣🤣🤣🤣

2022-07-04

0

Titi

Titi

papa kamu berpikir lambat ragu2 karena mama kamu ganti nama jadi Rara,jadi takut salah orang ya nak bukan gk mau mengakui kamu sebagai anak'y 🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣

2022-06-23

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!