Wulan kalah dengan Shella

_______________

Andi, Putri, dan Kelvin sedang berada di dalam kelas. Mereka bertiga mengobrol bersama.

"Eh, ternyata itu berani sama Wulan hidup kita jadi tenang ya? Buktinya aja nih, Wulan enggak bully kita." ujar Kelvin.

"Iya sih Vin, gak kayak dulu itu. Kalau ada anak yang ngebantah atau berani sama Wulan. Anak itu yang bakalan dibuat gak betah sekolah di sini sama Wulan. Karena terus-terusan dibully sama mereka berlima." tambah Putri.

"Tapi nih ya, kok mereka enggak bully kita ya? Apa karna ada Shella?" pikir Andi.

"Iya juga sih, mungkin karna itu kali An. Secara, Shella itu berani banget dan pintar. Taktik Wulan aja sampai dia kalahin. Bukannya hebat itu namanya?"

"Iya Vin, elo bener banget. Wulan jual, Shella beli. Wulan cari masalah, ya Shella ladenin. Wulan ada rencana, ya Shella gagalin. Intinya, Shella itu pintar deh." puji Putri pada Shella.

"Ditambah lagi nih ya, Shella itu deket sama kak Leo cs. Jadi, dia tambah berani aja." kata Andi.

"Iyalah, orang kak Leo itu pacarnya Shella, kak Rangga kakaknya Shella. Jadi, kalau ada apa-apa sama Shella. Mereka pasti turun tangan." kata Putri.

"Iya Put, elo bener banget. Gue heran deh, kak Vero itu kan kakaknya Wulan. Tapi gak suka sama Wulan. Aneh."

"Wajar aja kali Vin. Kak Vero itu gak suka sama Wulan itu karena sifat Wulan aja. Sebenarnya Kak Vero suka kok sama Wulan. Tapi, ya, kakak mana yang mau punya adek kayak Wulan. Yang sifatnya kayak gitu." kata Andi.

"Iya kalian semua benar." ucap Kelvin.

Tiba-tiba saja Shella datang langsung menghampiri tas Wulan. Shella mencari buku PR Wulan. Setelah Shella mendapatkan bukunya. Shella menaruh buku Wulan di laci guru.

"Nah, di tempat ini pasti aman. Gak ada yang bakalan tau. Soalnya, guru kan gak pernah buka laci ini." guman Shella.

Selesai Shella menaruh buku Wulan. Dia langsung duduk di sebelah Putri.

"Lo kenapa Shell? Kok elo nyembunyiin buku Wulan di laci guru?" tanya Andi penasaran.

"Sstt.. Lo semua diam aja ya? Jangan kasih tau siapa-siapa kalau gue nyembunyiin buku Wulan. Soalnya, Wulan tadi itu ngebuang buku PR gue di semak-semak deket kantin."

"Oh, oke oke." Kata Andi.

"Lo yakin yang ngebuang buku lo itu Wulan?" tanya Putri.

"Yakin banget Put. Soalnya, tadi itu gue denger omongan Wulan cs di kantin. Ngeselin banget deh."

"Lo yang sabar ya Shell." ucap Putri.

"Iya Put."

_______________

Wulan sedang bingung kalang kabut saat mencari buku PRnya di dalam kelas.

"Guys, buku PR gue hilang." ucap Wulan pada csnya.

"Lo lupa bawa kali." Nanda.

"Enggak Nan, gue tadi udah masukin buku PR nya kok."

"Ya kalau elo udah masukin, pasti ada lah buku lo itu." kata Lilis.

"Nah, bener itu kata Lilis."

Wulan saat ini panik sekali. Dia takut dirinya dihukum sama guru. Bu Dewi selaku guru yang mengajar di kelas. Langsung menghampiri bangku Wulan.

"Wulan, mana PR kamu?" tagih Dewi.

"Maaf bu, buku PR saya hilang."

"Itu sama aja kamu gak ngerjain PR."

"Ngerjain kok bu. Tapi, bukunya hilang."

"Kamu tau? Saya tidak menerima alasan apapun itu. Kalau ada siswa yang tidak mengerjakan PR. Maka, dia harus dihukum. Kamu, sekarang kamu pergi ke lapangan. Dan lari ampe 25 kali. Setelah itu, kamu boleh masuk pelajaran saya."

"Hah, 25 kali bu? Bisa pingsan saya bu." protes Wulan.

"Kamu protes? Mau hukumannya ibu tambah?"

"Eh, enggak bu enggak."

"Ya udah, sana kamu laksanain hukumannya." perintah bu Dewi.

"Iya bu."

Wulan dengan perasaan kesal bangkit dari kursinya. Dia pergi menuju lapangan sendirian.

"Hahaha... Rasain lo Lan. Salah sendiri lo jahat ma gue. Akhirnya, gue bales juga kan? Kasihan deh lo." batin Shella puas banget.

_______________

Sepulang sekolah, Shella terlihat berjalan santai menuju lapangan. Tentunya, sambil membawa buku PR Wulan. Di sana udah ada Wulan cs.

"Nih, buku lo gue balikin." Shella melempar buku yang dia pegang ke Wulan.

Wulan menangkap bukunya.

"Oh, jadi elo yang bawa buku gue? Lo berani ya sama gue hah?"

"Lo sendiri yang mulai Lan, gue gak bakalan ngumpetin buku elo kalau elo gak buang buku gue ke semak-semak. Ngerti lo?"

"*****.. Tau darimana Shella kalau gue yang buang buku PRnya?" batin Wulan.

"Kenapa lo diem hah? Lo bingung harus apa? Hahaha... Udah gue duga sebelumnya."

"Eh, elo kalo gak ada buktinya. Gak usah nuduh. Ini pencemaran nama baik namanya."

"Pencemaran nama baik? Ada-ada saja lo Lan. Gue denger pake telinga gue sendiri. Kalau elo, yang ngebuang buku PR gue. Lo sendiri kan tadi di kantin yang bilang. Gue denger kali. Ngaku aja lah."

Wulan diam. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Kenapa lo diam? Mati gaya ya?"

"Rese lo Shell." kesal.

"Hahaha..." tawa Shella.

Dari kejauhan, Leo cs melihat Wulan cs sedang bersama Shella.

"Mereka ngapain tuh?" tanya Aldo.

"Gue gak tau. Coba kita samperin aja yuk." kata Leo.

"Hayuk deh." Rangga.

Leo cs pun pergi menghampiri Wulan cs dan Shella.

"Sayang, ada apa ini?" tanya Leo pada Shella.

"Gak ada apa-apa kok yang."

"Yakin? Kamu jangan bohongi aku deh." kata Leo.

"Hehehe.. Tau aja kamu. Mending kamu tanya aja sama Wulan. Males aku ngomongnya."

"Tuh kan." kata Leo.

"Wulan, lo gak cari masalah kan sama Shella?" tanya Vero.

"Enggak kak Ver. Tapi, Shellanya aja tuh yang cari masalah. Buku PR gue diumpetin sama dia. Jadinya gue dihukum deh."

"Habis, Wulan duluan sih kak yang mulai. Buku PR gue dibuang di semak-semak. Untung aja kakak temuin tadi. Kalau enggak, gue udah dihukum."

"Kak Vero nemuin buku PR Shella?" tanya Wulan.

"Iya Lan. Bener lo yang buang buku Shella?"

"Enggak kok kak. Gue gak buang buku Shella."

"Gue denger sendiri tadi di kantin. Kalau elo bilang elo yang ngebuang buku PR gue."

"Wulan, lo ngaku sekarang. Lo yang ngebuang PR Shella?" bentak Vero.

"Iya kak, maaf."

"Astaga.. Nyari gara-gaw aja sih lo Lan. Lo sekarang minta maaf sama Shella." perintah Vero.

"Lo minta maaf ke adek gue. Karena elo yang salah."

"Gak mau. Harusnya itu Shella yang minta maaf ke gue."

"Busyet, udah salah, gak mau ngaku lagi." sindir Leo.

"Lo minta maaf ke Shella sekarang. Apa lo mau gue bilangin ke ortu tentang perbuatan lo ini?" ancam Vero.

"Iya dah iya, Shell gue minta maaf."

"Kayak gak ikhlas lo."

"Yang penting kan udah minta maaf." Wulan.

"Iya dah." kata Shella.

"Udah, yok pulang, capek." kata Aldo.

"Iya." ucap Rangga.

Mereka semua pun bubar jalan ke rumah masing-masing.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!