WM-6 |RAK BUKU YANG MENYEBALKAN|

Kemungkinan besar jawaban yang akan diterima jika Snow meminta izin kepada Winter untuk pergi ke toko buku adalah, tidak ada jawaban. Ya, pria itu selalu seperti itu, acuh dan tak peduli sama sekali dengan apa yang ia lakukan dan kerjakan. Kecuali memberi makan Snow dengan baik dan memberikan sebuah kartu kredit yang bisa Snow pergunakan kapanpun saat Snow membutuhkan sesuatu tanpa perlu memikirkan tagihan di akhir bulan, karena semuanya sudah menjadi tanggung jawab Winter.

Waktu menunjuk pukul sepuluh pagi saat Snow tiba disebuah toko furniture ternama di dunia untuk membeli sebuah rak kecil yang akan ia letakkan di gazebo depan rumah Winter. Snow berencana akan mengoleksi buku-buku panduan tentang hidup berumah tangga, dan juga beberapa komik kesukaannya sebagai penghilang suntuk di rumah tersebut.

“Anda mencari rak buku yang seperti apa, nona?” tanya si pegawai saat langkahnya terhenti disisi kanan Snow yang sedang sibuk melihat-lihat model rak susun di katalog toko yang di letakkan diatas sebuah meja lumayan tinggi.

“Ah, saya ingin rak buku yang minimalis. Bisa dipajang di gazebo rumah.” jawabnya riang dengan senyuman merekah sembari meletakkan kembali katalog diatas meja.

“Silahkan ikuti saya! Kami punya model terbaru!”

Snow kembali melempar senyum manis yang riang lalu berjalan dibelakang si pegawai. Hingga mereka berdua berhenti disalah satu sudut ruangan yang diisi berbagai jenis rak buku yang terlihat menggiurkan bagi Snow. Semua terlihat bagus dan Snow ingin memborong semuanya.

Snow menaruh atensinya pada salah satu rak berwarna coklat tua yang terbilang simpel. Ada tiga kolong dan semuanya ditutupi oleh pintu kaca polos dan tebal. Sejenak, Snow mencari-cari lebel harga rak tersebut.

“Wah, ini terlalu mahal!” gumamnya, lalu dia berinisiatif untuk menelpon Winter dan meminta persetujuan suaminya itu. “Saya berniat membeli yang ini, tapi saya harus meminta izin terlebih dahulu kepada suami saya!” terang Snow yang diangguki si pegawai toko. Lantas Snow merogoh tas dan mengambil ponselnya untuk menghubungi Winter.

Baru saja menyelesaikan meeting bersama para staff kantor, Winter kembali ke ruang kerja lalu membuka dan memeriksa kembali beberapa dokumen di atas meja kerjanya. Dan hal membosankan adalah prioritas dari diri Winter hingga dia merasa benar-benar muak.

Membanting tubuhnya dengan kasar, bersandar pada punggung kursi kerjanya, Winter memijat pelipis yang mulai terasa begitu berat. Memikirkan sejenak tentang apa yang sudah ia lewati hari ini.

“Argh...” desahnya frustasi, meloloskan nafasnya ke udara saat kembali teringat sosok Amora yang masih saja mendiamkan dirinya.

Winter tau ia cukup bersalah. Dia bahkan sudah memohon maaf dan berharap agar kekasihnya itu mengibarkan bendera perdamaian agar dia bisa kembali bekerja dengan tenang seperti biasanya. Tapi semuanya terasa sia-sia, semua tidak berjalan sesuai keinginannya dan Amora terkesan tidak juga ingin menanggapi permintaan maaf darinya. Lalu pada waktu yang sama, ponsel di atas meja kerjanya itu bergetar hebat. Nama seseorang muncul pada display dan membuat Winter semakin jengah.

Dengan sekali gerakan menyambar yang cukup kasar, ponsel sudah beralih pada telapak tangan besarnya dan siap untuk melakukan pembicaraan via udara. Snow menunggunya.

Getaran ponsel berhenti kala layar ponsel tersebut sudah berganti dengan foto gadis dengan senyuman menawan memenuhi display. Winter sempat terpaku hingga suara panggilan dari seberang kembali menyadarkannya.

“Apa aku mengganggu kakak?”

“Katakan saja ada apa, aku harus segera kembali bekerja!” sahutnya ketus, tidak ada sedikitpun nada ramah tamah yang terlontar.

“Ah, baiklah! Aku sedang berada di IKEA dan ingin membeli sebuah rak buku. Apa kakak tidak keberatan?” tanya Snow lugu.

Winter kembali meloloskan satu hembusan nafas kelewat besar, meraih keningnya dan memijat tepat pada pelipisnya sekali lagi. “Untuk apa?” tanyanya dengan nada rendah.

“Aku ingin mengoleksi beberapa buku, dan meletakkannya di gazebo depan rumah. Bolehkan?”

Selama hidup Winter, tak pernah sekalipun seseorang berbicara dengan nada merengek kepadanya. Snow terlalu berlebihan, pikirnya.

“Rak di rumahku ada cukup banyak, apa kau tidak melihat gudang belakang? Disana ada banyak sekali rak buku tidak terpakai!”

Biasanya, Winter ingin segera mengakhiri pembicaraan. Akan tetapi, entah mengapa kali ini berbeda. Suara Snow seolah menjadi penyelamat jiwanya dari tumpukan berkas yang memuakkan.

“Ah, benarkah? Kalau begitu aku akan membatalkannya saja dan mencari rak digudang belakang rum—”

“Kau sudah terlanjur disana!” sahut Winter cepat, tidak ingin di sebut jahat karena melarang Snow untuk membeli sesuatu yang mungkin memang tidak berguna bagi Winter. “Pilih model yang tidak memenuhi gazebo! Aku tidak ingin tempat itu menjadi sempit dan membosankan!”

Terdengar tawa antusias yang ditahan pada pembicaraan via telepon tersebut. Snow terdengar memekik kecil mendengar persetujuan dari dirinya. Bahkan tanpa sadar Winter menarik samar sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman saat kembali mendengar suara Snow di telinganya.

“Baiklah, aku tidak akan mengecewakan kakak! Aku sudah menemukan rak yang pas, dan kakak tidak akan kecewa. Terimakasih...”

Ungkapan yang sering ia dengar dari orang lain itu terasa berbeda ketika Snow yang mengatakan kalimat tersebut.

Tak mau larut semakin dalam dengan pembicaraan dan perasaannya sendiri, Winter mengakhiri panggilan teleponnya sepihak. Lalu kembali meraih tumpukan kertas itu dengan sedikit suasana baru didalam dirinya.

“Tolong urus pembayaran dan alamat pengirimannya!” ucap Snow penuh rasa bahagia. Dia bahkan sudah menerka jika Winter akan melarangnya, akan tetapi semua tidak begitu, dan Snow menyukai Winter yang baik seperti saat ini. Senyuman mengembang sempurna seraya bahunya yang terangkat saat kedua telapaknya berhasil menelusup didalam saku jeans yang dikenakannya.

Snow berencana akan segera bergegas kembali kerumah setelah ini. Namun semuanya berubah haluan saat tanpa sengaja dia bertemu dengan kakak kelasnya dulu, saat masih duduk di bangku menengah atas.

“Kudengar kamu sudah menikah?” tanya pemuda tampan dihadapan Snow sambil kembali meneguk minuman hangat dari cup minuman miliknya.

Dan ya, mereka sampai begitu saja di sebuah cafe kekinian yang berada tak jauh dari IKEA.

“Iya, kakak mendengarnya juga? Padahal aku sudah bersusah payah untuk menyembunyikan hal ini!” celetuknya jenaka, membuat pemuda itu turut menahan tawa.

“Kenapa disembunyikan? Aku bahkan tidak apa-apa jika kamu sudah bersuami, kita masih bisa berteman 'kan?”

Tentu saja jantung Snow berdebar kencang mendengarnya. Bagaimanapun mereka pernah memiliki perasaan yang saling berbalas. Mereka pernah saling mencintai.

Snow tersenyum kaku, bahkan spontan mengambil jus strawberry miliknya lalu meneguknya serakah sebab gugup.

“Maaf terlambat, tapi selamat atas pernikahannya!” tutur si pemuda sambil mengulurkan tangan memberi selamat.

Dengan gerakan lambat Snow menerima uluran tangan tersebut. Saling menggenggam dengan senyuman yang terbit dari bibir masing-masing.

“Terima kasih.”

Hingga jarum jam terus berputar bersamaan dengan iringan musik classic yang mengalun lembut menyentuh pendengaran, Snow larut dalam kebersamaan dengan orang yang benar-benar pernah mengisi hatinya. Hingga dering ponsel dari dalam saku tas milik Snow mengejutkan keduanya, dan Snow bergegas merogohnya dari sana setelah pria dihadapannya itu mengangguk dua kali.

“Ha-halo?”

”Kamu dimana? Jangan membuatku repot dengan barang-barang tidak penting yang kau beli ini!” ketus Winter diseberang, seketika membuat Snow teringat akan rak buku yang ia beli dua jam yang lalu.

Snow terbelalak, sembari bergegas dan pergi begitu saja setelah mendengar omelan Winter.

“Ba-baik! Aku pulang sekarang.”[]

Episodes
1 Prolog
2 WM-1|Start|
3 WM-2 |HIDUP BERSAMA|
4 WM-3 |TERJEBAK MOMEN|
5 WM-4 |INI BUKAN KENCAN 'KAN?|
6 WM-5 |DAY MINUS ONE—30|
7 WM-6 |RAK BUKU YANG MENYEBALKAN|
8 WM-7 |DAY MINUS TWO-29|
9 WM-8 |SESUATU YANG DISEMBUNYIKAN DARIKU|
10 WM-9 |DAY MINUS THREE-28|
11 WM-10 |MASA LALU YANG KEMBALI HADIR|
12 WM-11 |DAY MINUS FOUR-27|
13 WM-12 |GELANG KAKI UNTUK PERMINTAAN MAAF YANG TULUS|
14 WM-13 |DAY MINUS FIVE-26|
15 WM-14 |KAMU BUKANLAH SOSOK YANG KUKENAL|
16 WM 15 |DAY MINUS SIX-25|
17 WM-16 |KEPUTUS-ASAAN DALAM KEPUTUSAN|
18 WM-17 |ISI HATI KITA|
19 WM-18 |DAY MINUS SEVEN- 24|
20 WM-19 |SUTRA|
21 WM-20 |RAGU|
22 WM-21 |AMORA ZYLVYNNA|
23 WM-22 |DAY MINUS EIGHT—23|
24 WM-23 |SUAMI DAN MANTAN|
25 WM-24 |TERPURUK|
26 WM-25 |DAY MINUS NINE—22|
27 WM-26 |SIMPUL DAN KEPUTUSAN|
28 WM-27 |APA KAU TAU?|
29 WM-28 |DAY MINUS TEN-21|
30 WM-29|KHAWATIR|
31 WM-30 |SEBUAH HARAPAN YANG TIDAK TERDUGA|
32 WM-31|DAY MINUS ELEVEN-20|
33 WM-32 |VOICE MESSAGE|
34 WM-33|SEBUAH KEPUTUSAN YANG INGIN SNOW AMBIL SEPIHAK|
35 WM-34|DAY MINUS TWELVE-19|
36 WM-35 |ULURAN TANGAN|
37 WM-36 |TEMAN MASA KECIL|
38 WM-37|KESALAHAN FATAL YANG DIBUAT WINTER UNTUK SNOW|
39 WM-38|MALAM YANG TERASA MENYIKSA|
40 WM-39|TENTANG KITA YANG TIDAK BISA LAGI BERSAMA|
41 WM-40|PULANG|
42 WM-41|KEPUTUSAN WINTER|
43 WM-42|DAY MINUS SIXTEEN—15|
44 WM-43 |SARAN|
45 WM-44|PEMILIK NOMOR ITU ADALAH,|
46 WM-45|BERTEMU SEKALI LAGI|
47 WM-46|MAAF, KITA TETAP BERPISAH|
48 WM-47|KEPUTUSAN SNOW|
49 WM-48 |That Day| [END]
50 Epilogue
51 EXTRA PART
52 EXTRA PART II
53 BUAT READERS TERCINTA
54 Short Story With Sunny. Ep.1
55 Short Story With Sunny Ep.02
56 Short Story With Sunny Ep.03
57 Short Story With Sunny Ep.04
58 Short Story With Sunny Ep.05
59 Short Story With Sunny Ep.06
60 Short Story With Sunny Ep.07
61 Short Story With Sunny Ep.08
62 Short Story With Sunny Ep.09
63 Short Story With Sunny Ep.10 [END]
64 Announcement.
65 PENTING!!!
66 My Angel Baby (New Novel)
67 We
68 Nightfall
69 Can I Love You?
70 Recognize You
71 Novel Baru
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Prolog
2
WM-1|Start|
3
WM-2 |HIDUP BERSAMA|
4
WM-3 |TERJEBAK MOMEN|
5
WM-4 |INI BUKAN KENCAN 'KAN?|
6
WM-5 |DAY MINUS ONE—30|
7
WM-6 |RAK BUKU YANG MENYEBALKAN|
8
WM-7 |DAY MINUS TWO-29|
9
WM-8 |SESUATU YANG DISEMBUNYIKAN DARIKU|
10
WM-9 |DAY MINUS THREE-28|
11
WM-10 |MASA LALU YANG KEMBALI HADIR|
12
WM-11 |DAY MINUS FOUR-27|
13
WM-12 |GELANG KAKI UNTUK PERMINTAAN MAAF YANG TULUS|
14
WM-13 |DAY MINUS FIVE-26|
15
WM-14 |KAMU BUKANLAH SOSOK YANG KUKENAL|
16
WM 15 |DAY MINUS SIX-25|
17
WM-16 |KEPUTUS-ASAAN DALAM KEPUTUSAN|
18
WM-17 |ISI HATI KITA|
19
WM-18 |DAY MINUS SEVEN- 24|
20
WM-19 |SUTRA|
21
WM-20 |RAGU|
22
WM-21 |AMORA ZYLVYNNA|
23
WM-22 |DAY MINUS EIGHT—23|
24
WM-23 |SUAMI DAN MANTAN|
25
WM-24 |TERPURUK|
26
WM-25 |DAY MINUS NINE—22|
27
WM-26 |SIMPUL DAN KEPUTUSAN|
28
WM-27 |APA KAU TAU?|
29
WM-28 |DAY MINUS TEN-21|
30
WM-29|KHAWATIR|
31
WM-30 |SEBUAH HARAPAN YANG TIDAK TERDUGA|
32
WM-31|DAY MINUS ELEVEN-20|
33
WM-32 |VOICE MESSAGE|
34
WM-33|SEBUAH KEPUTUSAN YANG INGIN SNOW AMBIL SEPIHAK|
35
WM-34|DAY MINUS TWELVE-19|
36
WM-35 |ULURAN TANGAN|
37
WM-36 |TEMAN MASA KECIL|
38
WM-37|KESALAHAN FATAL YANG DIBUAT WINTER UNTUK SNOW|
39
WM-38|MALAM YANG TERASA MENYIKSA|
40
WM-39|TENTANG KITA YANG TIDAK BISA LAGI BERSAMA|
41
WM-40|PULANG|
42
WM-41|KEPUTUSAN WINTER|
43
WM-42|DAY MINUS SIXTEEN—15|
44
WM-43 |SARAN|
45
WM-44|PEMILIK NOMOR ITU ADALAH,|
46
WM-45|BERTEMU SEKALI LAGI|
47
WM-46|MAAF, KITA TETAP BERPISAH|
48
WM-47|KEPUTUSAN SNOW|
49
WM-48 |That Day| [END]
50
Epilogue
51
EXTRA PART
52
EXTRA PART II
53
BUAT READERS TERCINTA
54
Short Story With Sunny. Ep.1
55
Short Story With Sunny Ep.02
56
Short Story With Sunny Ep.03
57
Short Story With Sunny Ep.04
58
Short Story With Sunny Ep.05
59
Short Story With Sunny Ep.06
60
Short Story With Sunny Ep.07
61
Short Story With Sunny Ep.08
62
Short Story With Sunny Ep.09
63
Short Story With Sunny Ep.10 [END]
64
Announcement.
65
PENTING!!!
66
My Angel Baby (New Novel)
67
We
68
Nightfall
69
Can I Love You?
70
Recognize You
71
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!