Bab 14

Saat makan siang, Cello dan papa Adit beserta Tya lagi menikmati makan siang mereka di sebuah cafe, mata Cello tertuju pada seorang wanita cantik yang juga lagi menikmati makan siangnya,

Mata playboy Cello tidak bisa di bohongi, apa lagi tatapannya di balas dengan senyuman manis dari wanita tersebut.

Setelah makan siang, Cello menghampiri meja wanita tersebut, dan langsung meninggalkan kartu namanya, wanita tersebut mengerti apa yang di maksud Cello.

Cello langsung meninggalkan cafe bersama dengan papa dan Tya, dia yakin wanita itu akan menghubunginya, apa lagi dari senyumnya wanita itu juga tertarik padanya, dan betul dengan dugaan cello, baru saja sampai kantor, sudah ada pesan dari nomor tidak di kenal dan ternyata dari wanita yang ia temui di cafe tadi.

Cello tersenyum mendapatkan pesan dari wanita itu, dengan segera Cello membalasnya, karena itu yang dia inginkan, Tya juga memperhatikan Cello yang senyum-senyum sendiri, bagaikan orang tidak waras.

“Kerja dulu, nanti baru chatingan dengan gebetan baru, aku tau kau punya yang baru lagi, entah sampai kapan kau begitu dek,” tegur Tya pada Cello.

Cello hanya tersenyum kepada kakak sepupunya itu, karena lagi-lagi dirinya dapat teguran dari Tya, cello langsung menyimpan handphonenya dan mulai melanjutkan pekerjaannya yang masih menunggu untuk di selesaikan.

“Kak, menurut kakak yang mana cantik di antara dua cewek ini?” tanya Cello kepada Tya sambil menunjukkan kedua di foto kepada Tya.

“Tidak ada yang cantik, lebih cantik aku,” jawab Tya bercanda.

Walaupun mereka sering bertengkar atau marahan, namun kadang juga mereka bercanda satu sama lainnya, Cello dan Tya duduk santai dalam ruangan mereka sambil mengobrol karena pekerjaan mereka sudah selesai.

Tya memainkan handphonenya sambil chatingan dengan Linzy, mereka berdua asik membahas drama Korea yang mereka akan nonton nantinya, sedangkan cello asik membalas pesan Anggi wanita yang baru dia kenal tadi siang sambil menikmati kopi yang di buatkan oleh Mada.

“Dek..., sampai kapan kau begini, jangan suka mempermainkan wanita, karena karma itu masih berlaku, ingat dengan keturunanmu nantinya,” ucap Tya kembali menasehati Cello.

“Aku sudah janji dengan diri aku sendiri, kalau suatu saat nanti aku mendapatkan wanita yang bisa menerima aku apa adanya, aku akan merubah semua sifat buruk aku,” jawab Cello.

Tya hanya menarik nafas panjangnya, karena itu terus jawaban Cello kalau di nasehati, Tya sedikit heran dengan sepupunya itu, Cello bersifat playboy sedangkan dan Chaim malah tidak pernah berpacaran, seperti dirinya yang masih juga betah menjomblo.

“Ayo pulang, papa sudah kirim pesan,” ucap Cello pada Tya.

Mereka berdua akhirnya meninggalkan ruangan mereka, Tya langsung menuju lift karena dia membawa kendaraan sendiri, sedangkan Cello masih menuju ruangan papa Adit.

Malam ini Anggi mengajak Cello untuk ketauan namun Cello menolaknya karena dirinya sangat lelah, walaupun sedikit kecewa namun Anggi bisa menerimanya.

Kini Cello sudah di jalan menuju pulang bersama papa Adit, “pekerjaan yang papa tadi suruh kerjakan sudah selesai?” tanya papa Adit.

“Sudah dong pa, tapi aku lupa kasih ke papa tadi,” jawab Cello sambil fokus menyetir mobil.

“Papa tidak pernah melarangmu berteman dan bergaul dengan siapa saja, hanya papa minta, stop mempermainkan perasaan wanita, karena sama saja kau mempermainkan perasaan mama,” ucap papa Adit.

Cello kaget mendengar nasehat papanya, karena dia tau kalau papa Adit tidak pernah ikut campur dalam masalah pribadi anak-anaknya, namun kali ini papa Adit angkat bicara soal sikap cello kepada beberapa wanita, termasuk kepada Erni karyawan mereka.

" Papa juga tidak melarang mau dekat dengan siapa saja, tapi ingat jangan sampai melewati batas” lanjut papa Adit.

“Ia pa, aku selalu ingat kok nasehat papa,” jawatan Cello mantap.

Mereka berdua akhirnya tiba juga di rumah, mama dita sudah di pintu menyambut mereka, itu sudah kebiasaan bagi mama Dita, karena sejak dirinya dan Adit menikah, Dita selalu menjemput Adit di depan pintu.

“Selamat sore mamaku yang paling cantik, yang cantik tidak pernah pudar,” ucap Cello menyapa sang mama.

“Ada apa lagi, biasanya kalau dengar pujian gini pasti ada maunya?” tanya mama Dita pada Cello.

“Nggak kok ma, cuma ingin memuji mama saja,” jawab Cello dan langsung masuk rumah menyusul papa Adit dan juga mama Dita.

Cello langsung menuju kamar untuk membersihkan diri, karena sudah sangat gerah bercampur dengan lelah, karena seharian duduk di kantor berhadapan dengan laptop dan juga dokumen.

💕💕

Karena sudah jam Enam sorang, akhirnya Ema memutuskan untuk kembali ke rumahnya, dia juga sudah sangat lelah, badannya semua terasa pegal-pegal, dia ingin berendam air hangat, untuk menghilangkan rasa cepak dan pegal pada tubuhnya.

Karyawan butiknya juga sudah pada pulang, karena mereka kerja hanya sampai jam lima sore, kecuali lagi ramai biasanya mereka lembur, Ema langsung meninggalkan butik bersama dengan asistennya, orang yang selalu mengambil alih butik bilah Ema ada pekerjaan lainnya, namun mereka tidak satu mobil, mereka berdua bedah jalur, jadi mereka pulang dengan menggunakan kendaraan mereka masing-masing.

Di jalan Ema menyempatkan diri untuk singgah membeli makanan, karena dirinya sudah sangat capek, apa lagi dia hanya sendirian jadi tidak terlalu pusing soal makanan, setelah semua sudah siap, Ema melanjutkan perjalanannya menuju rumahnya.

Ema mendapati rumah yang kosong dan sunyi, hanya beberapa mata lampu yang mengalah, karena Ema sengaja takutnya dia pulang terlambat dan rumah dalam keadaan sunyi dan gelap.

Akhirnya Ema masuk ke dalam rumah yang sunyi dan sedikit gelap karena Tidak semua bola lampu menyalah, karena di sengaja oleh Ema.

Ema menyimpan makanan yang sempat ia singgah beli di atas meja, dan segera naik ke lantai atas karena dirinya sudah sangat lelah, Ema langsung membaringkan tubuhnya di kasur tampa mengganti pakaian, dia ingin meluruskan tubuhnya sebentar sebelum membersihkan diri.

Entah kenapa hari ini dirinya merasakan sangat lelah tidak seperti biasanya, tidak lama Ema akhirnya ketiduran, ia belum sempat membersihkan diri dan juga makan malam.

Berapa kali Cello menghubunginya namun panggilannya tidak di jawab oleh Ema, dan akhirnya Cello menghubungi Anggi dengan panggilan vedio_call.

Cello dan Anggi mengobrol sambil bercanda, membuat Cello plin-plan dengan dirinya sendiri, soalnya Anggi orangnya sangat asik, dan termasuk kriteria Cello juga.

Sudah larut malam barulah Ema terbangun karena perutnya sudah mulai keroncongan, cacing-cacing sudah meminta untuk di kasih makan, Ema sangat kaget bangun karena dirinya masih memakai baju kerjanya, dan dia belum mandi serta makan malam.

Ema memang sering begitu, tetapi dulu mamanya selalu membangunkan dirinya, namun sekarang dirinya hanya sendirian, dan sang mama juga tidak pernah menghubunginya.

💕💕💕

Jangan lupa tinggalkan jejaknya kak, lewat like dan komentar ya kak😘🤗

Terimakasih🙏🙏

Bersambung💕💕

Terpopuler

Comments

Nona_Ariesta

Nona_Ariesta

antara Ema dan Anggi

2021-10-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!