DERA
Kak Zayn ini orangnya aneh, tampangnya memang sedikit angkuh dan cuek, cocoklah sama sikapnya yang menyebalkan. Untung aku cinta, kalau tidak, sudah kutinggal pulang dari tadi.
"Buruan dimakan, apa mau aku pesan yang baru?" tanyanya dengan raut wajah yang dingin. Benar-benar menyebalkan.
Dia ini mau ngajak aku makan malam atau mau mengusir secara halus sih. Wajah dinginnya itu, apa tidak bisa digadaikan saja. Sayang sekali wajah tampan tapi tidak pernah senyum. Cih!
"Dera," panggilnya dengan nada bicara yang naik 1 tingkat dari sebelumnya.
"Ya ya, nggak usah, ini aja," jawabku malas.
Aku melanjutkan kembali makanan yang tadi kuaduk-aduk demi mencari cincin yang tak nyata itu. Sesuap demi suap masuk ke dalam mulutku, sambil menikmati wajah laki-laki yang begitu kucintai.
"Nanti akan ada wartawan yang akan meliput kita, kita harus terlihat mesrah, dan jangan sampai bikin aku malu." Kak Zayn mengusap mulutnya dengan tisu. Ia sudah selesai makan rupanya.
Aku menghabiskan makananku dengan cepat, tak ingin dia marah karena aku makan pelan.
"Makan pelan-pelan, kamu berapa hari nggak makan sih?"
Duh, aku salah lagi ternyata, sudahlah biarkan saja suka-suka dia mau bicara apa.
Setelah selesai makan, aku melihat seorang pelayan membawa buket bunga berukuran besar berjalan ke arah meja kami, membuatku takjub dengan besarnya bunga itu. Lalu, Kak Zayn menerima buket yang dibawakan oleh pelayan itu.
"Ini buat kamu, harus dibawa keluar biar wartawan melihat!" perintahnya sambil menyerahkan buket bunga mawar merah itu.
Belum juga aku memujinya romantis, ternyata dia ada maksud lain. Kenapa juga harus mengatakan niat aslinya, membuat moodku hancur saja.
"Kenapa cemberut? Nggak suka? Mau kuganti bunga lain?" tanya Kak Zayn setelah aku menerima bunganya.
"Nggak usah! Tapi ini nggak ada duri atau racunnya, 'kan?" tanyaku curiga, bisa saja kan dia meletakkan sarang lebah di dalamnya, lihat betapa tidak ikhlasnya dia memberiku bunga.
"Pikiranmu jahat sekali Dera. Aku ini calon suamimu."
Halah, dia bilang calon suami, tapi sikapnya sama sekali tidak ada manis-manisnya.
"Ayo cepat, sudah saatnya kita pulang!"
Dengan hati dongkol, aku bangkit menuruti perintahnya. Kak Zayn mengulurkan tangan supaya aku bisa menggandeng tangannya itu.
Kami benar-benar seperti pasangan kekasih.
*
*
*
Aku pikir yang Kak Zayn maksud wartawan itu sekumpulan wartawan dengan kamera dan juga kilatan cahaya. Ternyata aku salah, entah di mana wartawan yang dia maksud, tapi aku tidak melihat satu pun kamera yang membidik kami.
Akan tetapi, perlakuan Kak Zayn benar-benar berbeda dari sebelumnya, ia tersenyum bahkan membukakan pintu mobil untukku.
Setelah sama-sama masuk mobil, aku memberanikan diri untuk bertanya padanya.
"Di mana wartawannya, Kak?"
Bukannya menjawab, Kak Zayn malah tertawa, matanya yang sipit seakan tenggelam saat ia tertawa. Dia ganteng banget kalau kayak gini, aku sampai lupa aku ini kesal atau cinta sama dia.
"Mereka sembunyi, mana berani mereka mengikutiku terang-terangan saat kencan begini. Tapi mereka pasti senang, karena mendapat rekaman wajahmu dengan jelas, apalagi tadi kita benar-benar seperti berkencan."
"Emangnya tadi kita pura-pura?"
"Pura-pura atau tidak, kamu tetap senang kan? Saat menjadi istriku nanti, kamu harus siap sedia dengan situasi kayak gini." Kak Zayn menyalakan mesin mobil lalu menjalankannya meninggalkan restoran.
Dia benar-benar memanfaatkanku sekarang, awas saja, nanti akan aku balas setelah resmi menjadi istrinya.
*
*
*
Mobil melintasi jalanan yang lengang, malam ini cuaca benar-benar bersahabat. Saat mobil melewati pusat perbelanjaan, aku jadi ingat Nadia sempat mengirim pesan bahwa malam ini ada diskon besar-besaran di mal ini.
"Kak Zayn, aku turun di sini aja, nanti aku minta jemput supir," kataku.
Kak Zayn terlihat bingung, tapi tetap menepikan mobilnya.
"Mau ngapain?" tanya Kak Zayn.
"Ada diskon 80% di sini Kak, aku mau shoping. Kak Zayn pulang hati-hati ya." Aku melepaskan seat belt lalu membuka pintu mobil.
Baru terbuka sedikit, tapi tangan Kak Zayn langsung menahan dan menutupnya kembali, memaksaku menoleh ke belakang dan itu membuat wajah kami sangat dekat.
Embusan napasnya yang menerpa wajahku membuat jantungku berdebar-debar seakan ingin meledak. Kak Zayn memejamkan mata sejenak, tidak! Jangan bilang kalau dia akan menciumku.
❤❤❤
...Nah loh, masa iya secepat itu sih Ra, jangan kepedean dong 🤣🤣...
Sini-sini kumpulin like sama komentarnya yang banyak 🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Ayuna Kamelia
aku suka dera ni
ciwi² tajir manja dg kepercayaan tingkat tinggi
klo udah sakit hati ntar jd gunung es
2024-01-11
0
Yucaw
Dera ini daya halunya gede bgt ..🤣🤣🤣🤦🏻
2023-06-15
0
Joel Fee
dera kebaperan...😹😹
2023-02-06
0