WM-11 |DAY MINUS FOUR-27|

Sikap Snow sedikit berubah saat tiba dirumah. Dia lebih banyak diam dan memikirkan kembali apa yang dikatakan Willy, pria itu katanya menyesal. Snow bahkan lebih terlihat sedang syok atas bebasnya Willy dari rumah tahanan. Ya, dia sama sekali tidak tau jika hari ini adalah hari Willy kembali menghirup udara kebebasan.

Saat kaki Snow melewati lantai rumah dengan tatapan kosong, Winter hanya memperhatikan dari tempat duduknya yang sudah hampir tiga puluh menit lalu ia tempati.

“Kau pulang terlambat.”

Snow terkejut, tubuhnya terjingkat hingga melonjak kecil saat suara Winter tiba-tiba menyapa dari arah ruang tengah, lebih tepatnya dari sofa didepan Tv, akan tetapi pada detik berikutnya, tatapan Snow kembali kosong.

“Kenapa? Apa kamu bertemu hantu di jalan? Atau kau—”

”Maaf kak, aku lelah, tidak ingin berdebat dengan kakak.” potongnya cepat saat Winter belum merampungkan perkataannya, membuat pria itu mendidih.

“Jangan membawa emosi didalam rumahku. Kau mungkin berstatus istri untukku, tapi aku sama sekali tidak mencintaimu. Ingat itu.”

Snow menatap nanar sosok Winter yang duduk angkuh sebagai tuan rumah. Tiba-tiba manik Snow memanas, dua tetes airmata jatuh begitu saja. Bukan, bukan karena ucapan Winter, bukan itu.

Menangis? Dia menangis?

Winter berusaha menelisik kembali ucapan yang baru saja ia ucapkan. Cukup pedas untuk didengar. Apa karena itu dia menangis?

Snow tak peduli, dia hanya ingin segera bersembunyi, di manapun itu, agar tak ada yang melihatnya sedang muram. Akan tetapi semuanya urung, Winter bahkan tak mengizinkannya mengambil langkah.

“Katakan.”

Sebenarnya, Snow tidak paham apa yang akan menjadi topik pembahasan mereka, terlebih saat Winter sudah menyeret langkahnya untuk mendekat.

“Apa yang harus aku katakan?” tanya Snow, benar-benar tidak paham akan gelagat Winter.

“Kau masih mau mengelak?” ucap Winter sinis, membuang muka dengan segaris senyum remeh.

Snow masih berusaha mengerti maksud Winter berkata demikian. Atau—

“Siapa laki-laki itu?” sergah Winter tiba-tiba. Snow memaku dengan wajah menegang dan bibir terkatup rapat saat melihat manik Winter yang tidak bersahabat.

Topik yang sungguh tidak diharapkan Snow. Jadi Winter melihatnya bersama Willy?

“Dia temanku. Ya, kami hanya teman.”

Tanpa diduga, satu tamparan yang cukup keras menyapa pipi Snow. Gadis itu terkejut dengan bibir terbuka tak percaya jika Winter akan menamparnya seperti ini. Pipi Snow terasa panas juga kebas, dan ia masih berusaha menahan agar bulir air mata tidak jatuh membasahi pipinya yang mungkin kini sudah memerah.

Pandangan yang sempat teralih karena mengikuti arah pukulan Winter, kini kembali untuk menangkap fitur wajah Winter. Terlihat tenang, seperti tidak pernah melakukan hal menyakitkan apapun. Bahkan Winter dengan sengaja menunjukkan smirk tajam begitu menghujam kearah manik Snow.

“Kau bilang teman?” tuntut Winter, mengangkat lengan guna mencengkeram rahang Snow. Bahkan Winter merasakan geretakan gigi Snow, karena saat ini gadis malang dihadapannya sedang bergetar ketakutan.

“Konyol. Tidak ada pertemanan yang melakukan pertemuan diam-diam tanpa berpamitan pada suami.” sarkas Winter yang memang tidak mau mengendurkan sedikitpun argumennya. Demi harga diri.

Snow diam sejenak. Dalam benaknya muncul kalimat yang tidak mungkin dapat ia utarakan meskipun ingin.

Jika aku meminta izin, apa kau akan memberinya?

Jikapun iya, Snow pasti dibuat tidak tenang akan izin yang diberikan Winter. Ah, lebih baik menerima sebuah tamparan bukan? Besok rasa sakitnya pasti sudah hilang. Itu yang dipikirkan Snow. Namun belum selesai akal sehatnya mencoba menenangkan diri, sebuah tekanan kuat pada lehernya ia terima. Punggungnya terhimpit dinding yang terasa dingin, nafasnya seolah tertahan di kerongkongan.

“K-ka...k.” sebut Snow terbata-bata saat mencoba memanggil nama Winter, suaranya benar-benar tercekik.

“Sakit, hemmm...?” kelakarnya, masih dengan seringai yang ditujukan untuk mengolok Snow.

Selama hidupnya, Snow sama sekali tidak pernah menerima perlakuan kasar dari siapapun. Kedua orang tuanya begitu menyayanginya, juga teman dan sahabatnya, mereka selalu saling melindungi, bukan menyakiti.

Winter menghempas tubuh Snow setelah ia lihat gadis itu menggeliat dengan rontaan yang melemah, Winter rasa cukup memberi efek jera pada gadis berstatus suaminya itu. Winter adalah tuan, dia adalah raja di singgasananya, tidak ada yang boleh melakukan sesuatu seenak jidat mereka tanpa sepengetahuan Winter jika ingin tetap tinggal di istana miliknya.

Snow tersungkur. Dia bahkan meraup oksigen dengan serakah, terbatuk-batuk hingga nyaris muntah. Dia tidak tau sisi Winter yang kejam seperti ini.

“Aku akan berbuat lebih jauh dari yang kau terima hari ini, jika kamu berani bertemu lagi dengan pria itu. Apalagi tanpa sepengetahuan dariku. Ingat itu baik-baik, Snow White.”

Winter beranjak, tak peduli akan kondisi Snow yang terlihat menyedihkan. Dia menuju kamar utama setelah menuntaskan apa yang seharusnya ia lakukan. Memberi pelajaran kepada Snow, agar gadis itu menyesal menikahinya.

Setelah pintu kamar terdengar mengatup sempurna, Snow memperbaiki posisi tubuhnya. Ia bangkit perlahan, duduk sambil menatap lantai, wajah dan pandangan kosong tanpa ekspresi, hingga maniknya terasa berembun. Airmata yang ia tahan sedari tadi, sudah tak bisa lagi ia sembunyikan.

Snow menepuk dadanya beberapa kali agar bongkahan sesak didalam dadanya mencair. Agar rasa terkejut itu sirna, dan satu hal lain yang begitu nyata, agar rasa cintanya kepada sosok Winter tidak berubah menjadi benci setelah menerima perlakuan seperti ini.

Lantai mulai basah oleh titik-titik air mata yang jatuh melewati pipi. Snow tergugu, dia menekuk lutut dan menyembunyikan wajah didalam sana. Ia harus menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian ini, dia harus kecewa pada dirinya sendiri karena Winter kini memandangnya dengan rasa benci. Tidak ada sedikitpun sarat cinta saat kedua mata mereka bersinggungan, tadi. Dan sekarang Snow sadar, tidak seharusnya ia memaksakan diri untuk memiliki Winter, saat ayah mereka bertemu dan memperkenalkan mereka berdua.

“Aku harus bagaimana?” tanyanya pilu pada diri sendiri. Ia bahkan tidak memiliki siapapun dirumah ini, kecuali Winter. Pria yang sudah dengan berani menyakiti tubuh dan melukai perasaannya.

“Apa aku harus setuju dengan ucapannya saat itu?”

Snow merapatkan pelukan pada sepasang kakinya yang tertekuk ketika mendengar langkah kaki berjalan kearah dia berada. Ia juga menahan kuat-kuat tangisnya sembari mengepalkan telapak tangan dengan remasan kuat.

“Karena kamu sudah bertemu pria tanpa sepengetahuan dariku, mulai saat ini, mari tidur di kamar yang berbeda.”[]

Terpopuler

Comments

Riska Wulandari

Riska Wulandari

banyak typo ya kak d bab ini..
Snow g pernah d sakitin orang gmn kan dia pernah d buat sejarat sama Willy..
Winter elu ape g sadar elu aja kemarin peluk² Mora..giliran Snow ketemu cowok elu kesetanan...ada sisi psiko rupanya si Winter..

2023-05-03

1

VizcaVida

VizcaVida

Alamak, ada typo. Gak seru ih!!😩

2022-01-06

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 WM-1|Start|
3 WM-2 |HIDUP BERSAMA|
4 WM-3 |TERJEBAK MOMEN|
5 WM-4 |INI BUKAN KENCAN 'KAN?|
6 WM-5 |DAY MINUS ONE—30|
7 WM-6 |RAK BUKU YANG MENYEBALKAN|
8 WM-7 |DAY MINUS TWO-29|
9 WM-8 |SESUATU YANG DISEMBUNYIKAN DARIKU|
10 WM-9 |DAY MINUS THREE-28|
11 WM-10 |MASA LALU YANG KEMBALI HADIR|
12 WM-11 |DAY MINUS FOUR-27|
13 WM-12 |GELANG KAKI UNTUK PERMINTAAN MAAF YANG TULUS|
14 WM-13 |DAY MINUS FIVE-26|
15 WM-14 |KAMU BUKANLAH SOSOK YANG KUKENAL|
16 WM 15 |DAY MINUS SIX-25|
17 WM-16 |KEPUTUS-ASAAN DALAM KEPUTUSAN|
18 WM-17 |ISI HATI KITA|
19 WM-18 |DAY MINUS SEVEN- 24|
20 WM-19 |SUTRA|
21 WM-20 |RAGU|
22 WM-21 |AMORA ZYLVYNNA|
23 WM-22 |DAY MINUS EIGHT—23|
24 WM-23 |SUAMI DAN MANTAN|
25 WM-24 |TERPURUK|
26 WM-25 |DAY MINUS NINE—22|
27 WM-26 |SIMPUL DAN KEPUTUSAN|
28 WM-27 |APA KAU TAU?|
29 WM-28 |DAY MINUS TEN-21|
30 WM-29|KHAWATIR|
31 WM-30 |SEBUAH HARAPAN YANG TIDAK TERDUGA|
32 WM-31|DAY MINUS ELEVEN-20|
33 WM-32 |VOICE MESSAGE|
34 WM-33|SEBUAH KEPUTUSAN YANG INGIN SNOW AMBIL SEPIHAK|
35 WM-34|DAY MINUS TWELVE-19|
36 WM-35 |ULURAN TANGAN|
37 WM-36 |TEMAN MASA KECIL|
38 WM-37|KESALAHAN FATAL YANG DIBUAT WINTER UNTUK SNOW|
39 WM-38|MALAM YANG TERASA MENYIKSA|
40 WM-39|TENTANG KITA YANG TIDAK BISA LAGI BERSAMA|
41 WM-40|PULANG|
42 WM-41|KEPUTUSAN WINTER|
43 WM-42|DAY MINUS SIXTEEN—15|
44 WM-43 |SARAN|
45 WM-44|PEMILIK NOMOR ITU ADALAH,|
46 WM-45|BERTEMU SEKALI LAGI|
47 WM-46|MAAF, KITA TETAP BERPISAH|
48 WM-47|KEPUTUSAN SNOW|
49 WM-48 |That Day| [END]
50 Epilogue
51 EXTRA PART
52 EXTRA PART II
53 BUAT READERS TERCINTA
54 Short Story With Sunny. Ep.1
55 Short Story With Sunny Ep.02
56 Short Story With Sunny Ep.03
57 Short Story With Sunny Ep.04
58 Short Story With Sunny Ep.05
59 Short Story With Sunny Ep.06
60 Short Story With Sunny Ep.07
61 Short Story With Sunny Ep.08
62 Short Story With Sunny Ep.09
63 Short Story With Sunny Ep.10 [END]
64 Announcement.
65 PENTING!!!
66 My Angel Baby (New Novel)
67 We
68 Nightfall
69 Can I Love You?
70 Recognize You
71 Novel Baru
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Prolog
2
WM-1|Start|
3
WM-2 |HIDUP BERSAMA|
4
WM-3 |TERJEBAK MOMEN|
5
WM-4 |INI BUKAN KENCAN 'KAN?|
6
WM-5 |DAY MINUS ONE—30|
7
WM-6 |RAK BUKU YANG MENYEBALKAN|
8
WM-7 |DAY MINUS TWO-29|
9
WM-8 |SESUATU YANG DISEMBUNYIKAN DARIKU|
10
WM-9 |DAY MINUS THREE-28|
11
WM-10 |MASA LALU YANG KEMBALI HADIR|
12
WM-11 |DAY MINUS FOUR-27|
13
WM-12 |GELANG KAKI UNTUK PERMINTAAN MAAF YANG TULUS|
14
WM-13 |DAY MINUS FIVE-26|
15
WM-14 |KAMU BUKANLAH SOSOK YANG KUKENAL|
16
WM 15 |DAY MINUS SIX-25|
17
WM-16 |KEPUTUS-ASAAN DALAM KEPUTUSAN|
18
WM-17 |ISI HATI KITA|
19
WM-18 |DAY MINUS SEVEN- 24|
20
WM-19 |SUTRA|
21
WM-20 |RAGU|
22
WM-21 |AMORA ZYLVYNNA|
23
WM-22 |DAY MINUS EIGHT—23|
24
WM-23 |SUAMI DAN MANTAN|
25
WM-24 |TERPURUK|
26
WM-25 |DAY MINUS NINE—22|
27
WM-26 |SIMPUL DAN KEPUTUSAN|
28
WM-27 |APA KAU TAU?|
29
WM-28 |DAY MINUS TEN-21|
30
WM-29|KHAWATIR|
31
WM-30 |SEBUAH HARAPAN YANG TIDAK TERDUGA|
32
WM-31|DAY MINUS ELEVEN-20|
33
WM-32 |VOICE MESSAGE|
34
WM-33|SEBUAH KEPUTUSAN YANG INGIN SNOW AMBIL SEPIHAK|
35
WM-34|DAY MINUS TWELVE-19|
36
WM-35 |ULURAN TANGAN|
37
WM-36 |TEMAN MASA KECIL|
38
WM-37|KESALAHAN FATAL YANG DIBUAT WINTER UNTUK SNOW|
39
WM-38|MALAM YANG TERASA MENYIKSA|
40
WM-39|TENTANG KITA YANG TIDAK BISA LAGI BERSAMA|
41
WM-40|PULANG|
42
WM-41|KEPUTUSAN WINTER|
43
WM-42|DAY MINUS SIXTEEN—15|
44
WM-43 |SARAN|
45
WM-44|PEMILIK NOMOR ITU ADALAH,|
46
WM-45|BERTEMU SEKALI LAGI|
47
WM-46|MAAF, KITA TETAP BERPISAH|
48
WM-47|KEPUTUSAN SNOW|
49
WM-48 |That Day| [END]
50
Epilogue
51
EXTRA PART
52
EXTRA PART II
53
BUAT READERS TERCINTA
54
Short Story With Sunny. Ep.1
55
Short Story With Sunny Ep.02
56
Short Story With Sunny Ep.03
57
Short Story With Sunny Ep.04
58
Short Story With Sunny Ep.05
59
Short Story With Sunny Ep.06
60
Short Story With Sunny Ep.07
61
Short Story With Sunny Ep.08
62
Short Story With Sunny Ep.09
63
Short Story With Sunny Ep.10 [END]
64
Announcement.
65
PENTING!!!
66
My Angel Baby (New Novel)
67
We
68
Nightfall
69
Can I Love You?
70
Recognize You
71
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!