Wulan cspun pergi dari kelas tersebut.
"Ver, lo kasih tau adek lo dong. Jangan deketin gue terus. Gue risih nih." kata Aldo pada Vero.
"Gue udah coba kasih tau dia Al. Tapi Wulan tetep aja deketin elo. Omongan gue tuh kayak digubris sama dia."
Aldo terlihat kesal. Sedangkan Vero, dia bingung harus bagaimana lagi menghadapi sifat adiknya itu yang tidak mau menurut padanya.
_______________
Saat pelajaran IPA FISIKA, kelas X IPA-2 ditinggal gurunya ke kantor. Para siswa-siswi mulai bergerombol membentuk kelompok. Kelompok Wulan ada di pojokkan dekat meja guru.
"Eh guys-guys, gue tanya ma lo Lan. Shella sama Nana udah ngasih ucapan selamat sama ngasih kado belum ke lo?"
"Belum Nan, emang kenapa?"
"Tadi sih gue tanya mereka waktu di kantin katanya ntar aja lagi istirahat gitu. Eh kok ampe sekarang mereka berdua masih gak ngucapin selamat ya?" heran.
"Jangan-jangan mereka emang gak mau ngucapin selamat ma lo Lan." Lilis.
"Atau mungkin, mereka gak ada kadonya. Kan bisa aja tuh mereka bilang punya kado buat lo tapi nyatanya gak." Lia.
"Yap, bener banget tuh." Nanda.
"Iya juga sih pikiran kalian semua. Ada benernya juga. Dipikir-pikir sih, mereka dah tau kalau gue hari ini ulang tahun. Trus kenapa gak ngucapin selamat ke gue dari tadi? Kalau misalnya mereka gak ada kadonya. Kan bisa bilang aja ke gue. Gak sah malu juga kale."
"Iya tuh Lan. Kesel gue ma mereka berdua." Lilis.
"Bukan cuman lo aja Lis. Tapi gue juga. Masa iya temen lagi happy malah mereka kayak gini."
"Iya Nan. Temen macam apa tuh?" Lia.
"Macam ular. Hahaha..." tawa Wulan.
"Hahaha..." semua ikut tertawa.
"Ya, makhlumin aja lah Lan. Namanya juga orang yang ngedepanin gengsi. Ya jadi gitu lah." Gladis.
"Iya Dis. Gue dah makhlumin kale dari dulu malah. Tapi mereka nya aja yang gak nyadar-nyadar."
"Iya dah Lan." Gladis.
Di bangku Shella, ada Nana yang duduk di sebelahnya. Mereka mengobrol berdua.
"Na, kasih kapan kadonya ma ngucapin selamat?" tanya Shella.
"Ntar aja Shell. Kok feeling gue gak enak gitu ya?" heran.
"Iya Na, feeling gue juga gak enak. Kayaknya nih tuh cewek-cewek lagi ngomongin kita deh."
"Iya deh, kayaknya Shell."
"Bukan kayaknya Na. Tapi pastinya. Soalnya, mereka tuh tadi lihatin kita."
"Iya juga ya? Bingung gue, apa mereka ngomongin tentang keburukan kita ya?" tebaknya.
"Ya mana gue tau Na, gue kan gak ada di sana. Kalau gue ada di sana sama mereka. Pasti lah gue tau mereka ngomongin apa."
"Iya juga ya. Kenapa gak kepikiran sampai situ ya?" heran.
"Ya mana gue tau. Mungkin, dasarnya aja lo yang ****. Hahaha..."
"Enak aja lo kalo ngomong. Gue jitak kepala lo tau rasa." kesal.
"Hehehe, maaf-maaf. Bercanda." senyum.
"Ya udah lah, jangan bahas itu. Males gue."
"Sama."
Sedangkan di bangku yang lain. Ada tiga orang yang sedang mengobrolkan tentang sifat Wulan.
"Guys, sampai kapan kita kayak gini? Harus nurut sama tindakan Wulan cs yang super duper ngeselin." kata Putri.
"Iya tuh, gue aja capek banget. Masa iya setiap dia sama temennya ulang tahun. Kita harus ngeluarin uang buat beli kado. Mana kadonya itu harus mahal. Minimal itu cuma habis Rp.50.000,00 lagi. Belum juga kita harus ramah tamah sama mereka. Padahal kayak gini aja gue udah sambat banget." kata Kelvin blak-blak'an.
"Sok manis lah kalau ada mereka berlima. Huh, ngeselin banget sih." guman Andi.
"Dah, gak ada gunanya kita ngeluh kek gini. Itu semua bakalan percuma."
"Iya Put, lo bener banget. Selama ini belum pernah ada seorang pun siswa yang berani sama mereka. Kita do'a aja. Semoga nanti bakalan ada yang berani sama mereka." kata Andi.
"Kalau bisa nih, sifat dan watak mereka berlima itu berubah." kata Kelvin.
"Iya guys, semoga aja." kata Putri.
_______________
Sepulang sekolah, Shella dan Nana memberikan kado kepada Wulan beserta ucapan selamat. Saat itu mereka berada di depan kelas. Ada Gladis, Lilis, Nanda, dan Lia.
"Selamat ulang tahun Lan, moga panjang umur, sehat selalu." kata Shella.
"Selamat ulang tahun, moga panjang umur, dan tercapai keinginannya."
"Iya Shell, Na, thanks." menerima kadonya.
"Masama." kompak.
"Dah, yok kita pulang." Lilis.
"Ayok." ucap semua.
Saat ditengah perjalanan menuju gerbang sekolah. Nanda membisiki Wulan.
"Ngasih kado ma ucapan juga tuh mereka Lan."
"Iya Nan. Mungkin dah sadar."
"Hahaha... Iya mungkin Lan." Gladis.
"Sadar apa?" tanya Nana.
"Eh, em, gak kok Na. Gak apa-apa." senyum.
"Masa sih?" gak percaya.
"Iya Na."
"Sadar aja kalau Wulan tadi ternyata dijemput ibunya. Bukan nebeng ma temen, iya kan Lan?" Lia.
"Iya Ya."
"Emang tadi lo gak nyadar kalo dijemput?"
"Gak Na, perasaan tadi gue nebeng eh taunya dijemput deh. Hehehe."
"Oh."
Mereka semua pun pulang ke rumah masing-masing.
_______________
Sepulang sekolah Wulan membuka kadonya. Saat ini Wulan sedang berada di ruang tengah rumahnya. Tiba-tiba saja Vero datang. Dia melihat ruang tengah yang penuh dengan kado-kado. Vero meletakkan tasnya di sofa. Lalu dia duduk. Wulan tengah sibuk membuka kado.
"Banyak banget kado elo Lan. Ada acara apa nih?"
"Kakak gak tau apa, hari ini hari apa?"
"Tau, hari kamis kan?"
"Iya sih, maksudnya itu hari ini hari terpenting buat gue."
"Penting apaan?" menaikkan alisnya.
"Ini itu hari ulang tahun gue kak."
"Oh." jawab Vero singkat banget.
"Kakak gak ngasih gue kado gitu?"
"Gak."
"Okelah, gpp."
Vero melihat kado-kado Wulan.
"Buset, kadonya mahal-mahal banget. Mana bagus-bagus lagi." batin Vero.
"Ini kado dari Wulan sama Nana. Isinya apa ya?" guman Wulan penasaran.
Akhirnya Wulan pun membuka kado tersebut. Betapa kagetnya Wulan melihat kado dari mereka berdua.
"Whattt? Satu pulpen sama satu buku doang? Gak banget deh. Melarat kali ya tuh mereka. Ampe ngado gue aja kayak gini." kesal sembari megang buku ma pulpen.
"Mending juga dikado lo. Daripada enggak." kata Vero.
"Iya sih kak, tapi kadonya kan harusnya gak gini. Ini itu gak guna banget!"
"Berguna kok. Walaupun simpel sih."
"Is, kak Vero ngeselin."
"Gue bukannya ngeselin Lan. Tapi lo itu harusnya berterima kasih sama mereka. Karena lo udah dikado itu."
"Tau ah." kesal banget.
Vero berdiri sambil membawa tas sekolahnya.
"Mau kemana kak?" tanya Wulan.
"Ke kamar, istirahat. Kenapa?"
"Gpp kok, cuma tanya aja."
"Oh."
Vero pergi masuk kamarnya. Sedangkan Wulan, dia sibuk membuka kado yang lain.
"Kesel juga guenya, punya kakak kok kayak gitu banget. Udah gak ngasih kado pula. Huh.." kesal Wulan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Ayunina Sharlyn
trus ya
2020-07-15
0