William membawa Celine kedalam kamar gadis itu, dia memberikan minuman dan vitamin untuk Celine yang terlihat masih sangat syok.
sebenarnya apa yang terjadi? dia ingin bertanya pada gadis di hadapannya ini, tapi sepertinya hal itu tidak memungkinkan untuk sekarang, dia akan membiarkan Celine tenang terlebih dahulu.
"lady?. sudah merasa baikan?"William bertanya penuh dengan ke lembutan, tidak ingin membebani pikiran gadis itu lagi.
"iya, terimakasih William" gadis yang malang sepertinya dia sangat ketakutan, bisa di lihat dari raut wajahnya yang penuh kewaspadaan dan suaranya yang masih bergetar.
"istirahat lah, lady, aku akan membereskan kekacauan di luar" belum sempat pria itu pergi Celine menarik tangan nya.
William berhenti berjalan, pria itu melihat kearah gadis yang memegangi tangannya itu.
"bisa kah kau menyalakan lampu di seluruh kamar ini?" Celine meminta pada William, dia akui. bahwa dia hanya menumpang di kastil ini tapi apa yang bisa dia katakan?. kegelapan membuatnya mengingat sosok hitam itu lagi.
"apapun untuk mu lady" setelah menghidupkan beberapa lampu yang belum menyala di kamar Celine, dia pun bergegas untuk keluar. sebelum keluar dia menyempatkan diri untuk memberikan senyum nya pada Celine.
.
.
.
.
William berjalan di lorong kastil menuju tempat khusus di kastil ini, pria tampan itu berjalan dengan tenang, walaupun wajahnya terlihat begitu santai, tidak dengan pikiran dan amarahnya.
siapa orang yang berani mengganggu ketenangan di dalam wilayah milik nya?, padahal dia sudah memasang sihir di seluruh hutan ini, agar mereka makhluk yang bukan manusia tidak bisa menembus nya.
sebaik dan selembut apapun William dia akan sangat marah saat wilayahnya di ganggu.
hanya ada satu hal untuk memastikan nya, dia perlu melakukan penyelidikan pada kedua adiknya terlebih dahulu. benarkan? sebelum menuduh orang luar sebaiknya selidiki orang di rumah mu dulu. itu lah prinsip yang selalu dia pegang sampai saat ini.
kreet!
William membuka pintu besar dengan gambar sayap dan tengkorak di depannya, pintu itu hanya bisa di buka jika dia dan para keturunan sejenis nya yang membuka. manusia biasa seperti Celine tidak akan bisa membuka pintu itu, maka dari itu dia berusaha menjauhkan gadis manusia itu dari pintu ini.
pintu itu terbuka, nuansa di dalam ruangan itu terlihat mencengkam, didominasi dengan warna merah dan hitam. isi dari ruangan itu juga di dominasi dengan perabotan antik yang hampir seluruh nya berwarna hitam.
William berjalan menuju meja yang terdapat di ruangan, di atas meja itu terdapat sebuah kotak kecil berwarna biru tua. dia membuka kotak kecil itu, di dalamnya terdapat jarum berwarna perak.
mengambil jarum itu, kemudian William menusukkan nya ke jarinya. William membacakan mantera setelah darah dari jarinya keluar.
tak lama kemudian asap berwarna merah pekat menyebar ke seluruh ruangan.
menunggu beberapa saat. William berjalan kearah jendela yang mengarah langsung ketempat kekacauan yang terjadi beberapa saat lalu.
William menggeram saat mengingat ada 'penyusup' yang masuk ke kastil nya.
"kakak tertua memanggil kami?" Rey dan Jeff datang bersama dengan asap merah pekat tadi.
"duduk!" titahnya
Jeff dan Rey tau kakak tertua nya itu terlihat marah, mereka tau penyebabnya. tak ingin berdebat mereka langsung duduk di sofa berwarna merah di ruangan itu.
William menatap pada Jeff dan Rey, bergantian, pria itu berjalan dan berdiri tepat di hadapan mereka berdua.
"kalian pasti tau apa yang terjadi dengan tamu kita kan?"William memulai pembicaraan mereka.
kedua orang itu kemudian mengangguk.
"aku tidak mengerti bagaimana mungkin, Celine mendapatkan teror dari makhluk itu?"- padahal aku sudah membuat lingkaran sihir di seluruh hutan ini" lanjutnya.
"kenapa tidak tanya pada gadis asing itu?, dia datang membawa masalah untuk kita!. kita tidak tau mungkin saja gadis itu membuat masalah dengan makhluk lainnya!" Rey berdiri dari duduknya, kenapa kakak tertua nya ini malah bertanya kepada mereka ?. padahal selama mereka tinggal di kastil ini tidak pernah ada masalah ataupun penyusup yang datang.
"kakak kedua tenang lah!" Jeff menenangkan Rey, menarik kakak nya itu agar kembali duduk.
"aku yakin kalian tau alasan kenapa aku menyuruh nya menginap di sini" menatap nyalang pada kedua adiknya.
"terutama kau Jeffry Kate!" lanjut nya lagi, melirik tajam adik bungsu nya.
Jeffry menyeringai....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
sezi
lanjut
2021-11-01
0
Mey
Jefry bukan sih cowok itu
2021-10-08
0
Lippe
Kayaknya Keluarga Kate menyembunyikan sesuatu nih. Malah si Jefry muka dua
2021-10-08
0