Acara meeting berlangsung cukup lama, masalah dekorasi dan desain undangan pun jadi perdebatan kami. Berkali-kali Asisten Kaisar harus menengahi perdebatan kami, dan dari sini aku bisa menyimpulkan, bahwa Kak Zayn ini sangat egois.
Setelah meeting dengan WO tadi, kami makan siang berdua. Iya, hanya berdua, karena Asisten Kaisar sudah diusir entah ke mana.
Setelah selesai makan siang di restoran Jepang, Kak Zayn mengajakku ke pusat perbelanjaan, katanya dia mau ajak aku nonton supaya semakin meyakinkan kalau kami benar-benar berpacaran. Saat di mobil aku hanya diam, malas mendengarkan ocehannya tentang apa saja yang harus kami lakukan di depan umum.
Suara panggilan di ponsel membuatku merasa terselamatkan, dengan cepat aku meraih ponsel di tas dan menjawab panggilan itu.
"Hai, Zayyan," sapaku.
"Kamu di mana, Ra?" tanya Zayyan yang terdengar lemah.
"Siapa?" tanya Kak Zayn yang tidak aku pedulikan.
"Aku lagi di luar ini, kamu udah pulang mendaki, jangan lupa oleh-oleh aku, ya," kataku dengan sangat lembut, sengaja supaya Kak Zayn cemburu.
"Lagi perjalanan pulang, aku nggak jadi mendaki setelah dapat kabar soal kamu."
"Kamu udah lihat beritanya?" tanyaku tidak lagi semangat.
Kak Zayn langsung menepikan mobilnya.
"Dia siapa?" tanya Kak Zayn setengah berteriak.
"Kepo deh," jawabku.
"Zayyan, sorry aku nggak ngabarin kamu soalnya …."
Aku tidak melanjutkan kata-kataku karena Kak Zayn langsung merebut ponselku. Apa dia benar-benar cemburu?
"Kak Zayn, dia temanku," teriakku, sambil berusaha merebut kembali ponselku dari tangan Kak Zayn. Namun, aku tidak bisa melawan tangan kiri Kak Zayn yang menahanku.
"Zayyan, benar ini Zayyan?" tanya Kak Zayn yang berbicara dengan Zayyan, dan itu membuatku terkejut.
Apa Kak Zayn mengenal Zayyan? Kok bisa?
"Ada hubungan apa kamu sama Dera?" tanya Kak Zayn lagi.
"Jam berapa kamu sampai rumah?"
"Aku bawa Dera pulang, kita bicara di rumah."
Kak Zayn langsung mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh.
Apa Zayyan saudaranya Kak Zayn? Zayn, Zea, Zayyan. Hah, benar, mereka pasti bersaudara. Bodoh sekali aku, kenapa baru sekarang aku sadar?
Bagaimana ini? Aku menolak adiknya karena aku menyukai kakaknya. Aku meninggalkan adiknya untuk menikahi kakaknya?
Dalam perjalanan ke rumah Kak Zayn, dia hanya diam, bahkan ponselku masih ada di tangannya. Apa dia marah? Kenapa?
Aku jadi deg-degan karena membayangkan hidupku di antara mereka berdua. Bagaimana bisa sekebetulan ini sih? Apa aku dan Kak Zayn memang tidak berjodoh ya? Apa aku akhiri saja, sebelum kami benar-benar mereka?
Wajah Kak Zayn benar-benar terlihat dingin, aku tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan saat ini. Apa yang harus aku lakukan sekarang?
Mobil akhirnya masuk melewati gerbang besar yang di dalamnya tersembunyi rumah megah bagai istana. Aku tahu keluarga Kak Zayn benar-benar kaya, tidak heran kalau rumahnya semewah ini.
Aku melihat motor sport Zayyan terparkir di sana. Aku semakin berdebar-debar melihat motor itu. Apa yang akan aku katakan nanti pada Zayyan.
"Ayo masuk!" Kak Zayn membukakan pintu mobil untukku, tapi aku hanya menggeleng, aku belum siap bertemu Zayyan kalau benar dia adiknya Kak Zayn.
Kak Zayn melepaskan seatbeltku dengan kasar, lalu ia mengulurkan tangannya. "Ayo buruan, apapun yang terjadi, kita tetap menikah, ingat itu!"
Kak Zayn benar-benar menyeramkan, aku jadi tidak berkutik dan menurut padanya. Kak Zayn menggandeng tanganku masuk ke rumah mewahnya.
Sudah ada Kak Zea, Tante Marisa dan Om Elvan yang duduk di sofa dengan santai, tapi raut wajah Zayyan berbeda dengan mereka bertiga. Ia langsung berdiri dan menghampiriku.
"Ra, kamu sama Kak Zayn?" tanya Zayyan yang sedari tadi memperhatikan tanganku yang digandeng Kak Zayn.
Aku mengangguk, tidak tega melihat wajah Zayyan saat ini.
"Kenapa, Ra?" tanya Zayyan.
"Zayyan ada apa? Kalian sudah saling kenal?" tanya Tante Marisa.
"Dia gadis yang Zayyan suka, Ma," jawab Zayyan.
"Tapi dia nggak suka kamu Zayyan," sela Kak Zayn.
Aku benar-benar merasa dipojokkan saat ini. Aku dan Zayyan tidak ada hubungan spesial, bahkan kami tidak pernah jalan berdua karena aku selalu menolaknya.
"Ra, aku mau kita bicara berdua." Zayyan menarik tangan kiriku, sedangkan tangan kananku masih terus digenggam Kak Zayn.
"Zayyan, dia calon kakak iparmu, jangan lupa!" kata Kak Zayn setengah berteriak.
"Kak Zayn, biarkan aku bicara sebentar dengannya." Aku melepaskan genggaman tangan Kak Zayn.
"Dera, jangan lupa apa yang tadi aku katakan,"
"Aku tau, aku akan jelaskan semuanya pada Zayyan sebentar saja."
Kak Zayn tiba-tiba memelukku, "Aku mencintaimu, Dera."
❤❤❤❤
...Hah, cinta beneran apa cumq manas-manasin Zayyan nih si Abang....
yok, Like, Komen, Hadiah, sama Vote nya jangan lupa 🥰
Sampai ketemu besok 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
LENY
Zayn ini pinter bener berakting ya sandiwara
2024-05-05
0
Yucaw
Zaynnn!! tabok nih mainin hati anak orang..mam Risa..lht tuh kelakuan anak sulungmu,pasti terkontaminasi arwah kakak Darma ini,tega bgt mainin hati Dera sekaligus nyakitin hati adiknya..😠
2023-06-15
0
YUANITA SUHENDI
aku belibet baca nama nya ada zayn ada zayyan🤦♀🤦♀🤦♀
2023-06-13
0