Ditemani sunset yang begitu indah memanjakan mata, Yoga melingkarkan tangannya di pinggang sang istri. Belaian angin lembut mendayu-dayu menyentuh kulit mereka. Dan irama kicauan alam pun begitu syahdu. Menambah suasana romantis senja kala itu.
"Aku sangat mencintaimu By." Ungkap Yoga dengan sungguh.
"Aku juga sangat mencintaimu Mas." Sahut Aisyah membalikkan tubuhnya menghadap wajah suaminya.
Ia teliti setiap inci wajah Mas Yoga dengan seksama. Dan ia rekam dengan baik di dalam pikirannya.
"Aku tidak pernah menyangka kita akan bersama seperti ini, kau tahu dulu aku begitu tak percaya diri. Melihat bagaimana banyaknya lelaki yang mengagumimu Aish, banyak pula yang lebih baik dariku. Baik dari segi fisik, sikap dan materi. Bahkan kau sendiri lebih dariku.
Apalagi saat itu kau juga menolak pacaran, namun aku begitu bahagia saat kau juga menyukaiku. Hingga kita dapat saling menjaga hati sampai tiga tahun lamanya. Terimakasih Aish, kau mau untuk menerima dan mendampingi lelaki tak sempurna ini. Aku sangat bersyukur memilikimu di sampingku." Ujar Yoga menatap dalam manik mata Aisyah.
Senyum terlukis indah di wajah Aisyah, ia menangkupkan wajah suaminya dan menyatukan kening mereka. "Justru aku yang bahagia dapat memilikimu. Kamu begitu sabar menghadapi aku yang selalu saja dingin padamu, dan juga sabar menunggu aku sampai tiga tahun.
Detik ini, biarkan aku memberimu hal-hal indah dalam diriku. Dan kita lukis indah setiap kebersamaan kita, dan berharap akan hadir sosok buah cinta kita Mas. Kesekian kalinya aku katakan bahwa aku sangat mencintaimu."
Yoga mengeratkan pelukan mereka, ia juga membenamkan bibirnya lama di dahi Aisyah. Seketika Aisyah memejamkan matanya, ia resapi dengan hidmat.
"Kita kembali yah, sebentar lagi Adzan maghrib." Ajak Yoga.
"Iya Mas, ayo."
Aisyah menautkan jarinya dengan Mas Yoga, ia begitu menikmati suasana seperti ini. Bahkan tak segan-segan ia meletakan kepalanya di bahu sang suami.
**
Yoga menatap langit malam yang begitu luas tiada ujung. Lukisan alami kala itu begitu indah, apalagi banyak bintang yang berceceran saling menunjukkan keindahannya.
Aisyah datang menelusupkan tangannya di dada bidang suaminya dari belakang
Andai ada keajaiban, ingin kuukirkan
Namamu di atas bintang-bintang angkasa
Agar semua tahu, kau berarti untukku
Selama-lamanya kamu milikku
(Yoga memejamkan matanya menikmati sentuhan dan suara lembut dari istrinya, begitu syahdu dan)
Kini telah kubuktikan
Kamu pendamping setia
Kuat tak pernah mengeluh
Bahagiaku selalu bersamamu
Andai ada keajaiban, ingin kuukirkan
Namamu di atas bintang-bintang angkasa
Agar semua tahu, kau berarti untukku
Selama-lamanya kamu milikku
Namun kusadari diriku
Tak kan mampu selalu bahagiakan kamu
Tapi akan kuperjuangakan
Untukmu yang terhebat
Kekasih impian
Huuu..., uuuu...,
Andai ada keajaiban
Andai ada keajaiban, ingin kuukirkan
Namamu di atas bintang-bintang angkasa
Agar semua tahu, kau berarti untukku
Selama-lamanya kamu milikku
Selama-lamanya, kamu milikku
...Kekasih Impian, Natta Reza....
Yoga memejamkan matanya menikmati sentuhan dan suara lembut dari istrinya, begitu syahdu dan menenangkan.
Ia membalikan tubuhnya dan dilihatnya wajah sang istri yang bersemu. Diangkatnya perlahan dagu Aisyah, ia memberikan senyum terindahnya. Entah kapan waktunya, kini mereka saling terbuai akan sentuhan penuh cinta dari keduanya. Aisyah mengalungkan tangannya di leher Mas Yoga.
Begitu tenang dan damai, kehangatan menjalar ke seluruh tubuhnya dan ia merasa tubuhnya melayang. Yoga menuntunnya hingga ke tempat memadu kasih penuh sukacita.
***
Hingga pagi menjelang, Yoga kembali mencampuri istrinya setelah subuh. Aisyah sebisanya melayani suaminya dengan baik.
"Mas aku sangat lapar." Rengek Aisyah manja bersandar di dada bidang suaminya. Mereka masih belum bersuci.
"Hm, maafkan Mas. Habisnya Mas begitu senang tak ada yang mengganggu kita. Jujur, kalau di rumah Mas merasa tidak nyaman." Ujar Yoga merasa bersalah dan mencium pucuk kepala istrinya.
"Iya Mas tidak apa-apa. Sebenarnya berapa hari kita di sini Mas?"
"Maaf ya sayang, kita hanya bisa di sini dalam dua hari. Kamu kan tahu perjalanan kita membutuhkan waktu semalaman. Dan Mas hanya diberi waktu lima hari. Sehari setelah menikah kan, kita tak langsung pergi."
"Tidak apa-apa Mas, kita bisa liburan di lain hari lagi. Masih banyak waktu." Jawab Aisyah.
"Kau memang selalu mengerti aku Aish."
Cukup lama mereka berbincang, mereka memutuskan untuk mandi besar.
Yoga mengajak istrinya untuk mencari sebuah restoran terdekat. Ia tak ingin memesan atau memakan sarapannya di kamar. Sebisa mungkin, ia ingin mengajak istrinya untuk membuat kisah yang indah di setiap tempat yang ia pijak.
"Bagaimana rasanya?" Tanya Yoga setelah menyuapkan satu sendok kepada istrinya.
"Lebih enak karena kamu yang menyuapi Mas." Jawab Aisyah tersenyum.
Yoga pun ikut tersenyum melanjutkan makannya. Kemudian setelahnya, mereka memutuskan untuk pergi ke pantai. Dan masih banyak lagi wisata yang akan mereka kunjungi. Tak lupa mereka juga mengabadikan momen tersebut dengan berbagai macam gaya foto. Seperti candid dan selfie.
Aisyah juga meminta pada suaminya untuk pergi ke tempat oleh-oleh. Ia baru mengingat bahwa sebelumnya Ibu mertuanya meminta hal itu. Banyak ia yang beli, untuk kedua mertunya, orang tua dan teman-temannya.
Sesaat Yoga meminta untuk meninggalkannya mengangkat telepon. Karena tempat mereka sekarang begitu bising hingga tak begitu jelas mendengar orang yang sedang menelponnya. Dengan senang hati Aisyah mengangguk. Ia memilih-milih sendiri apa yang ingin di beli.
Di tengah-tengah itu, ada seseorang yang memanggil dan menepuk bahunya.
"Kak Aish?" Panggilnya.
Aisyah menoleh, seketika bibirnya melengkung indah mendapati ternyata Hanum. Hanum adalah salah satu temannya yang juga adik dari Ikfi.
"Hai Hanum, kau di sini?" Tanya Aisyah tersenyum senang dan langsung memeluk Hanum.
"Iya Kak, aku dan Kak Ikfi sedang mengunjungi paman di sini. Beliau sempat sakit, karena sudah sembuh aku pikir untuk berjalan-jalan dahulu di sini dengan Kak Ikfi juga." Jawab Hanum membalas pelukan Aisyah.
"Ouh begitu, bagaimana kita bareng saja. Aku juga sedang membeli oleh-oleh di sini." Ajak Aisyah.
"Iya Kak, tapi sebentar aku menunggu Kak Ikfi dahulu." Manik mata Hanum mencari-cari keberadaan Kakaknya. "Nah itu dia," tunjuknya pada seorang pria yang sedang berjalan ke arahnya.
"Hanum, loh Aish kau juga di sini? bagaimana bisa kalian bersama seperti ini?" Tanya Ikfi menatap lekat wajah Aisyah.
"Em itu, aku sedang bersama suamiku berbulan madu Kak. Kebetulan aku juga bertemu Hanum tadi." Jawab Aisyah.
Mendengar bulan madu hati Ikfi bagai dihujam ribuan belati. Sampai detik ini, ia tak menyangka melihat wanita yang ia cintai bersama pria lain. Padahal ia sendiri telah menghadiri acara pernikahan mereka. Ia hanya bisa memalingkan wajahnya menyembunyikan luka di hatinya.
____________
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan like, komen dan vote yah.
Terimakasih yang sudah mau mampir.
Ig; @nick_mlsft
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments