BANGGG
Pintu aula sisi kiri terbuka lebar. Semua pasang mata dalam ruangan tertuju pada seorang siswi yang berdiri terengah-engah disana tak terkecuali para guru-guru maupun kepala sekolah dan wakilnya.
Stacy terpaksa menghentikan narasinya sesaat setelah bunyi pintu terdengar sampai ke telinganya.
"Hah hah hah maaf saya terlambat." Ujarnya terengah-engah sambil mengatur kembali nafasnya yang tidak teratur.
Siswi itu mengobservasi ke dalam ruangan dan betapa terkejut dan malunya dia mendapati begitu banyak pasang mata tertuju padanya.
Dan betapa malunya lagi para guru pun menatap tak suka padanya. Sikapnya dinilai cukup tidak sopan karena membuka pintu seperti itu.
Keheningan terjadi selama beberapa detik sebelum akhirnya Stacy berkata "Silahkan masuk dan ambil tempat duduk yang masih kosong."
Dengan senyum manis dan suara indahnya saja semua pandangan langsung berbalik ke arahnya.
Stacy tidak melepaskan tatapannya pada siswi tadi sampai ia berjalan masuk dan mengambil tempat duduk kosong di dekat Lia.
Karena pandangan Stacy tertuju pada siswi tersebut, semua pasang mata pun ikut menatap ke arah yang sama dengannya.
Siswi itu merasa sedikit gugup. Bagaimana tidak karena keterlambatannya semua orang jadi memandanginya.
Ia tersenyum pada Lia sesaat setelah ia mendudukan dirinya disana.
Lia mengembalikan senyumnya dan kembali fokus pada Stacy.
"Baiklah kita lanjut. Sekarang saya akan memberikan kesempatan kepada bapak kepala sekolah Boulevar High School untuk menyampaikan beberapa kata sambutan untuk murid baru."
Stacy bernarasi lalu mundur beberapa langkah dari mimbar untuk memberikan jalan bagi kepala sekolah menaiki mimbar tersebut.
Kepala sekolah tersenyum lebar pada Stacy. Ia tahu siapa Stacy. Stacy adalah murid kebanggaan Boulevar.
Selain menjadi ketua OSIS, ia memiliki prestasi yang baik dalam bidang akademik. Hal ini terbukti dimana Stacy selalu mendapat juara umum selama ini bahkan mencetak rekor dalam sejarah Boulevar menjadi satu-satunya murid dengan nilai tes masuk mendekati sempurna yaitu 95.
Banyak orang mengagumi dirinya karena kecantikan dan kepintarannya. Tak hanya itu saja ia juga berasal dari keluarga terpandang di kota C.
"Selamat pagi semuanya." Kepala sekolah memberi salam di awal sambutannya.
"Selamat pagi pak." Jawab para murid serempak membuat Doris tersenyum senang.
"Saya mengucapkan selamat datang di Boulevar High School."
Doris Efendi berteriak kencang sambil merentangkan kedua tangannya yang kemudian di sambut meriah oleh tepukan tangan para murid.
"Pertama-tama perkenalkan nama saya Doris Efendi, kepala sekolah Boulevar High School. Saya berterima kasih karena kalian telah berusaha keras untuk bisa menginjakkan kaki di sekolah tercinta ini dan bla bla bla.."
Sambutan dari kepala sekolah pun berakhir begitu saja juga dari wakil kepala sekolah.
Stacy berjalan menuju mimbar dan memulai narasinya kembali setelah wakil kepala sekolah turun dari sana.
"Sekarang adalah akhir penghujung dari acara sambutan ini. Saya mempersilahkan kembali bapak kepala sekolah Boulevar High School untuk menyampaikan sebuah pengumuman."
Stacy turun dari mimbar dengan selembar kertas di tangannya. Ia sama sekali tidak tahu menahu soal pengumuman apa yang akan di sampaikan oleh kepala sekolah bahkan semua anggota OSIS tidak memiliki ide.
"Selama satu dekade saya menjabat sebagai kepala sekolah Boulevar High School, saya baru mendapatkan satu orang dengan nilai tes masuk mendekati angka sempurna yaitu 95."
Perkataan Doris lantas membuat semua murid terkejut tak percaya.
"95? Gila itu orang jenius apa gimana ya."
Para murid mulai berbisik satu sama lain. Ada yang mengatakan murid itu pasti seorang jenius, ada juga yang mengatakan dia pasti menyewa orang jenius untuk mengerjakan tesnya dan ada juga yang ingin sekali mengetahui siapa pemilik nilai mendekati sempurna itu.
Stacy tersenyum mendengar kepala sekolah mengungkap nilainya di hadapan para murid baru. Tidak ia sangka jika pengumuman penting itu adalah tentang dirinya.
Sepasang mata Stacy yang memakai softlens berwarna abu itu terus mencari seseorang di tengah banyaknya para murid.
Sepertinya seseorang itu sangat penting baginya. Stacy ingin melihat ekspresi di wajahnya kala kepala sekolah mengumumkan namanya. Namun sayang dia belum menemukannya juga.
"Sumpah itu orang pasti jenius banget, iya gak?" Tanya Lia pada Tiara dan Alda.
Alda menganggukkan kepala menyetujui perkataan Lia. Menurut Alda, dirinya sendiri pun termasuk murid yang pintar karena sering mendapat juara satu di sekolahnya.
Tetapi jika di bandingkan dengan dirinya, semua murid yang mendaftar di BHS adalah murid-murid dari berbagai penjuru negeri ini jadi tidak salah jika banyak yang lebih pintar darinya.
Namun untuk bisa mencapai nilai setinggi itu, dalam sejarah Boulevar belum ada yang bisa melakukannya.
"Orang ini pasti seorang jenius." Gumam Alda.
"Aku yakin bakalan ada orang yang lebih jenius dari dia di Boulevar nanti." Siswi di samping Lia bersuara mengundang ketiga orang sahabat itu dan beberapa murid lain menatap padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments