Sesuai dengan janjinya kepada Anggi yaitu makan siang bersama, Cello langsung menuju tempat dirinya janjian dengan Anggi, sesampainya di cafe ternyata Anggi sudah menunggunya, “Maaf sudah menunggu lama,” ucap Cello kepada Anggi.
“Tidak apa-apa santai saja, aku juga baru tiba,” jawab Anggi bahagia.
Mereka berdua akhirnya memesan makanan dan minuman, Cello mengabaikan pesan dari kekasihnya yang lain, Windi mengirim pesan dan juga menelpon cello namun tidak ada yang di balas atau diangkat oleh cello.
Sedangkan Erni mencari menunggu Cello di lobby kantor, dia ingin meluruskan permasalahan mereka, dia ingin meminta maaf kepada Cello karena sudah memutuskan hubungan mereka, padahal Erni masih menyayangi Cello, dia meminta putus karena emosi dengan sikap Cello dan teguran dari Tya.
Di cafe, Cello tidak mengetahui kalau Ema juga ada di cafe yang sama, karena Ema bertemu dengan customernya, dari jauh Ema melihat Cello dengan wanita lain, Ema hanya tersenyum karena omongan Cello selama ini tidaklah benar, setiap mengobrol dengan Ema, Cello selalu mengatakan kalau dirinya tidak mempunyai kekasih.
Ema juga tidak peduli Cello mau jalan dengan siapa, toh dia mereka berdua hanya sebatas teman, tidak ada hubungan spesial di antara mereka, yang penting sekarang Ema sudah tau kalau Cello sudah ada yang punya.
“Mbak, coba lihat itu sana, itu bukan Cello?” tanya Dea kepada Dita.
Mereka juga ada di cafe tersebut bersama dengan Lia, mereka membahas tentang perjodohan Rere dan Chaim, Dita langsung melihat ke arah yang di tunjuk oleh Dea, dan betul itu adalah Cello.
“Siapa lagi yang dia temani anak itu, aku makin bingung dengannya, entah mengikuti siapa,” ucap Dita kepada kedua orang di sampingnya.
Lia hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu, karena dia juga belum tau betul dengan Cello, baru dua kali bertemu dengannya.
Cello tidak menyadari sedikitpun kalau dia lagi di perhatikan oleh mamanya, dia malah asih bercanda bersama dengan Anggi.
Setelah makan siang, mereka langsung pulang, tapi mereka sengaja lewat di meja yang di tempati oleh Cello.
“Mama duluan ya nak,” ucap Dita pada Cello.
Cello kaget melihat sang mama berdiri di sampingnya bersama bunda Dea yang tersenyum seolah mengejek, Cello hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sedangkan Anggi menatap mereka dengan tatapan tidak bersahabat, mama Dea yang melihat Anggi hanya tersenyum kepadanya.
“Ok kami pulang duluan ya,” ucap bunda Dea menepuk pundak Cello, sedangkan Dita sudah duluan jalan di susul Lia.
Cello hanya tersenyum kikuk melihat ekspresi
mamanya, memperlihatkan muka tidak sukanya kepada Cello, “Mereka siapa?” tanya Anggi berpura-pura bodoh.
“Kau tidak dengan dia memanggilku apa? dia mama dan bundaku,” jawab Cello sedikit emosi dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Anggi.
Tidak lama Cello akhirnya pulang bersama dengan Anggi, kebetulan jam istirahat sudah hampir habis, dan bilah telat sampai kantor macan betina yaitu Tya akan marah besar kepadanya bila telat sampai kantor.
“Ok hati-hati di jalan, sampai ketemu lagi,” ucap cello pada Anggi.
“Kau juga hati-hati ya,” balas Anggi dan langsung meninggalkan halaman parkir cafe dan si susul oleh cello.
Sedangkan Ema masih di dalam cafe, namun ia tidak peduli dengan Cello, Ema lebih fokus dengan pekerjaannya.
Cello tiba di kantornya dengan tepat waktu, dan kebetulan Tya ada di kantor ayah Davin, jadi kali ini cello aman tidak ada yang ribut saat dirinya bermain handphone.
“Siang mbak, maaf apa saya bisa bertemu dengan pak cello?” tanya Erni pada Mada.
“Sabar ya,” ucap Mada, dan langsung menghubungi cello.
Tidak lama Cello keluar dari ruangannya untuk menemui Erni, “ada apa?” tanya Cello kepada Erni.
“Aku mau minta maaf, aku emosi malam itu,” ucap Erni pada Cello.
Cello hanya diam, mendengar Erni menyampaikan semua isi hatinya, sedangkan Mada hanya hanya berpura-pura fokus sama pekerjaannya namun telinganya mendengar semua obrolan Erni dan kepada Cello.
“Udahlah Erni, aku sudah melupakan semuanya_”
“Jadi kita masih melanjutkan hubungan kita?” tanya Erni bahagia.
“Aku sudah menganggap kamu sebagai sahabat aku, kita bersahabat saja,” jawab Cello menepuk pundak Erni.
Erni memohon kepada Cello, agar mereka melanjutkan hubungan mereka, namun Cello juga sudah tidak bisa melanjutkan hubungan mereka, walaupun Erni bermohon agar tetap lanjut namun Cello tetap pada keputusannya.
“Aku meminta maaf, semoga kita bisa berteman dengan baik, tidak ada dendam di antara kita, maaf aku harus masuk kembali karena pekerjaanku masih menumpuk,” ucap cello pada Erni.
Cello langsung kembali ke dalam ruangannya, begitu juga dengan Erni, walaupun kecewa namun Erni tidak bisa memaksa Cello untuk kembali kepadanya, toh itu salah dia sendiri yang memutuskan Cello.
*****
Sepanjang hari ini, Cello tidak pernah menghubungi Ema, karena dia sudah sibuk dengan Anggi, wanita yang baru ia kenal dua hari yang lalu.
Ema yang kembali ke butiknya, langsung di sibukkan dengan membuat gambar baju yang customernya pesan, Ema tidak pernah setengah-setengah dengan apa yang ia kerjakan, karena dari awal merintis usaha ini, papanya selalu menasehati dirinya, agar jangan setengah-setengah dalam bekerja.
Ema yang terus fokus pada gambarnya karena ia akan membuat beberapa baju, sesuai permintaan mereka, Ema hanya menggambarnya saja, nanti ada yang melanjutkan untuk menjahitnya, yang penting Ema sudah menggambarnya.
Kalau sudah berhadapan dengan namanya menggambar, Ema sudah tidak bisa di ganggu, terkadang ia tidak tidur, gara-gara menggambar, terkadang juga ia tidur di butik karena sudah capek dan ngantuk Ema sudah tidak kembali lagi ke rumahnya.
“Ita, tolong buatkan aku kopi dong, aku sangat mengantuk” ucap Ema kepada Ita.
Ita langsung menuju pantry untuk membuatkan kopi untuk Ema, “permisi buk, aku cuma mau mengantarkan kopi untuk mbak” ucap Ita kepada Ema.
Ema hanya tersenyum kepada Ita, “Terimakasih Ita, oh iya nanti kalau kalian mau pulang, silakan pulang saja, karena aku masih ingin melanjutkan pekerjaanku,” ucap Ema kepada Ita.
“Mbak ingin menginap di sini?” tanya Ita kembali.
“Belum tau juga sih,” jawab Ema
Ita langsung pamit, keluar dari ruangan Ema, sedangkan Ema langsung menikmati kopi buatan Ita, untuk menghilangkan rasa ngantuk yang ia rasakan.
Tanpa terasah jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Ema memutuskan untuk menginap di butik saja karena dirinya sudah malas menyetir mobil, sedangkan semua karyawannya sudah pada pulang, namun dirinya enggan meninggalkan pekerjaannya, Ema bangkit dari duduknya, karena badannya terasah sangat pegal karena terlalu lama duduk.
Ema langsung menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, untuk membersihkan diri, di butik Ema, memang ada sebuah kamar, yang khusus untuknya, biasa ia tempati istirahat bila dirinya terasah capek atau malas pulang ke rumah.
💕💕💕
Jangan lupa dukungannya, lewat like dan juga komentarnya, 🤗😘 terimakasih🙏🙏
🌷💕🌷 Bersambung 💕🌷💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Yesi Triyanto
Ema. gak. punya sahabat kah thor???? kok nelangsa bngt hdup nya
2022-02-18
1
Nona_Ariesta
Erni orang ngotot ya
2021-10-05
0
Juwita Pml
lnjutt
2021-10-05
0