Kedatangan Sepupu Jauh

Aisyah menggeleng pelan dan mendongakkan wajahnya. "Baik Bunda maupun Ayah sama sekali tak bersalah dalam hal ini. Mungkin ini semua memang sudah menjadi jalan Aish Bun."

"Tetap saja Nak, kesalahan yang orang tuamu dulu buatlah yang membuat kamu seperti ini. Bunda minta maaf Nak." Cicit Melati.

"Bunda cukup, jangan membuat Aish semakin bersalah dengan perkara Bunda seperti ini."

"Bunda hanya ingin yang terbaik untukmu Nak, kamu berhak memilih keputusan apapun Nak." Harap Melati sungguh-sungguh.

"Aku akan tetap menjalani ini semua Bun, mungkin saja apa yang sedang menimpa Aish saat ini. Karena Tuhan ingin menguji seberapa besar kesabaran Aish. Sama seperti halnya anak sekolah yang diberi ujian atau tes, untuk diuji seberapa besar pemahaman murid tersebut akan pengetahuan yang telah diberikan oleh gurunya." Ucap Aisyah sembari memegang tangan Bundanya.

"Baiklah sayang, apapun keputusanmu asalkan itu yang terbaik untukmu Bunda akan terus mendukung."

Aisyah mengangguk dan memeluk sang Bunda, "Lagipula selama genggaman tangan Mas Yoga erat. Aku pasti akan bisa bertahan Bun, dan sebesar apapun batu jika terus ditetesi air walau sedikit pasti akan rapuh."

"Iya Nak, ya sudah sekarang kita masuk yah. Lihat sudah mendung." Tunjuk Melati ke arah langit.

"Baik Bun."

***

Sudah seminggu ini di kekediaman orang tua Yoga hanya dihuni oleh Yoga dan istrinya, niatnya hari ini mereka akan menjemput kedua orang tua Yoga di stasiun.

Seketika pandangan Yoga maupun istrinya memusatkan perhatiannya tatkala orang-orang yang mereka tunggu telah nampak. Terlihat dua orang paruh baya dan seorang gadis cantik.

Penampilannya sederhana namun modis, kulitnya kuning langsat, tingginya sekitar 159 cm, dan akan terlihat lesung pipi yang begitu menawan tatkala tersenyum.

Segera saja, Yoga dan Aisyah menghampiri mereka.

"Assalamu'alaikum Pah, Mah." Ujar Aisyah mencium punggung tangan keduanya begitu pun Mas Yoga suaminya.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Haris ramah, sedangkan Dewi hanya tersenyum menanggapi.

Aisyah memandang gadis di samping kedua mertuanya dan tersenyum. Menampakkan wajah bingungnya, bertanya siapakah dia.

Haris yang mengetahui kebingungan menantunya pun menjawab, "Dia adalah Intan, sepupu Yoga." Ungkap Haris memberitahu.

Sontak, Aisyah mengangguk dan tersenyum hangat. "Hai, Aisyah istri Mas Yoga."

Intan pun tersenyum, "Hai juga, Intan."

"Ya sudah ayo, kita langsung pulang saja. Kalian pasti sangat kelelahan." Ajak Yoga pada semuanya.

Kenapa Ayah dan Ibu tidak pulang dari dulu, dan juga kenapa aku baru tahu memiliki sepupu setampan ini. Benar-benar membuang waktuku dengan mengejar pria lain selama ini. Tunggu, tidak-tidak ingat Intan Yoga sudah memiliki istri. Intan memperhatikan intens lelaki gagah nan tampan itu sembari menggelengkan kepalanya.

"Iya..,"

Selama di perjalanan Aisyah banyak bertanya kepada kedua mertuanya, jujur sebenarnya ia sangat menyukai suasana desa. Teringat akan jaman dia masih kecil waktu umur 10 tahun, ia pernah diajak oleh Om Alif (Kakak Bundanya) untuk pergi ke kampung halaman istrinya.

Di sanalah ia pertama kali bertemu dengan Ikfi, lelaki yang sampai saat ini ia anggap sahabat bak seorang Kakak. Sejak saat itulah, ia sering sekali meminta Om Alif mengajaknya pergi ke desa jika keluarga Om Alif berkunjung.

Menurutnya, suasana desa begitu sejuk dan asri. Orang-orangnya pun sangat ramah, ia juga mendapat banyak sekali teman. Serta bermain banyak permainan yang sudah jarang berada di kotanya saat ini.

"Bagaimana keadaan Mbah Pah?" Tanya Aisyah pada Papa mertuanya.

"Beliau sudah sembuh dan sehat Nak, kau tahu Mbah juga sangat ingin bertemu denganmu. Papa pernah menunjukkan fotomu pada Mbah." Jawab Haris tersenyum.

"Benarkah Pah? Apa boleh jika Aish kapan-kapan ke sana?"

"Tentu Nak, kenapa tidak. Sebentar lagi kita semua akan memasuki bulan puasa dan lebaran. Beberapa hari setelah lebaran, kita semua akan ke sana." Ungkap Haris.

"Sungguh? Aku sangat tidak sabar untuk segera ke sana."

Yoga yang sedari tadi memperhatikan pembicaraan tersebut pun menoleh dan ikut tersenyum melihat antusiasnya Aisyah.

"Kenapa kamu sangat ingin pergi ke sana sayang?" Tanya Yoga sembari mengelus kepala Aisyah sekilas.

"Entahlah Mas, dari dulu memang aku sangat menyukai jika pergi ke kampung." Jawab Aisyah menatap sang suami yang sedang fokus menyetir.

"Dulu? Kau memiliki keluarga di kampung?"

"Iya, keluarga Tante Lulu. Mereka begitu baik padaku." Sahut Aisyah.

"Ouh," Yoga ber-oh ria.

Dewi tak terlalu memperhatikan keduanya karena ia begitu lelah, ia menyenderkan kepalanya di bahu sang suami bahkan tertidur. Sedangkan Intan, ia merasa sedikit mengantuk dan lelah. Ia lebih memilih mendengarkan musik untuk menghilangkan suntuk.

***

Seperti biasanya, sekarang Aisyah tengah menyiapkan makan malam untuk keluarganya. Mama Dewi masih berada dalam kamarnya, mungkin karena masih sangat lelah. Hingga ia lebih tenang karena tak mendengar suara-suara tinggi darinya.

Intan yang melihat Aisyah tengah memasak pun menghampiri.

"Hai Aish," sapanya.

"Eh, Intan. Bagaimana tidurmu?" Tanya Aish menoleh sekilas.

"Nyenyak dan nyaman. Kau sedang memasak apa?"

"Ouh ini, rendang ayam dan beberapa osengan." Jawab Aisyah tersenyum.

"Sepertinya kau sangat suka memasak ya?" Intan berjalan menuju lemari es mengambil minuman.

"Ah iya ini, kebetulan aku sendiri memang seorang Chef."

Intan terbelalak mendengarnya, "Benarkah?"

"Iya, kau sendiri? Masih kuliah atau sudah bekerja?"

"Kebetulan aku sudah selesai kuliah, dan ingin mencari pekerjaan di sini." Jawab Intan santai. "Oh ya, maukah kau mengajarkan aku memasak?"

"Tentu saja ke marilah."

Akhirnya mereka berdua pun memasak bersama, tidak sulit mengajarkan Intan memasak. Intan begitu menyenangkan dan ramah. Serta mudah menanggapi sesuatu.

"Assalamu'alaikum," Aisyah sudah sangat hapal siapa dari pemilik dua orang yang berada di depan rumah tersebut. Intan menoleh ke arah Aisyah. Mengendikkan dagunya seolah bertanya siapa mereka.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Aisyah dan Intan bersamaan.

Aisyah tersenyum, "Ayah dan Mas Yoga." Jawab Aisyah, dengan cepat Aisyah mencuci tangannya. Sedangkan Intan melanjutkan aktivitasnya.

Aisyah mencium punggung kedua pria berbeda generasi itu.

"Dimana Mama Syah?" Tanya Haris celingukan.

"Ouh, Mama sedang berada di kamarnya Pah. Mungkin masih lelah," sahut Aisyah tersenyum.

Haris mengangguk dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

"Mas, langsung ganti baju saja yah. Sudah aku siapkan, setelah itu langsung turun untuk makan malam." Ucap Aisyah pada suaminya.

"Em, baiklah sayang." Jawab Yoga.

Aisyah melanjutkan kegiatannya dengan Intan, "Dimana mereka Aish?"

"Mereka sedang berada di kamar mereka masing-masing, sebentar lagi pasti kumpul." Ujar Aisyah menata makanan.

"Aish, boleh tahu tidak. Bagaimana rasanya jadi menantu di rumah ini? Soalnya aku melihat dari tadi seperti tak pernah diam. Membereskan rumah ini, setelah itu mencuci, memasak dan ada saja yang kau kerajakan. Tidakkah kau lelah?" Tanya Intan memecah keheningan sesaat di ruangan tersebut.

_____________

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan like, komen dan vote.

Terimakasih ;)

Ig; @nick_mlsft

Episodes
1 Kejutan
2 Kenyataan Pahit l
3 Kenyataan pahit ll
4 Berusaha menerima dan Ikhlas
5 Pernikahan
6 Resepsi Pernikahan
7 Perubahan Ibu Mertua
8 Aku Hanya Ingin Istirahat
9 Baru Juga Sehari Menjadi Menantu
10 Rencana Bulan Madu
11 Bulan Madu
12 Cemburu
13 Menantu Anak Haram
14 Rubah
15 Mengunjungi Ayah
16 Kedatangan Sepupu Jauh
17 Wanita lemah
18 Hamil
19 Dua garis biru
20 Ngidam
21 Demi istri
22 Hati Wanita Mana Yang Tak Sakit
23 Keguguran
24 Apa Yang Ditunggu
25 Rencana Kepindahan?
26 Siapa Dia?
27 Jihan
28 Rasa Nyaman Itu Ada
29 Ikuti Saja Perkataanku
30 First Kiss Dengan Wanita Lain
31 Ternodanya Ikatan Suci
32 Berbohong
33 Sakit
34 Kau Sendiri Yang Memperjelas Semuanya Mas
35 Jihan Hamil
36 Perubahan Aisyah
37 Sah!
38 Kembali Bekerja
39 Maaf Aisyah
40 Tamparan untuk pertama kalinya
41 Kau Pun Menikmati Kebersamaan Itu
42 Aisyah Pergi
43 Nikmati Penyesalanmu!
44 Kemarahan Dewi
45 Nasihat Ayah
46 Surat Cerai
47 Ikhlas
48 Talak
49 Diusir Haris
50 Ke Rumah Kakek
51 Berdoa Layaknya Bersepeda
52 Pergi ke Kampung Halaman Zara?
53 Kampung Halaman Zara 2
54 Seperti Kenal Suara Itu
55 Pacar Bagas
56 Dia Sudah Sendiri
57 Ajakan Memancing
58 Coba Masakan Aisyah
59 Keterkejutan Ikfi
60 Belanja Bersama
61 Jemput Aisyah!
62 Kerja Bakti
63 Rindu
64 Salah Paham
65 Amarah Seorang Adik
66 Bagas Mengetahuinya
67 Mungkinkah Ini Rasa Cemburu?
68 Merasa Tidak Pantas
69 Mencoba Mengungkap Perasaan
70 Kau Yakin?
71 Kembali bertemu
72 Teringat
73 Memberi Kode
74 Sulit Mengerti Hal Sepele
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Kejutan
2
Kenyataan Pahit l
3
Kenyataan pahit ll
4
Berusaha menerima dan Ikhlas
5
Pernikahan
6
Resepsi Pernikahan
7
Perubahan Ibu Mertua
8
Aku Hanya Ingin Istirahat
9
Baru Juga Sehari Menjadi Menantu
10
Rencana Bulan Madu
11
Bulan Madu
12
Cemburu
13
Menantu Anak Haram
14
Rubah
15
Mengunjungi Ayah
16
Kedatangan Sepupu Jauh
17
Wanita lemah
18
Hamil
19
Dua garis biru
20
Ngidam
21
Demi istri
22
Hati Wanita Mana Yang Tak Sakit
23
Keguguran
24
Apa Yang Ditunggu
25
Rencana Kepindahan?
26
Siapa Dia?
27
Jihan
28
Rasa Nyaman Itu Ada
29
Ikuti Saja Perkataanku
30
First Kiss Dengan Wanita Lain
31
Ternodanya Ikatan Suci
32
Berbohong
33
Sakit
34
Kau Sendiri Yang Memperjelas Semuanya Mas
35
Jihan Hamil
36
Perubahan Aisyah
37
Sah!
38
Kembali Bekerja
39
Maaf Aisyah
40
Tamparan untuk pertama kalinya
41
Kau Pun Menikmati Kebersamaan Itu
42
Aisyah Pergi
43
Nikmati Penyesalanmu!
44
Kemarahan Dewi
45
Nasihat Ayah
46
Surat Cerai
47
Ikhlas
48
Talak
49
Diusir Haris
50
Ke Rumah Kakek
51
Berdoa Layaknya Bersepeda
52
Pergi ke Kampung Halaman Zara?
53
Kampung Halaman Zara 2
54
Seperti Kenal Suara Itu
55
Pacar Bagas
56
Dia Sudah Sendiri
57
Ajakan Memancing
58
Coba Masakan Aisyah
59
Keterkejutan Ikfi
60
Belanja Bersama
61
Jemput Aisyah!
62
Kerja Bakti
63
Rindu
64
Salah Paham
65
Amarah Seorang Adik
66
Bagas Mengetahuinya
67
Mungkinkah Ini Rasa Cemburu?
68
Merasa Tidak Pantas
69
Mencoba Mengungkap Perasaan
70
Kau Yakin?
71
Kembali bertemu
72
Teringat
73
Memberi Kode
74
Sulit Mengerti Hal Sepele

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!