Ingin rasanya Aisyah pergi dari tempat yang sangat menyesakkan itu. Bahkan meski hujan turun begitu lebatnya sama sekali tak menyalurkan kesejukannya. Hanya suara petir yang terkadang bergemuruh, seakan menggambarkan keadaan hatinya yang ingin menumpahkan nanah yang begitu perih.
Namun apa daya, kedua orang di hadapannya kini membuatnya lemah. Menarik nafasnya dalam-dalam dan berusaha untuk tetap bertahan di tempat itu.
Flashback
Entah kenapa tiba-tiba Fahmi merasa kepalanya sangat pusing dan berat. Sekujur tubuhnya tiba-tiba saja memanas, pandangannya buram. Hasrat yang berada dalam dirinya begitu menggebu.
Saat ini ia melihat sang sekretaris tengah berdiri di hadapannya. Ia menatapnya dengan penuh gairah apalagi gadis di depannya kini hanya memakai pakaian dalamnya saja. Pria berusia 32 tahun itu menghampirinya.
Rayn sang asisten yang melihatnya begitu terkejut dan khawatir mendapati atasannya seperti itu. Segera saja ia mendorong jauh sang sekretaris.
Keringat mengucur deras di wajah Luna. Bagaimana bisa rencananya gagal seperti ini. Rayn membawa Fahmi menuju kamar mandi di ruangan pribadi itu untuk mengurangi sedikit rasa sakit yang melanda atasannya.
Ia mendial nomor ponsel Sasa, istri Fahmi untuk memberitahunya keadaan Fahmi saat ini.
"Hallo Rayn ada apa?" Tanya Sasa pada Rayn.
"Maaf Nyonya mengganggu waktunya, saya ingin menjelaskan keadaan Tuan Fahmi saat ini. Tuan Fahmi sedang berada dalam pengaruh obat kuat. Ada seseorang yang sengaja menebaknya." Ucap Fahmi memberitahu.
"APA?!" Suara Sasa begitu lantang karena terkejut hingga Rayn sempat menjauhkan ponselnya dari telinganya.
"Benar Nyonya, saat ini saya mohon anda datanglah kemari."
"Tapi akan membutuhkan waktu yang lama karena saat ini saya sedang tidak ada di rumah." Rayn terkejut mendengarnya.
"Tapi bagaimana dengan keadaan Tuan Fahmi Nyonya?"
"Begini saja, kau bawalah Fahmi ke rumah mertuaku. Karena jarak antara rumah mertuaku dengan tempatku saat ini tidak begitu jauh. Dan juga jarak perusahaan dengan rumah mertuaku dekat." Pungkas Sasa memberi saran.
Rayn menghembuskan nafasnya kasar. "Baiklah Nyonya, saya akan segera kesana."
Lalu terdengar suara sambungan telepon tersebut putus. Rayn melihat keadaan Tuannya itu prihatin. Diambilnya dasinya sendiri untuk mengikat Fahmi.
Dalam perjalanan, Rayn berusaha untuk menghindari Fahmi yang semakin dilanda gairah untuk menyalurkan hasratnya.
Untung saja keadaan jalan yang ia lintasi sepi. Hingga membuatnya mudah untuk melaju dengan kecepatan tinggi.
Syukurlah ia melihat Sasa istri Tuannya tengah menunggu Fahmi. Sasa segera menghampiri mobil yang membawa suaminya itu.
"Sayang!" Sasa langsung membuka pintu mobil tersebut dan membawa suaminya ke dalam rumah.
"Rayn bantu aku." Titahnya pada asisten suaminya yang dibalas anggukan.
Begitu sampai di ruang tamu Sasa segera melepas ikatan di tangan suaminya. Fahmi yang dikuasai oleh syahwatnya segera menyerang Sasa. Rayn yang melihatnya segera berpaling dan berlalu dari rumah itu.
Ditengah Fahmi yang tengah mencumbu Sasa, dering telepon di saku Sasa membuat perhatiannya teralih.
Ia langsung mengangkatnya dan membiarkan Fahmi berbuat semaunya.
".....,"
"Iya betul ini saya sendiri."
".....,"
"APA?!" Sasa begitu terkejut mendengarnya dan raut wajahnya menjadi khawatir.
".....,"
"Baiklah saya akan segera kesana."
Sasa memutuskan sambungan teleponnya, pikirannya hanya tertuju pada satu tempat. Ia segera merapihkan bajunya dan berusaha lepas dari cengkraman suaminya.
Entah dari siapa ia mendapatkan telepon, hingga membuat ia berpaling dari suaminya. Bahkan lebih mementingkan urusan pribadinya.
Fahmi berusaha mengejar istrinya, namun Sasa langsung menutup pintunya. Sayup-sayup Fahmi mendengar suara-suara orang berdialog. Yang dapat dipastikan bahwa suara itu berasal dari televisi.
Ia melangkahkan kakinya berat dan nampaklah seorang gadis cantik tengah fokus pada laptopnya. Tanpa basa-basi ia menghampiri gadis muda itu.
Lelaki itu menatap Melati intens. Melati yang saat ini hanya menggunakan kaos namun masih berhijab. Beberapa lekuk tubuhnya terlihat, ditambah dengan wajahnya yang cantik.
Seksi. Batin lelaki tersebut. Lalu ia tersenyum miring, ia mendekati gadis dua puluh satu tahun tersebut.
***
Melati terkejut karena tiba-tiba seseorang duduk di sampingnya kasar hingga tubuhnya juga sedikit terguncang. Dilihatnya Kakak dari sahabatnya sendiri menatapnya dengan pandangan penuh gairah.
"Kak kau..-" Tanya-nya.
Namun Fahmi langsung menghambur memeluk Melati dan mengendus tubuh Melati. Tubuh Melati seketika terkejut. Dengan sekuat tenaga ia melepaskan diri dari Fahmi.
"Kak kumohon lepas..!" Melati memohon dengan sangat. Suara yang dikeluarkan justru membuat Fahmi semakin bergairah. Apapun yang dilakukan menurutnya menjadi sangat seksi dan semakin membangkitkan naf*unya.
Melati berusaha memukul dan menendang tubuh Fahmi. Air mata dan keringatnya telah merambat ke hampir seluruh wajah cantiknya.
Penolakan Melati membuat Fahmi murka, dengan paksa ia melepas hijab Melati hingga jarum pentul yang dikenakan Melati mengenai dagunya. Melati meringis karena keperihan. Tenaganya hampir habis saat itu juga. Dengan sekuat tenaga ia berteriak, namun dengan cepat Fahmi menyumpal bibirnya dengan miliknya sendiri.
"Emphhmmm.." Melati terus menggerakkan seluruh badannya untuk melawan Fahmi. Dengan cepat Melati menampar dengan keras pipi Melati dan sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.
Tubuh Melati melemah lambat laun. Fahmi menyeretnya menuju salah satu kamar terdekat yaitu kamar tamu. Melati berusaha memberontak, ia menginjak dan menendang-nendang tubuh Fahmi dengan kakinya. Karena tangannya sudah dicekal erat oleh Fahmi.
Fahmi semakin membuat Melati lemah hingga hampir hilang kesadarannya karena Fahmi juga melayangkan beberapa pukulan pada tubuh Melati.
Tubuh Melati terdiam seketika dan pandangannya kosong saat kehormatan yang selama ini ia jaga dan ia persembahkan untuk suaminya kelak telah terenggut paksa. Hanya air mata yang mengalir saat itu.
***
Kejadian itu harus membuat Melati menikah dengan lelaki yang sama sekali tak dicintainya. Bahkan ia juga harus menerima dijadikan istri kedua. Yah, lelaki yang merenggut mahkotanya adalah lelaki yang telah beristri bahkan memiliki anak.
Dengan sekuat tenaga Melati menjalani semua dengan ikhlas. Sempat terpikir olehnya untuk mengakhiri pernikahan dengan suaminya setelah masa nifasnya usai. Yah, tepat di malam kelam itu terjadi, Fahmi telah menumpahkan benihnya di rahim Melati. Hingga membuat sebuah kehidupan hadir di sana.
Namun, Melati dikejutkan dengan pernyataan Fahmi yang mengatakan bahwa suaminya itu tak akan pernah menalaknya. Hal itu terjadi karena Fahmi telah mencintainya dan ingin menjalani kehidupan di dunia bersama keluarga kecilnya.
Melati tentu saja menolak, meski selama sembilan bulan ini ia telah menerima Fahmi bukan berarti untuk selamanya. Karena bagiamanapun ia tak selamanya ingin di madu. Apalagi posisinya adalah yang kedua di hati suaminya. Tentu saja, istri pertamanya akan selalu diutamakan.
Fahmi menggeleng keras, itu karena ia telah mendapati kabar yang membuatnya sakit. Istri pertamanya selama telah berselingkuh darinya. Istrinya sampai kini masih mencintai cinta pertamanya. Bahkan di malam dimana Melati kehilangan mahkotanya karena Sasa yang dengan tega meninggalkan suaminya padahal ia telah mengetahui keadaan suaminya.
Melati sangat terkejut mendengarnya, akhirnya dengan berbagai bujuk rayu dari suaminya ia dapat menerima Fahmi menjadi suaminya selamanya. Ia juga senang karena impiannya menjadi istri satu-satunya terwujud.
Meski begitu, badai juga tak jarang menerjang kehidupan mereka. Namun karena kekuatan cinta mereka, hingga semuanya dapat mereka lewati.
Flashback end
______
Bagi yang ingin mengetahui kisah mereka secara detail dapat kalian cari tahu di karya novel Author yang lainnya, judulnya 'Menjadi seperti Ibu Sambungku'
______________
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan like, komen dan vote.
Terimakasih yang sudah mau mampir ;)
Ig; @nick_mlsft
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Merry Dara Santika
Jadi Aisyah anak fahmi dan Melati dari kesalahan itu ya. Kasihan Aisyah ya
Lanjut lg
2021-10-24
0