Bertemu Kembali

5 Tahun Kemudian.

"Papa! Papa! Berhenti, Papa!" teriak seorang anak laki-laki berumur 5 tahun. Dia adalah Zack, putra bungsu Rania.

Tak, tuk, tak! Klontang!  Suara berisik itu berasal dari tangga, lalu yang terakhir yang paling berisik suaranya berasal dari lantai bawah.

Zack mengangakan mulut bersamaan dengan membulatnya matanya lebar-lebar. "PAPA!!!" pekiknya, lalu menangis sejadi-jadinya.

Mendengar suara teriakan Zack, Rania segera berlari keluar dari kamar. Dengan panik dia berlari menghampiri putranya. "Zack ...! Zack! Ada apa, Sayang?!"

"Huhuhu! Papa jatuh dari tangga, Ma," jawab Zack, sambil menangis dan menunjuk robot buatannya yang jatuh ke lantai bawah.

Zacky Blanco atau Zack, meski pun dia baru berumur 5 tahun, tapi bocah kecil itu sangat genius. Dia sangat ahli dalam membuat robot, menciptakan berbagai macam sistem, dan merakit berbagai macam alat dan mesin elektronik.

Sudah banyak robot, sistem, dan mesin yang dia ciptakan untuk memudahkan pekerjaan rumah tangga Rania. Mulai dari robot penghisap debu, robot pencuci piring, robot pengepel, robot pengingat, mesin pencuci pakaian, mesin pemanggang roti, perebus telur, pembuat kue, dan masih banyak yang lainnya.

Bahkan sebelum memasuki rumah mereka, orang-orang yang datang akan disambut oleh sistem pemindai identitas. Sistem yang fungsinya untuk melaporkan kepada si pemilik rumah identitas tamu mereka sebelum mereka membukakan pintu kepada tamu tersebut.

Rania juga heran, kenapa putranya itu bisa sangat cerdas sekali. Jangankan anak-anak seusia Zack, bahkan kecerdasan orang dewasa kebanyakan pun jauh dibawah kecerdasan otak bocah itu.

Bukan hanya genius, Zack juga terlihat sangat imut dan menggemaskan. Wajahnya yang sangat tampan, sama persis dengan wajah ayah kandungnya. Zack merupakan Kaaran versi junior. Tidak bisa dipungkiri, wajah anak itu benar-benar copy-an dari wajah seorang Kaaran Dirga. Hal itu lah yang membuat Rania tidak bisa melupakan Kaaran. Dia merasa seperti melihat Kaaran setiap hari.

"Sudah, Sayang, jangan menangis. Kamu 'kan masih bisa memperbaikinya nanti," bujuk Rania, lalu memeluk Zack untuk menenangkannya.

"Ada apa sih, Ma? Kenapa Adik menangis?" tanya Zoe. Gadis kecil yang sangat cantik, imut dan lucu, versi Rania junior. Dia tiba-tiba saja keluar dari studio musiknya ketika mendengar adik kembarnya berteriak dan menangis.

Zoeanna Blanco atau biasa dipanggil Zoe, adalah seorang youtuber cilik yang memiliki jutaan subscriber. Suara indahnya berhasil menaklukkan hati setiap orang yang pernah mendengarkan suara nyanyiannya. Dia bahkan dijuluki 'Suara Malaikat Dari Surga' oleh para penggemarnya.

Bermodalkan suara emas dan kelihaiannya dalam memainkan alat musik versi mini, gadis kecil itu mampu meraup pundi-pundi rupiah sebanyak puluhan hingga ratusan juta rupiah per bulannya lewat konten-konten musiknya di youtube.

Hal itu membuat perekonomian Rania berangsur-angsur membaik sejak 2 tahun silam. Bahkan sekarang mereka tidak perlu lagi tinggal di dalam unit apartemen tipe studio yang sempit karena mereka sudah mampu membeli rumah yang jauh lebih besar dan luas serta bertingkat.

Sekitar hampir 6 tahun yang lalu, saat Rania pertama kali menginjakkan kakinya di kota Pluto, yang pertama kali dia cari adalah tempat tinggal. Berbekalkan uang yang dia bawa saat itu, dia membeli sebuah unit apartemen tipe studio dengan harga 300 jutaan. Meskipun apartemennya lumayan sempit, tapi tidak apa-apa, yang penting saat itu dia sudah punya tempat tinggal tetap dan tidak perlu lagi pusing memikirkan biaya sewa setiap bulannya.

Kembali ke Zoe, cita-cita gadis kecil itu adalah, dia ingin menjadi musisi hebat sekaligus komposer ternama dunia di masa yang akan datang. Di usianya yang masih sangat dini, gadis kecil itu sudah mampu menguasai banyak sekali alat musik. Bahkan dia sudah menciptakan beberapa buah lagu lengkap dengan instrumen musiknya sendiri, yang kemudian dia buat menjadi beberapa buah album. Gadis kecil itu kelewat cerdas untuk anak seusianya. Jangankan untuk anak seusianya, musisi-musisi senior pun dibuat minder oleh gadis kecil itu.

"Robot Papa, Zack jatuh, Sayang," jawab Rania, lalu beralih pada putranya yang masih menangis. "Zack sayang, ayo kita turun dan perbaiki."

Rania menggandeng tangan Zack yang masih menangis berjalan menuruni anak tangga. Sebelum mereka sampai di lantai bawah, seorang laki-laki berperawakan tinggi tegak berbadan atletis tiba-tiba muncul di lantai bawah.

"Apa yang terjadi, Rara? Kenapa Zack menangis? Dan, suara berisik apa tadi itu?" tanya Aditya. Pria itu memberondongi Rania dengan berbagai macam pertanyaan.

Tiba-tiba pandangan Aditya tertuju pada Robot Papa yang tergeletak di lantai. "Astaga! Apa yang terjadi? Kenapa Robot Papa seperti ini?"

Aditya segera berlari menghampirinya lalu mengangkat robot yang berukuran tinggi satu setengah meter tersebut. Untung saja robotnya tidak hancur. Hanya saja, mungkin ada yang rusak karena robot itu terlihat error dengan kepala yang terus berputar dan suara yang terputus-putus tidak jelas.

"Robot Papa jatuh dari lantai atas, tidak tahu kenapa bisa terjadi? Padahal biasanya juga dia naik turun tangga bersama Zack," jelas Rania.

"Bagaimana ini? Bukankah Robot Papa akan mengikuti lomba 3 hari lagi? Kamu harus segera memperbaikinya sekarang juga, Zack," ucap Aditya. "Sudah, jangan menangis lagi, ayo kita perbaiki Robot Papa bersama-sama."

...----------------...

3 Hari kemudian.

Keadaan Robot Papa akhirnya sudah membaik dan normal seperti biasanya. Hari ini robot pintar dan canggih tersebut sudah sangat siap untuk dibawa mengikuti ajang kontes robot yang diselenggarakan di pusat kota Pluto.

Kontes robot tersebut diselenggarakan khusus untuk generasi muda berbakat yang ahli dalam bidang robotic, makanya, Zack juga bisa ikut serta dalam lomba meski pun dia baru berusia 5 tahun.

"Apa kalian sudah siap?" tanya Aditya, sambil berjalan menghampiri Rania dan anak kembar geniusnya di meja makan.

"Kak Adit, sarapan dulu," ajak Rania, seraya mengambilkan piring kosong lalu mengisinya dengan 2 buah sosis bakar beserta 1 butir telur rebus yang dia ambil dari mesinnya masing-masing.

Di pagi hari, pekerjaan Rania sangat diringankan oleh mesin-mesin dan robot canggih buatan putranya.

Usai sarapan bersama, Aditya pun mengantar

mereka bertiga ke BCG Convention Center dimana kontes robot itu diselenggarakan.

...----------------...

1 Jam kemudian.

"Zoe, Zack, Om Adit pulang dulu ya." Aditya berpamitan pada kedua anak genius itu.

"Iya, Om. Hati-hati!" jawab keduanya bersamaan seperti paduan suara.

Aditya mengangguk sambil tersenyum. "Rara, hubungi aku setengah jam sebelum kalian pulang. Aku akan segera datang menjemput kalian."

"Baik, Kak Adit," jawab Rania. "Hati-hati di jalan!"

"Oke." Aditya melajukan mobilnya kembali menuju toko tekstil miliknya.

...----------------...

Singkat cerita, Zack berhasil menjuarai kontes robot tersebut dan merupakan suatu kebanggaan besar karena bocah itu merupakan peserta termuda. Robot Papa ciptaannya berhasil merebut perhatian juri dan penonton. Semua yang menyaksikannya begitu takjub melihat robot ciptaan Zack yang sangat pintar dan bisa berkomunikasi layaknya seorang manusia pada umumnya.

Sama seperti namanya, Zack memang sengaja mendesain program robotnya tersebut agar bisa menyerupai seorang papa sungguhan.

Awalnya, Zack terinspirasi membuat robot tersebut karena dia iri melihat anak-anak seusianya yang memiliki orang tua lengkap, sedangkan dirinya hanya memiliki seorang mama, dan tidak ada papa. Dia pun kemudian memperhatikan dan mengamati, seperti apa sosok papa tersebut, seperti apa perannya, dan bagaimana caranya memperlakukan anak-anaknya. Setelah merasa cukup mengamati, bocah genius itu pun segera mendesain program untuk robot terbarunya.

"Yah, hadirin sekalian! Kita sudah mengetahui, siapa juara pemenangnya dalam kontes ini! Sekarang, mari kita saksikan penyerahan penghargaan dan hadiah yang diberikan langsung oleh bapak kepala sponsor kita!" ucap pembawa acara yang sedang berdiri di atas panggung. "Tapi terlebih dahulu, kami persilakan untuk para juara untuk naik ke atas panggung bersama orang tua atau walinya masing-masing!"

"Zoe sayang, kamu duduk disini dulu ya, Mama mau menemani adik kamu untuk naik ke atas panggung untuk menerima hadiah dan penghargaan," kata Rania.

"Iya, Ma," jawab Zoe.

Setelah semua juara berbaris rapi di atas panggung bersama para orang tuanya masing-masing, pembawa acara pun segera menyambut tamu kehormatan untuk memasuki ruang acara.

"Hadirin sekalian! Kita sambut, sponsorship kita! Inilah dia, Tuan Kaaran Dirga ...!"

Mata Rania membulat sempurna mendengar nama pria dari masa lalunya disebut.

Apa aku tidak salah dengar?  Bagaimana mungkin dia bisa ada disini? Ah, tidak, tidak. Tidak mungkin. Mungkin nama mereka hanya mirip. Batin Rania, berusaha untuk tidak panik meski pun jantungnya sudah berdetak tidak karuan.

Pintu ruangan terbuka, seorang pria tampan dengan tampilan elegan berwibawa berjalan memasuki ruangan. Beberapa orang pengawal juga berdiri dan berbaris rapi membentuk formasi untuk membuka jalan dan menghalangi wartawan yang terlalu mendekat untuk mengambil gambar tuan mereka.

Dag dig dug. Jantung Rania semakin berdetak tidak karuan ketika melihat pria itu kembali setelah sekian tahun lamanya mereka tidak pernah bertemu.

Sejenak Rania terpana. Ketampanan pria itu benar-benar tidak termakan usia. Sedikit pun tidak terlihat lebih tua sama sekali, masih saja sama seperti saat pertemuan terakhir mereka. Dia bahkan terlihat semakin tampan dan berwibawa.

Tidak, tidak. Aku tidak boleh seperti ini. Aku harus segera membawa Zack pergi dari tempat ini secepatnya. Orang itu tidak boleh melihat Zack. Wajah mereka berdua sangat mirip, dia pasti akan langsung tahu kalau Zack adalah putranya begitu melihatnya.

"Zack, ayo kita pergi dari sini, Nak." Rania langsung menarik tangan Zack. Zack yang selalu setia menggandeng tangan Robot Papa miliknya langsung terjatuh bersama robot tersebut, hingga mengakibatkan suara kegaduhan di atas panggung.

Bam! Klontang!

Sontak saja semua mata langsung tertuju ke arah mereka bertiga, tidak terkecuali Kaaran. Mata Kaaran langsung berbinar begitu melihat gadis pujaan hati yang selama ini dia cari dan sudah sangat dia rindukan ternyata sudah ada di depan matanya.

"Rania," gumam karan. "Rania!" Kaaran berteriak sambil terus melangkah cepat menuju ke arah panggung.

Mendengar teriakan Kaaran, Rania makin panik. "Ayo cepat berdiri, Sayang. Ayo Zack, kita harus segera pergi dari sini." Rania membantu Zack untuk berdiri, sekaligus memerintahkan Robot Papa untuk ikut berlari bersama mereka. "Papa, ikut lari bersama kami," titah Rania.

"Baik, ayo lari bersama," jawab Robot Papa dengan suara khas robotnya yang menyerupai suara manusia.

Setelah Zack berdiri, Rania langsung menarik tangan putranya untuk segera turun dari panggung, disusul oleh Robot Papa yang bisa menyesuaikan kecepatan larinya sesuai kecepatan lari Rania dan Zack.

"Rania! Jangan kabur!" teriak Kaaran, sambil terus berlari mengejar Rania, Zack, beserta Robot Papa.

Terpopuler

Comments

Desrina Tobing

Desrina Tobing

cepat pertemuann mreekaa kasihnn ank2 GK dpet kasih sayang s orng ayah.....😭

2022-07-04

0

Shakila Rassya Azahra

Shakila Rassya Azahra

ayo kaaran kejar jangan sampai kehilangan jejak lagi kamu.

2022-05-28

0

Bunga Desa

Bunga Desa

kejar trss

2022-04-22

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!