ZAYN
Sungguh tidak pernah terpikirkan, aku harus mengajak nikah gadis yang baru kuketahui namanya ini.
Kalau bukan karena Mama, aku tidak mungkin secepat ini melupakan Clara. Ah, lagi-lagi wanita penghianat itu muncul di pikiranku.
Gadis di hadapanku ini benar-benar aneh, tadi malam aku ingat betul walaupun sedang mabuk, bahwa dia ingin aku menikahinya, sekarang dia malah menolak mentah-mentah.
Dia bilang aku memanfaatkannya? Ya, memang benar sih, aku harus menikahinya untuk menghindari Clara, juga membuat Mama yakin dan tidak lagi kecewa denganku. Tapi bukankah seharusnya dia senang menikahiku.
Siapa yang tidak kenal Zayn Wiguna, bahkan namaku selalu muncul di majalah bisnis.
Kalau bukan karena Mama, aku tidak akan mengajak gadis ini menikah. Aku sudah berjanji dengan Mama untuk selalu membuatnya bahagia, aku tidak akan mengecewakan Mama. Apapun yang terjadi, gadis ini harus mau menikah denganku.
"Kalau kamu mau, kamu juga bisa memanfaatkanku." Aku memberikan penawaran menggiurkan untuknya.
Gadis itu mengerutkan dahinya, aku tahu dia sedang memikirkan kalimatku. Gadis ini memang cantik dan menarik, tidak kalah cantik dari Clara. Akan tetapi, belum tentu dia bisa mendapatkan hati dan pikiranku.
"Baiklah, aku akan memanfaatkan Kak Zayn dengan baik." Gadis itu mengulurkan tangannya, membuat kesepakatan denganku.
Baiklah, Dera. Kita akan menjadi pasangan yang luar biasa, di mata publik, tapi tidak di hidup kita.
"Deal." Aku menjabat tangan kecil yang terasa halus itu.
*
*
*
Bodohnya aku mau mengantar gadis ini pulang ke rumahnya. Hingga akhirnya aku terjebak di situasi yang aneh ini.
Mamanya Dera tersenyum ramah padaku, menyuguhkan banyak sekali makanan enak di hadapanku. Bahkan di jam kerja begini, papanya Dera sampai rela pulang ke rumah untuk menemuiku.
"Saya langsung bicara intinya saja Om, Tante. Jadi, saya dan Dera akan memutuskan untuk menikah, baiknya kapan saya membawa orang tua saya untuk melamar secara resmi." Aku langsung mengutarakan niatku, tidak perlu bertele-tele karena yang jelas aku tidak suka basa-basi.
Orang tua Dera dan juga kakeknya saling pandang, berdiskusi sejenak sebelum akhirnya memutuskan sesuatu.
"Minggu depan saja. Kami sangat tahu latar belakang keluarga Wiguna, dan kami juga menghargai niat baik Nak Zayn. Jadi, lebih cepat kalian menikah itu lebih baik, apalagi jika menantunya seperti Nak Zayn, bos muda yang sukses dan sangat terkenal." Kakek Dera menyampaikan keputusan mereka bersama.
"Baiklah, kalau begitu, saya akan datang minggu depan, jam 7 malam." Aku berdiri lalu menyalami keluarga Dera termasuk Dera sendiri.
Usai berbincang dengan keluarga Dera, satu hal yang aku simpulkan, mereka langsung menyetujui lamaranku tanpa banyak tanya. Aku yakin, ini pasti karena beberapa proyek mereka ada di bawah genggamanku. Cih, mereka seperti menjual putri mereka sendiri.
Dera memang cantik, posturnya tinggi, ramping, berkulit bersih seputih susu, matanya tidak sipit tapi juga tidak terlalu bulat, hidungnya mancung, dan bibir tipisnya terlihat seksi.
Aku akan membuatnya menjadi istri sempurna, supaya hidupku tidak lagi dikejar-kejar wanita, dan Mama akan berhenti mengkhawatirkanku.
Dera mengantarku keluar dari rumahnya. Gadis itu tidak terlihat bahagia dengan rencana pernikahan ini, apa dia berubah pikiran?
"Kamu nggak suka sama pernikahan ini?" tanyaku saat kami masih berdiri di samping mobilku.
"Keluargaku kayak seneng banget ya kita nikah, padahal kan aneh kalau kita tiba-tiba menikah gini." Dera menampilkan raut sendu, rasanya kasihan sekali melihatnya seperti itu.
"Sudahlah, yang penting kita menikah. Tulis nomer HP kamu!" Aku menyerahkan ponselku padanya, supaya dia bisa memberikan nomor telepon yang bisa aku hubungi nanti.
Dera mengetik di ponselku, jari lentiknya menari dengan cepat di layar ponselku.
"Ini." Ia menyerahkan kembali ponsel milikku.
"Oke, tunggu kabar dariku, jangan macam-macam!"
Aku segera masuk mobil dan meninggalkan Dera.
*
*
*
Perusahaan ini begitu besar dan berkembang pesat, tanggung jawabku dengan perusahaan ini juga semakin besar.
"Bos, dari mana saja?" Kai, asisten yang selalu bisa kuandalkan itu masuk ke ruanganku.
"Kenapa memangnya?" tanyaku.
"Pakaian Bos kok kayak anak kuliahan yang mau nongkrong aja." Kai duduk di hadapanku.
"Males pulang," jawabku. Aku memang hanya mengenakan celana jeans, sneaker dan kaos polos saat ke kantor tadi, karena setelah mengantarkan Dera ke rumahnya aku langsung ke kantor.
"Soal Clara."
"Aku nggak mau tau, urus semua! Jangan ada berita apapun tentang dia yang dihubungkan denganku!" perintahku pada Kai.
Kai menganggukkan kepala. Memang dia asisten yang selalu bisa diandalkan.
"Carikan WO untuk mengurusi lamaran pernikahan. Acaranya minggu depan."
"Bos mau menikah?"
❤❤❤
...Iyalah, masa mau sunatan....
Tinggalkan jempol dan kometarnya 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Dede Suryani
haaaa
2023-08-10
0
Yucaw
apa kabar Kai pebinor yg akan babak belur di bogem Arsen?? Tengil sih..😂😂
2023-06-15
0
Bagus Rahmad
aku mengikuti Dan meresapi ceritanya yg buat penasaran sampai2 malas berhenti bacanya
2023-05-23
0