_______________
"Ngapain tuh Gladis sama Shella barengan masuk kelas?" tanya Nanda.
"Ya mana gue tau Nan." Wulan.
"Biasa aja, toh mereka kan satu bangku. Wajar saja."
"Iya juga sih Lis."
Saat pelajaran, sekitar 15 menit ditinggal guru ke kantor. Shella kesal banget sama Nana. Dia bercerita pada Gladis, teman sebangkunya.
"Dis, ntar gue pinjam buku IPA lho ya?."
"Lho mau nyontek PR gue Shell? Bukannya lho waktu itu dah ngerjain. Toh, lo kan yang nurunin gue kemarin."
"Iya Dis, lo bener, gue dah ngerjain PR nya. Tapi bukunya kemarin tuh dipinjam sama Nana. Nah, Nana hari ini gak masuk. Lihat aja keterangan dia di absen. A kan? Makanya itu gue pinjem buku lo. Gue mau ngerjain PR nya. Secara kan, lo tau sendiri bu Riri kayak gimana kalo siswa nya gak ngerjain PR. Pasti diomelin habis-habisan."
"Emang si Nana gak nitipin buku lo ke siapa gitu?"
"Gak Dis, kalau dia nitipin ke siapa gitu, pasti buku nya udah di gue. Nih aja gue gak bawa bukunya."
"Oh, kasihan lo Shell. Nana mah keterlaluan (kesel) Tapi Shell, lo mau nulis di buku apa?"
"Gue bawa buku kosong kok Dis."
"Okelah."
Gladis mengeluarkan buku IPA dari dalam tasnya. Lalu memberi ke Shella.
"Nih."
"Makasih Dis."
"Iya."
Shella pun memanfaatkan waktu tidak ada gurunya untuk mengerjakan PR nya. Gladis kasihan ngelihat temennya yang nulis PR banyak banget. Ampe 5 lembar buku tulisnya.
_______________
Nana sedang menonton TV sembari ngemil di rumahnya. Hari ini dia bolos sekolah karena males pelajaran IPA. Bukan hanya males saja, tapi dia juga belum selesai mengerjakan tugas IPA nya. Dia sudah tau kalau buku Shella dia bawa.
"Oh iya-ya, buku Shella masih gue bawa. Pasti tuh Shella bingung deh. Ah, biarin aja lah, toh dia kan bisa nulis lagi PR nya. Besok kalau dia marah, gue tinggal bilang aja kalau gue kemarin telat masuk sekolah. Padahal aslinya kan bolos. Toh, Shella gak tau juga. Dan gue yakin, pasti dia gak marah ma gue."
_______________
Setelah 4 jam pelajaran yang bikin semua siswa pasti capek. Akhirnya jam istirahatpun berbunyi.
TEETT... TEETT... TEETT...
Semua siswa dan siswi senang sekali.
_______________
Rangga, Aldo, Vero, dan Leo tengah berada di kelas.
"Woy Ver, lo kasih tau adek lo dong. Ajarin tuh adek lo ngehargai pemberian orang lain." ucap Rangga.
Vero bingung dengan maksud Rangga.
"Maaf Ngga, gue gak ngerti maksud lo itu apa." ucap Vero terus terang.
"Kemarin waktu adek lo ulang tahun, Shella kasih kado. Shella adek gue itu lho Ver. Yang sekelas sama adek lo itu, si Wulan. Nah, Wulan balikin kado dari Shella karena kadonya itu cuma habis Rp.5.000,00. Dan kadonya itu cuma satu buku tulis dan satu pulpen. Tapi itu dia belinya dari uang saku Shella selama satu hari dia gak jajan."
"Waduh, parah tuh adek lo Ver. Lo harus negur dia." kata Aldo.
"Bukan cuma ditegur Al, tapi juga ditegasin. Wulan itu gak bisa kalau cuma ditegur doang. Dia gak bakalan jera." saran Leo.
"Iya guys, gue bakalan tegasin dia juga kok. Gue minta maaf ma lo Ngga. Atas sifat adek gue."
"Iya Ver, gpp kok."
"Oke, guys, yuk cabut ke kelas Wulan." kata Vero.
Mereka berempat pun pergi berjalan ke kelas Wulan.
_______________
"Horee, akhirnya istirahat juga." Lilis.
"Iya Dis." setuju Lia.
"Eh Shell, lo ngerjain apa?" tanya Lilis sembari menghampiri Shella.
"PR IPA Lis." pelan.
"Loh, lo belum ngerjain PR IPA Shell."
"Udah gue kerjain PR nya. Tapi buku gue dibawa Nana. Nah, dia gak masuk sekolah hari ini. Jadinya gue nulis lagi deh."
"Gila tuh Nana. Emang gak dititipin temennya gitu?" Wulan.
"Gak Lan."
"Kalo gue jadi lo. Gue gak mau temenan sama dia lagi." Nanda.
"Iya tuh, gak mikirin temennya tuh Nana." Lia.
"Mana IPA banyak lagi PRnya." Wulan.
"Iya guys."
"Guys-guys, ke kantin yok. Laper gue." Wulan.
"Ayok Lan, gue juga laper." Nanda.
"Oke deh." Gladis.
"Shell, lo ikut kita kagak?"
"Gak deh Lan. Gue ngerjain PR aja. Kalian ke kantin sana."
"Oh, oke. Cabut guys."
"Siap Lan." Lia.
Mereka semua pun pergi ke kantin kecuali Shella. Karena Shella sedang sibuk mengerjakan PR nya. Tak lama kemudian, Leo cs datang. Mereka menghampiri Shella. Termasuk Leo, dia langsung duduk di sebelah Shella.
"Kamu lagi ngerjain apa yang?"
Shella melihat Leo. Dia kaget.
"Loh, kok kamu ada di sini sih yang?"
"Iya sayang. Aku sama temen-temen mau nganterin Vero buat tegasin Wulan. Aku udah tau kok semuanya. Masalah kamu sama Wulan."
"Oh." kata Shella singkat.
"Kamu ngerjain apa adek?"
"Ini kak Ngga, ngerjain PR. Aku udah ngerjain sebenarnya. Tapi buku ku itu dibawa Nana. Nah, dia gak masuk hari ini. Mana, PRnya banyak banget lagi."
"Ya ampun, kasihan banget kamu dek. Apa perlu kakak bantu?"
"Gak usah kak Ngga. Aku bisa sendiri kok. Lagian, nih juga mau kelar. Tinggal dikit lagi."
"Okelah." jawab Rangga.
"Sayang, Nana gak nitipin buku kamu ke temen apa?"
"Enggak yang."
"Jahat banget sih Nana. Pokoknya mulai sekarang, kamu jauhi Nana. Trus, kamu gak boleh minjemin buku kamu lagi sama dia."
"Tapi yang, dia itu temen aku."
"Gak ada tapi-tapian. Kamu tau kan kalau kamu gak nurut sama aku itu apa akibatnya?"
"Iya yang, aku tau. Akibatnya aku bakal kamu putusin. Trus kak Rangga juga gak bakal peduli lagi sama aku."
"Tuh kamu tau." ucap Leo.
"Lebih baik kamu nurut sama Leo dek. Ini juga demi kebaikan kamu juga. Lagian, Nana itu keterlaluan sama kamu. Kamu ampe nulis PR banyak kayak ini. Kakak itu kasihan sama kamu. Jadi, turuti apa kata Leo ya?"
"Iya kak Ngga, aku turuti apa kata kak Leo kok."
"Jawab jujur Shell, lo nulis PR ini ngabisin berapa lembar?" tanya Aldo.
"Lima lembar kak."
"Buseett.. Banyak amat tuh PR. Gue aja pasti capek tuh." kata Vero.
"Haduhh, apalagi gue. Kalau gue mah mending gak ngerjain. Dihukum ya dilakuin aja." ucap Aldo.
"Asstaagaa.. Pokoknya adek harus jauhi Nana. Ngerti?"
"Iya kak Ngga, aku ngerti kok."
"Bagus."
Nana menulis kembali PRnya.
"Lo semua kalau mau pergi, pergi aja. Gue mau di sini dulu, temenin pacar gue."
"Gue juga mau temenin adek gue." kata Rangga sambil duduk di kursi.
"Al, lo mau kagak kita berdua aja yang pergi?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments