Anggi yang pulang malam, mendapat teguran dari sang papi, “ kamu dari mana? kok pulang malam gini?” tanya Rian kepada Anggi.
“Pulang dengan teman pi,”jawab Anggi dan langsung duduk di samping papinya.
“Laki-laki atau perempuan,” tanya sang mami yang ikut duduk di depannya.
“Laki-laki, dia baik,” jawab Anggi.
Mendengar kata laki-laki, sesil sedikit khawatir karena dia tidak ingin anak satu-satunnya salah pergaulan seperti dirinya dulu sewaktu masih mudah.
Anggi langsung pamit kepada mami dan papi nya, dia ingin membersihkan badan, dan istirahat karena dirinya sudah sangat lelah, sesil hanya mengangguk saat Anggi pamit.
Rasa waspada langsung menghampiri dirinya, rian yang melihat perubahan di wajah istrinya, langsung menghampiri Sesil, “mami tenang saja, aku yakin Anggi bisa jaga diri,” ucap Rian menghibur Sesil.
“Semoga saja pi, tapi mami tetap khawatir,” jawab Sesil.
“Jangan terlalu berlebihan, nanti kamu sakit,” lanjut Rian menenangkan istrinya.
Sesil hanya tersenyum kepada Rian, karena dia bersyukur bisa mendapatkan pengganti Adit yang begitu baik, bisa menerima dirinya apa adanya.
💕💕💕💕
Cello fan Anggi semakin dekat, mereka berdua sering menghabiskan waktu bersamanya, walaupun hubungan mereka masih batas teman, namun cello merasa nyaman saat bersama dengan Anggi, begitu juga dengan Anggi.
Anggi mengutarakan niatnya ingin pindah kuliah ke Jakarta kembali, dan itu di sambut baik oleh kedua orang tuanya.
Sepeti biasa setiap makan siang, cello selalu menyempatkan waktu untuk makan siang bersama Anggi, hal itu tidak lepas dari pantauan Erni, karena Erni belum ikhlas melepas Cello.
Siang ini Anggi menyempatkan diri datang ke kantor Cello, namun ia hanya di lobby menunggu Cello, Erni ingin menghampiri dirinya namun Cello sudah muncul dari lift, terpaksa Erni mengurungkan niatnya.
“Ayo, kita jalan?” ajak Cello pada Anggi.
Mereka berdua langsung meninggalkan kantor dan mencari tempat makan yang menurut mereka nyaman, seperti biasa Cello akan berusaha menghindari tempat yang biasa ia datangi dengan parah mantannya, karena dia takut mereka bertemu.
Namun kali ini Cello tidak bisa menghindar lagi, saat dirinya bertemu dengan Dwi, kekasih yang belum dia putuskan sampai saat ini.
“Sayang, kamu ada di sini juga,” tanya Dwi kepada Cello.
Anggi langsung menatap Cello, karena dia kaget ternyata ada wanita lain selain dirinya, dada Anggi sangat sakit saat wanita lain memanggil Cello dengan panggilan sayang.
“Kok kamu ada di sini?” tanya Cello sedikit gugup, baru kali ini dirinya gugup di hadapan wanita.
“Aku yang seharusnya bertanya, kamu selama ini kemana saja? katanya sibuk di kantor? ternyata sibuk dengan wanita lain,” ucap Dwi menatap sinis ke arah Anggi.
“Bukan begitu___”
"Nggak usah alasan,” ucap Dwi memotong omongan Cello.
Tanpa menunggu penjelasan Cello, Dwi langsung meninggalkan Cello dan Anggi, saat Dwi sudah menghilang Cello langsung menarik nafas panjangnya, namun wanita di sampingnya sudah memasang muka kurang bersahabatnya.
“Ternyata kamu mempunyai wanita lain selain aku?” tanya Anggi saat mereka sudah mendapatkan meja kosong.
“Dia itu mantan aku, sekarang aku tidak mempunyai kekasih lagi,” jawab celo sedikit berbohong.
Cello begitu menyakinkan Anggi kalau dirinya tidak mempunyai kekasih, semua wanita yang datang kepadanya, hanyalah mantan Cello, Anggi mempercayai omongan Cello, karena dia melihat kalau laki-laki yang ada di depannya itu tidak berbohong.
Karena suasana hati Anggi sudah membaik, mereka berdua langsung memesan makanan, karena jam istirahat Cello tinggal sedikit, kalau sampai telat sampai kantor, bisa-bisa si jomblo abadi mengamuk lagi kepadanya.
“Kenapa sih kamu paling takut dengan kakak sepupu kamu itu? kan kamu wakil CEO nya, ya terserah kamu dong,” ucap Anggi sedikit keberatan karena Cello meminta cepat pulang.
“Bukan begitu, dia lebih berhak dari pada aku, karena dia sangat di siplin orangnya, dan aku juga udah janji, tidak akan main-main dalam pekerjaan,” jawab Cello.
“Apa gunanya punya karyawan banyak, kalau ujung-ujungnya kamu yang kerja, enak dong cuma menerima gaji buta,”jawab Anggi.
Cello makin pusing dengan pola pikir Anggi, emangnya jadi pemimpin itu gampang, seenak jidat menyuruh orang, toh mereka juga sudah punya tugas masing-masing.
Tanpa menjawab Cello langsung berdiri dari duduknya untuk pulang, karena tidak suka dengan keputusan Cello, Anggi memili pulang naik taksi, Cello tidak peduli, dia langsung meninggalkan parkiran restoran dan kembali ke kantornya.
Karena jam istirahat tinggal lima menit lagi, dan Cello tidak ingin mengecewakan Tya yang kesekian kalinya, karena Tya dan papa Adit mereka makan siang di kantin kantor, Tya yang paling sering menemani papa Adit makan siang, sedangkan Cello sibuk dengan wanita-wanita nya.
“Tepat waktu, masih ada setengah menit,” jawab Tya kepada Cello.
Mada hanya tertawa mendengar ucapan Tya, kenapa nggak sekalian setengah detik aja buk,” ucap Mada sambil menatap komputer yang ada di depannya.
“Jangan begitu cantik, apa kau suka aku dapat hukuman dari kak Tya?” ucap Cello dengan nada godaan.
Mada hanya melihat ke arah lain, saat mendengar ucapan Cello.
“Coba tante Risna dan om Chua menyetujui kalau aku pacaran dengan kamu, tidak tunggu lama, langsung otw KUA,” ucap Cello kembali.
Tya hanya membuang muka, dan langsung meninggalkan Cello yang lagi menghayal untuk menikahi Mada, sedangkan Mada langsung berpura-pura menyibukkan diri, karena merasa di cuekin Cello langsung menyusul Tya masuk ke dalam ruangan mereka.
“Kak, tadi papa cari aku nggak?” tanya Cello.
“Nggak, kamu nggak balik juga papa tidak peduli, palingan papa mengerti anak bungsunya lagi kelayapan di luar sana,” jawab Tya.
Cello hanya menarik nafas panjangnya, karena ia tau kalau papanya pasti mencari dirinya, karena setiap pulang kerja, papa Adit selalu bertanya, “ tadi siang makan di mana? kenapa nggak pernah makan bareng papa dan kak Tya?” itu pertanyaan yang selalu papa Adit lontarkan kepada Cello saat mereka pulang ke rumah.
“Sekaki-kali makan sianglah dengan papa, tetapi kamu lebih pentingkan kekasih kamu dari pada orang tua, jadi susah,” ucap Tya dan langsung meninggalkan Cello.
Mungkin juga Tya sudah bosan menasehati Cello, karena hampir tiap hari Tya menasehatinya namun tidak ada yang nyangkut pada Cello, bagi Cello itu hanya angin lalu saja.
Anggi yang tiba di rumahnya langsung masuk ke dalam kamarnya, dia menghubungi Cello namun Cello tidak mengangkatnya, membuat Anggi sedikit emosi, “Aku penasaran dengan kakak sepupunya itu, kok sampai Cello tunduk kepadanya,” batin Anggi.
Anggi marah ke Cello karena seolah-olah Cello membelah kakaknya, seperti orang paling berkuasa di perusahaan Cello, membuat Anggi marah, karena dirinya belum ingin pulang, dia masih ingin bersenang-senang bersama Cello.
🌷💕🌷
LIKE.... KOMENTAR... LIKE....
🌷💕🌷Bersambung🌷 💕🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Nova Herlinda
kapan tobatnya ello..... aku tungguin loh
2021-10-10
0
Nona_Ariesta
malas lihat Anggi
2021-10-08
0
Juwita Pml
lnjutt
2021-10-07
0