WM-10 |MASA LALU YANG KEMBALI HADIR|

Mencabut rumput di seluruh halaman depan maupun belakang rumah.

“Kurang ajar!” Snow memaki Winter yang dengan seenak jidat menyuruhnya untuk membersihkan rumput di area rumah yang luasnya melebihi lapangan lapangan basket itu. Keringatnya bercucuran karena matahari sudah terasa terik, dan Winter tadi sempat mengancam akan menambah hukuman jika Snow tidak menyelesaikan hukumannya hari ini dengan benar.

“Bagaimana dia tega menghukumku seperti ini?! Bukankah ini keterlaluan?” protes Snow yang tentunya sia-sia saja sebab Winter jelas tidak akan mendengarnya.

Diantara telapak tangannya yang bekerja mencabut rumput liar setinggi mata kaki dan hatinya yang tidak berhenti memaki, bahkan mengutuk Winter, ponsel didalam saku celana training selutut yang dikenakan Snow bergetar. Buru-buru mengusap telapaknya yang basah terkena embun, Snow kemudian meraih persegi pintar itu dan menatap nama yang muncul pada display.

Willy.

Seketika itu hatinya terasa nyeri. Tangannya sedikit bergetar dan membiarkan ponsel itu semakin membuat telapaknya basah. Mengarahkan ponsel tersebut tepat didepan dada, Snow mulai gelisah ketika ponsel itu berhenti bergetar, dan disusul getaran singkat yang ia tau pemberitahuan sebuah pesan singkat.

^^^Aku ingin bertemu. Aku tunggu ditempat biasa jam tiga sore.^^^

Snow seperti kehilangan dirinya sendiri. Dia menerawang jauh tentang apa yang akan dilakukan Willy kepadanya kali ini. Mantan kekasihnya itu masih gencar menghubungi dirinya meskipun Snow selalu mengabaikan apapun yang dilakukan Willy, entah itu telepon berulang-ulang, atau pesan singkat yang dikirim dengan sebuah ancaman. Snow pikir tak peduli adalah yang terbaik karena ada Winter yang pasti akan melindunginya. Ya, Winter pasti masih memiliki sisi kemanusiaan jika Willy kembali hadir dan menyakiti dirinya. Semoga.

Manik Snow bergerak gelisah, dia menggigit bibir bawahnya cukup keras saat pesan kedua datang dan membacanya.

^^^Atau aku saja yang datang menemui dirimu, dirumah suamimu.^^^

Snow terkejut dengan ancaman Willy kali ini. Pria itu nekat dan tidak pernah bermain-main dengan ucapannya.

Dada Snow kembang kempis menahan takut. Bahkan bayangan wajah Winter yang dingin itu kini sudah berubah menjadi wajah Willy yang menakutkan.

“Bagaimana ini?”

Pertanyaan itu jelas-jelas tidak memiliki jawaban saat ini. Dia hanya perlu menuruti Willy agar dia tidak datang kerumah Winter dan membuat kekacauan. Snow menatap lekat ponsel berukuran 6.5 inchi itu nanar. Lalu menekan kolom tulis pesan untuk membalas pesan yang dikirim Willy.

^^^Baiklah, aku akan kesana.^^^

^^^Tapi, aku tidak bisa berlama-lama disana, suamiku akan mencariku.^^^

Snow yakin saat ini Willy pasti menertawakan dirinya. Lalu pesan lainnya masuk.

^^^Gadis baik.^^^

^^^Tapi aku tidak yakin suamimu akan mencarimu. Hahaha...^^^

Snow mengeratkan genggamannya, darah yang berdesir terasa begitu dingin melewati nadi. Dia ketakutan. Sungguh.

Seperti yang sudah disepakati, Snow datang di tempat favorit mereka dulu. Taman yang akhir-akhir ini berubah sepi karena suhu mulai turun, musim dingin akan datang.

Dari kejauhan Snow dapat melihat Willy duduk pada salah satu kursi yang mungkin akan menjadi saksi bisu bagaimana hubungan mereka dulu, sebelum insiden mengerikan itu terjadi.

Snow merapatkan mantel tebalnya, meraih tali slingbag untuk ia jadikan pelarian rasa takut, lalu berjalan mendekat pada sosok Willy.

“Oh hai, kau sudah datang? Aku pikir kau tidak akan menggubris ku lagi?!”

Satu kata tercetak tebal didalam kepala Snow untuk Willy. Brengsek.

“Duduklah, aku membawa cappucino kesukaanmu.” lanjut Willy sambil menunjuk dua cup minuman yang ada disisi kanannya.

Snow melihat senyuman mengerikan yang tercetak dibibir Willy. Bodoh, mengapa ia menuruti permintaan Willy tanpa satu orangpun yang tau tentang hal itu. Bagaimana jika Willy kembali menyakitinya tanpa seorangpun tau? Snow yakin dia tidak akan kembali kerumah Winter dengan keadaan baik-baik saja. Sekali lagi Snow merutuk dirinya. Bodoh.

Menit awal duduk bersebelahan, Snow tak mengatakan apapun sampai-sampai Willy mendengus lirih dengan raut kecewa.

“Kau tidak merindukanku, Snow?”

Bagaimana dia bisa bertanya seperti itu saat tau Snow sudah memiliki suami. Snow hanya menggeleng kecil dengan perasaan campur aduk sebagai jawaban atas pertanyaan Willy.

Pria itu mengangguk singkat, lalu memutar pandangan kearah Snow. “Ah, aku lupa. Kau sudah menikah, pasti aku sudah tidak memiliki kedudukan apapun dihatimu 'kan?!”

Snow terpekur. Menggenggam kuat tali tas selempangnya karena perasaan takut semakin menguasai. Tak ada sedikitpun kalimat yang tersusun dengan apik didalam kepalanya. Tenggorokannya kering dan mencekik, membuat suara Snow tak bisa keluar sedikitpun.

“Tapi, aku dengar kau dan suamimu itu menikah karena dijodohkan, benar?” tanya Willy, seolah-olah sedang mempermainkan sosok Snow yang terlihat seperti kelinci ketakutan yang akan dimangsa oleh serigala. Willy tersenyum sarkas, lalu kembali bercuit. “Apa kau menerima itu untuk menjauhiku?!”

Mungkin keputusannya menerima perasaan Willy dulu salah. Dia sama sekali tidak menyangka jika Willy akan berani berbuat sejauh itu, malam itu, ketika dia menolak untuk ditiduri, Snow hampir kehilangan nyawa karena dianiaya hingga babak belur dan dirawat dirumah sakit selama dua Minggu lamanya.

“Katakan apa tujuanmu mengajakku bertemu!” Ketus Snow yang membuat Willy tertawa seperti orang tidak berakal dengan kepala menengadah ke langit.

“Hahaha... Kau bahkan tidak merindukanku, dan memilih menikah dengan orang lain saat aku harus mendekam dipenjara karena ke egoisanmu.”

Apa yang salah dengan Willy? Snow bahkan merinding mendengarnya. Bagaimana bisa dia merindukan orang yang hampir saja membuat nyawanya melayang. Hanya orang bodoh yang akan melakukan hal konyol itu. Dan Snow merasa menjadi orang yang paling tolol diantara semua manusia dimuka bumi ini saat memutuskan untuk kembali menemui Willy. Snow bahkan tidak tau jika hari ini adalah hari kebebasan Willy setelah lima tahun mendekam dipenjara.

Oh, God. Aku harus melakukan sesuatu.

Snow mengeluarkan ponsel dan berniat berpura-pura menerima panggilan, atau paling tidak dia bisa beralasan membalas pesan singkat suaminya untuk memberitahu Winter tentang keberadaannya saat ini. Setidaknya begitu, dan Winter akan tau dimana dia berada saat kemungkinan terburuk terjadi melalui GPS yang bisa dilacak dari ponsel.

Akan tetapi semuanya luruh saat Willy menahan telapaknya hingga Snow sontak memekik dan menarik kuat telapaknya hingga persegi pintar itu jatuh ketanah dan Willy memungutnya. Rasa trauma itu masih terlalu besar. Snow benar-benar ketakutan dan bersiap berlari kali ini. Namun lagi-lagi rencananya itu gagal saat lengannya dicengkeram kuat oleh Willy. Dengan perasaan tak karuan, Snow berbalik untuk menatap Willy. Kalau perlu memohon sekalian agar dilepas. Itu adalah jalan satu-satunya, karena Willy pernah melepasnya begitu saja saat ia memohon, dulu.

“Aku harus pulang, Wil.”

“Pulang?! Bahkan kita belum berbicara apapun.” jawab Willy dengan santai sembari menarik Snow untuk kembali duduk disampingnya. “Tidak perlu takut. Aku hanya ingin bertemu dan menyapamu sebagai orang pertama setelah menghirup udara kebebasan.”

Willy menyerahkan ponselnya kepada Snow dengan senyuman mengambang, lebih terlihat sorot sedih yang mendominasi.

“Maaf membuatmu ketakutan, tapi aku sama sekali tidak ingin mengulangi kesalahanku dulu, Snow.”

Jemari, bahkan seluruh tubuh Snow bergetar karena ketakutan sudah memenuhi seluruh inci tubuhnya. Akan tetapi, mendengar suara lembut Willy, Snow merasa sedikit lega. Snow tau apa yang dikatakan Willy itu benar.

“Ah, mengapa aku harus mendekam dipenjara dan kehilanganmu. Bagaimana ini, Snow?!”

Snow diam tak bergeming. Dia tak ingin menanggapi apapun perkataan Willy yang terkesan mengintimidasi.

“Aku—”

Ucapan Willy terhenti saat mendengar isakan tangis Snow yang terasa menyayat hatinya. Willy masih terlalu menyayangi Snow, bahkan tidak ingin barang sedikitpun melepaskan gadis yang selama ini selalu menempati ruang hatinya itu.

“Tolong berhenti. Biarkan aku pergi, Wil.”

Kali ini Willy menatap lekat pada Snow. Nada bicara Snow terdengar pilu diselimuti trauma yang ia sebabkan. Willy menyesal. Hingga tanpa sadar, telapaknya terulur ingin menyentuh kepela Snow yang tertunduk. Akan tetapi terhenti saat tiba-tiba Snow berkata. “Berhenti mengganggu dan muncul dihadapanku. Aku mohon.”[]

Terpopuler

Comments

Riska Wulandari

Riska Wulandari

harusnya jangan kamu temuin lah Saljuuuu..

2023-05-03

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 WM-1|Start|
3 WM-2 |HIDUP BERSAMA|
4 WM-3 |TERJEBAK MOMEN|
5 WM-4 |INI BUKAN KENCAN 'KAN?|
6 WM-5 |DAY MINUS ONE—30|
7 WM-6 |RAK BUKU YANG MENYEBALKAN|
8 WM-7 |DAY MINUS TWO-29|
9 WM-8 |SESUATU YANG DISEMBUNYIKAN DARIKU|
10 WM-9 |DAY MINUS THREE-28|
11 WM-10 |MASA LALU YANG KEMBALI HADIR|
12 WM-11 |DAY MINUS FOUR-27|
13 WM-12 |GELANG KAKI UNTUK PERMINTAAN MAAF YANG TULUS|
14 WM-13 |DAY MINUS FIVE-26|
15 WM-14 |KAMU BUKANLAH SOSOK YANG KUKENAL|
16 WM 15 |DAY MINUS SIX-25|
17 WM-16 |KEPUTUS-ASAAN DALAM KEPUTUSAN|
18 WM-17 |ISI HATI KITA|
19 WM-18 |DAY MINUS SEVEN- 24|
20 WM-19 |SUTRA|
21 WM-20 |RAGU|
22 WM-21 |AMORA ZYLVYNNA|
23 WM-22 |DAY MINUS EIGHT—23|
24 WM-23 |SUAMI DAN MANTAN|
25 WM-24 |TERPURUK|
26 WM-25 |DAY MINUS NINE—22|
27 WM-26 |SIMPUL DAN KEPUTUSAN|
28 WM-27 |APA KAU TAU?|
29 WM-28 |DAY MINUS TEN-21|
30 WM-29|KHAWATIR|
31 WM-30 |SEBUAH HARAPAN YANG TIDAK TERDUGA|
32 WM-31|DAY MINUS ELEVEN-20|
33 WM-32 |VOICE MESSAGE|
34 WM-33|SEBUAH KEPUTUSAN YANG INGIN SNOW AMBIL SEPIHAK|
35 WM-34|DAY MINUS TWELVE-19|
36 WM-35 |ULURAN TANGAN|
37 WM-36 |TEMAN MASA KECIL|
38 WM-37|KESALAHAN FATAL YANG DIBUAT WINTER UNTUK SNOW|
39 WM-38|MALAM YANG TERASA MENYIKSA|
40 WM-39|TENTANG KITA YANG TIDAK BISA LAGI BERSAMA|
41 WM-40|PULANG|
42 WM-41|KEPUTUSAN WINTER|
43 WM-42|DAY MINUS SIXTEEN—15|
44 WM-43 |SARAN|
45 WM-44|PEMILIK NOMOR ITU ADALAH,|
46 WM-45|BERTEMU SEKALI LAGI|
47 WM-46|MAAF, KITA TETAP BERPISAH|
48 WM-47|KEPUTUSAN SNOW|
49 WM-48 |That Day| [END]
50 Epilogue
51 EXTRA PART
52 EXTRA PART II
53 BUAT READERS TERCINTA
54 Short Story With Sunny. Ep.1
55 Short Story With Sunny Ep.02
56 Short Story With Sunny Ep.03
57 Short Story With Sunny Ep.04
58 Short Story With Sunny Ep.05
59 Short Story With Sunny Ep.06
60 Short Story With Sunny Ep.07
61 Short Story With Sunny Ep.08
62 Short Story With Sunny Ep.09
63 Short Story With Sunny Ep.10 [END]
64 Announcement.
65 PENTING!!!
66 My Angel Baby (New Novel)
67 We
68 Nightfall
69 Can I Love You?
70 Recognize You
71 Novel Baru
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Prolog
2
WM-1|Start|
3
WM-2 |HIDUP BERSAMA|
4
WM-3 |TERJEBAK MOMEN|
5
WM-4 |INI BUKAN KENCAN 'KAN?|
6
WM-5 |DAY MINUS ONE—30|
7
WM-6 |RAK BUKU YANG MENYEBALKAN|
8
WM-7 |DAY MINUS TWO-29|
9
WM-8 |SESUATU YANG DISEMBUNYIKAN DARIKU|
10
WM-9 |DAY MINUS THREE-28|
11
WM-10 |MASA LALU YANG KEMBALI HADIR|
12
WM-11 |DAY MINUS FOUR-27|
13
WM-12 |GELANG KAKI UNTUK PERMINTAAN MAAF YANG TULUS|
14
WM-13 |DAY MINUS FIVE-26|
15
WM-14 |KAMU BUKANLAH SOSOK YANG KUKENAL|
16
WM 15 |DAY MINUS SIX-25|
17
WM-16 |KEPUTUS-ASAAN DALAM KEPUTUSAN|
18
WM-17 |ISI HATI KITA|
19
WM-18 |DAY MINUS SEVEN- 24|
20
WM-19 |SUTRA|
21
WM-20 |RAGU|
22
WM-21 |AMORA ZYLVYNNA|
23
WM-22 |DAY MINUS EIGHT—23|
24
WM-23 |SUAMI DAN MANTAN|
25
WM-24 |TERPURUK|
26
WM-25 |DAY MINUS NINE—22|
27
WM-26 |SIMPUL DAN KEPUTUSAN|
28
WM-27 |APA KAU TAU?|
29
WM-28 |DAY MINUS TEN-21|
30
WM-29|KHAWATIR|
31
WM-30 |SEBUAH HARAPAN YANG TIDAK TERDUGA|
32
WM-31|DAY MINUS ELEVEN-20|
33
WM-32 |VOICE MESSAGE|
34
WM-33|SEBUAH KEPUTUSAN YANG INGIN SNOW AMBIL SEPIHAK|
35
WM-34|DAY MINUS TWELVE-19|
36
WM-35 |ULURAN TANGAN|
37
WM-36 |TEMAN MASA KECIL|
38
WM-37|KESALAHAN FATAL YANG DIBUAT WINTER UNTUK SNOW|
39
WM-38|MALAM YANG TERASA MENYIKSA|
40
WM-39|TENTANG KITA YANG TIDAK BISA LAGI BERSAMA|
41
WM-40|PULANG|
42
WM-41|KEPUTUSAN WINTER|
43
WM-42|DAY MINUS SIXTEEN—15|
44
WM-43 |SARAN|
45
WM-44|PEMILIK NOMOR ITU ADALAH,|
46
WM-45|BERTEMU SEKALI LAGI|
47
WM-46|MAAF, KITA TETAP BERPISAH|
48
WM-47|KEPUTUSAN SNOW|
49
WM-48 |That Day| [END]
50
Epilogue
51
EXTRA PART
52
EXTRA PART II
53
BUAT READERS TERCINTA
54
Short Story With Sunny. Ep.1
55
Short Story With Sunny Ep.02
56
Short Story With Sunny Ep.03
57
Short Story With Sunny Ep.04
58
Short Story With Sunny Ep.05
59
Short Story With Sunny Ep.06
60
Short Story With Sunny Ep.07
61
Short Story With Sunny Ep.08
62
Short Story With Sunny Ep.09
63
Short Story With Sunny Ep.10 [END]
64
Announcement.
65
PENTING!!!
66
My Angel Baby (New Novel)
67
We
68
Nightfall
69
Can I Love You?
70
Recognize You
71
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!