3 Anak Genius Mencari Ayah

3 Anak Genius Mencari Ayah

Dibenci Kakak ipar

Azan subuh berkumandang, Afifah bergegas mengambil air wudhu dan setelah azan subuh berkumandang, Afifah langsung melaksanakan sholat subuh.

Dari luar rumah, Dania berjalan menuju pintu rumah kakaknya dan mengetuk pintu rumah kakaknya, tetapi tak ada yang membukakan, Dania menunggu, tetapi tak kunjung terbuka, Dania mengetuk lagi dengan keras, tidak juga terbuka, Dania mendengkus kesal.

Tak lama, fadil—kakak Dania, membukakan pintu untuknya.

Dania menoleh ke kakaknya, yang membukakan pintu untuknya.

Afifah juga muncul dengan paniknya melihat adik iparnya itu yang baru pulang.

"Dania, darimana kamu, syukurlah kamu pulang, kakak dari tadi malam memang menunggumu untuk pulang, sudah, ayo ke kamar, kamu pasti ngantuk,"Fadil mengiringi adiknya yang seperti tak sadar.

Afifah sangat kesal melihat adik iparnya itu yang suka keluar malam, dan tak pernah menuruti kakaknya.

Setelah mengantar adiknya kekamar, Fadil berjalan ke Afifah yang duduk disofa ruang tamu.

Afifah melipat tangannya, dan memanyunkan bibirnya, masih kesal dengan ulah adik fadil yang makin hari semakin menjadi-jadi.

Fadil duduk disebelah Afifah, namun Afifah menjauh sedikit, Fadil mendekati lagi, Afifah menjauh lagi, dan Fadil mendekati lagi, hingga sampai ujung sofa.

Afifah melihat sekilas wajah suaminya yang penuh tanya.

"Kamu kenapa?"tanya Fadil.

Afifah hanya diam, tak menjawab pertanyaan Fadil.

Fadil menarik nafasnya dalam-dalam lalu melepaskan dengan perlahan"Kamu tau kan sendiri Dania itu gimana? Dia sakit dan—,"

"Kamu selalu bela adikmu! Gak pernah perhatiin aku, selalu aja adikmu! Sakit apaan sih sebenarnya, lagian kenapa sih kamu gak antar aja adikmu itu ke rumah orangtuamu?"

"Aku takut orangtuaku tau, dan aku harus menyembuhkannya, orangtua aku udah percayain aku bisa ngerubah Dania."

Afifah mendengkus kesal dan cuek.

Fadil memegang tangan istrinya"Aku pengen kamu mengerti,"bujuknya.

"Aku tuh ngerti, tapi semakin hari sikap adikmu itu menjadi-jadi, aku capek, mana kamu jarang ngasi liburan ke aku, coba sekali-kali ajak aku jalan, pasti seneng, selalu aja ngu—,"

Fadil meletakkan jari telunjuknya dibibir Afifah, menyuruh Afifah diam.

Afifah terkejut melihat tangan suaminya dibibir nya, lalu melihat suaminya yang memintanya untuk mengerti.

"Aku akan ajak kamu jalan, aku janji,"ucap Fadil yakin.

Afifah tersenyum dan senang.

"Tapi tunggu Fakhri pulang,"

"Maksudnya?"

"Iya, tunggu Fakhri pulang baru bisa jalan-jalan,"

"Kok nunggu Fakhri?"

"Soalnya cuman Fakhri yang bisa membuat Dania tenang,"

Afifah memanyunkan bibirnya lagi dan cuek.

Dikamar, Dania masih berdiri menatap kamarnya yang dikelilingi fotonya bersama Fakhri, yaitu teman SMA nya, satu-satunya.

Fakhri diberikan beasiswa dari sekolah, dan kuliah di Universitas Indonesia, mengambil jurusan hukum negara, sedangkan Dania memilih tak kuliah dan menunggu Fakhri pulang, karena Dania merasa tak pantas untuk kuliah, padahal dikelasnya, Dania yang selalu juara 1 dan Fakhri juara 2.

Dulu Fadil juga membujuk Dania untuk kuliah, tetapi Dania tak percaya diri dan merasa tak pantas untuk kuliah karena kekurangannya, dan pernah tes di universitas Indonesia juga, dan lulus, tetapi Dania tetap tak ingin kuliah.

Saat Fadil keluar sekeluarga bersama Dania, ada seorang nenek-nenek yang mengatakan bahwa Dania sakit, dan frustasi, nenek itu menyuruh Fadil tetap menjaga adiknya, tetapi Dania tetap ingin keluar dari pengawasan Fadil.

Dania melangkahkan kakinya ke tempat tidurnya, lalu duduk, dan mengambil buku diary nya, dan membacanya.

Kemudian Dania menangis, teringat kejadian yang dialaminya, yakni dibuli dan dicaci sebagai anak dukun karena terkenal pintar dalam semua pelajaran dan semua jurusan disekolahnya, teman sekelasnya bukannya memujinya, tetapi mencacinya, Dania langsung heran dan bertanya-tanya kepada semua temannya, padahal dirinya tidak ada salah, kenapa dicaci? Dan selalu dituduh dalam melakukan hal jahat, nyatanya Dania adalah anak yang disiplin dan taat.

Fakhri begitu juga, dibuli dengan teman sekelasnya, tetapi yang perempuan saja, tidak siswa yang lainnya hanya karena kepintarannya, dan Fakhri pun hanya dekat dengan Dania saja, jika anak lelaki yang lainnya hanya memamerkan ketampanan dan gaya, jika kepintaran kurang.

Hp Dania berbunyi, seperti ada yang menelponnya, dania yang mendengarnya langsung mengambil hpnya yang sudah lama tak dipegangnya, dan melihat hpnya, terpampang nama fakhri, Dania langsung mengangkatnya.

"Halo ri, aku rindu sama kamu,"ucap Dania dengan nada rindu.

Fakhri menarik nafasnya dalam-dalam, dengan memakai jas almamater kampusnya, dan disampingnya ada anak kecil berusia 5 tahun berjenis kelamin laki-laki yang memegang tangannya"Aku juga, rindu sama kamu,"

"Kapan kamu pulang,"Dania menghapus air matanya.

"Kamu nangis?"

"Hehe, iya, maaf, aku ga tahan,"

Fakhri terdiam mendengar ucapan Dania yang menangis, dan merasa jika itu adalah ulahnya.

"Hari ini aku pulang, aku libur,"

"Akhirnya kamu pulang ri, akhirnya aku bisa, jumpa dengan sahabat,"ucap Dania yang terhenti sejenak, dan mengatakan Fakhri sahabat, nyatanya diperasaan Dania, Dania menyukai Fakhri karena perhatiannya dikelas saat SMA dulu.

"Iya, ni aku lagi mau ke bandara,"

"Papa ayo pulang, disini panas,"rengek fakran menarik-narik lengan papanya.

"Itu suara siapa ri?"

"Nanti aku jelaskan, aku matiin ya, selamat beraktifitas,"ucap Fakhri lalu mematikan telponnya.

Dania melepaskan hpnya, dan terjatuh ditempat tidurnya, terngiang-ngiang dengan suara anak kecil yang merengek kepada Fakhri, Dania melempar buku diary nya lalu membaringkan tubuhnya di ranjangnya, menutupi wajahnya dengan bantal, tetapi terngiang lagi dengan suara anak kecil tadi, Dania memiringkan badannya dan memeluk bantal yang diletak diwajahnya, memejamkan matanya agar bisa tidur.

Paginya, Fadil masuk ke kamar adiknya, dan melihat lembar-lembar kertas berserakan, dan semuanya tulisan, bukan kertas kosong, Fadil berjalan ke cover buku yang tergeletak dilantai, kemudian mengambilnya, dan membaca, tetapi isinya tidak ada, hanya cover, isinya berserakan dilantai.

Fadil membuka jendela kamar adiknya, lalu membangunkan adiknya yang masih terlelap.

"Dania ... Dania ..."Fadil menepuk bahu adiknya.

Kemudian Dania bangun, dan melihat fadil yang seperti ingin memberitahu sesuatu dengannya.

"Ada apa kak?"tanya Dania melihat kakaknya yang disampingnya.

"Kakak mau ngasi tau kekamu,"jawab Fadil melihat adiknya.

"Ngasi tau apa?"

"Fakhri pulang,"

"Udah tau,"cetus Dania cuek.

"Dia nelpon kamu?"

"Iya,"

"Dan, dia juga ngomong sama kakak tadi malam, kalau dia udah menikah,"

"Serius kak?"tanya Dania melihat kembali kakaknya.

"Iya, dia merasa dijebak, tapi karena tak ada saksi lain, jadi Fakhri terpaksa menikahi wanita itu, dan mempunyai anak, anaknya itu lelaki,"jelas fadil.

"Oh,"ucap Dania murung.

"Kamu gak senang?"

"Kenapa dia gak ngasi tau ke Dania, kalau dia udah menikah, coba aja kasi tau, Dania tetap terima Fakhri apa adanya,"

"Kamu kemana tadi malam?"

Dania langsung teringat dengan yang dia alami tadi malam, yakni menikmati malam dengan seseorang lelaki yang tak dikenalnya diranjang khusus milik CEO, walaupun Dania pernah melihatnya sebelum kejadian itu, tetapi Dania tak ingin mendekat dengan lelaki itu.

"Minum,"jawab Dania mengkode, alias minum alkohol.

"Kamu itu jangan minum, sembuhkan dulu dirimu, jangan mendekat ke hal yang membuat dirimu nyesal,"

Dania membaringkan badannya lagi dan memeluk guling"Dan Dania nyesel kenapa Dania dilahirkan,"

Fadil menghela nafas pelan, bangkit dan pergi meninggalkan adiknya dikamar.

Terpopuler

Comments

Maminya Nathania Bortum

Maminya Nathania Bortum

hadir y say

2022-04-15

0

lihat semua
Episodes
1 Dibenci Kakak ipar
2 Kedatangan dan kepulangan Fakhri
3 Dalvino kepikiran
4 Menikah? Dengan fakhri?
5 Akadku, aib terbesarku
6 Diari Dania
7 Mengapa Bertemu?
8 Keputusan
9 Mengapa mengikutiku?
10 Mengintai dibalik tirai
11 Pertengkaran ku dan pengakuanku
12 Sefira, juga Chandra?
13 Buah tak jauh jatuh dari pohonnya
14 Baju Pengantin
15 Beginikah Seorang Dalvino?
16 Mencarimu, menantimu
17 Imbalan minta maaf
18 Hasil USG
19 Tinggal hari ini, esok dan lusa
20 Harus menghindar itu lebih baik
21 Calon mantu?
22 Hari bahagia dan perasaan itu
23 Rencana bulan madu
24 Hasil yang kurang dipercaya
25 Welcome 3F
26 Tekanan Batin
27 kembali menjadi kisah romantis
28 ulah sefira
29 Masih kenal denganku?
30 Dalvino bertemu 3F
31 Keluh kesah 3F
32 Hak untuk rasa tanggung jawab
33 Undangan pernikahan untuk Fakhri
34 Kukira hari itu adalah pertemuan terkahir kita
35 Sedikit lagi wisuda, sabar ya
36 lupakan dan harus percaya
37 Gak pengen punya momongan?
38 Isu yang harus dipercaya
39 Bukan menantu pilihan
40 Weekend yuk!
41 Habis wisuda terbitlah bimbang
42 Dimanfaatkan?
43 jangan suuzon dulu
44 Rencana licik ayah asya
45 Berarti benar? Baiklah
46 Dipermalukan
47 Duka dalvino
48 Ada yang berbeda
49 Fakran diculik
50 Dimana dia?
51 Mengakui bahwa
52 menjadi janda atau dimadu?
53 Hanya berbohong
54 Bukan pembohong
55 Tumben Kebalik
56 Menghadiri acara fakran
57 Fidi, fakran, dan jejak fakhri
58 hanyalah boneka saja
59 Mengungkit masa lalu
60 Tanpa mengucapkan kata maaf
61 kekhawatiran Dania
62 Feya, fidi dan Fara ditangan yang benar
63 Situasi tanpa emosi? Entahlah
64 Ingin bercerai
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Dibenci Kakak ipar
2
Kedatangan dan kepulangan Fakhri
3
Dalvino kepikiran
4
Menikah? Dengan fakhri?
5
Akadku, aib terbesarku
6
Diari Dania
7
Mengapa Bertemu?
8
Keputusan
9
Mengapa mengikutiku?
10
Mengintai dibalik tirai
11
Pertengkaran ku dan pengakuanku
12
Sefira, juga Chandra?
13
Buah tak jauh jatuh dari pohonnya
14
Baju Pengantin
15
Beginikah Seorang Dalvino?
16
Mencarimu, menantimu
17
Imbalan minta maaf
18
Hasil USG
19
Tinggal hari ini, esok dan lusa
20
Harus menghindar itu lebih baik
21
Calon mantu?
22
Hari bahagia dan perasaan itu
23
Rencana bulan madu
24
Hasil yang kurang dipercaya
25
Welcome 3F
26
Tekanan Batin
27
kembali menjadi kisah romantis
28
ulah sefira
29
Masih kenal denganku?
30
Dalvino bertemu 3F
31
Keluh kesah 3F
32
Hak untuk rasa tanggung jawab
33
Undangan pernikahan untuk Fakhri
34
Kukira hari itu adalah pertemuan terkahir kita
35
Sedikit lagi wisuda, sabar ya
36
lupakan dan harus percaya
37
Gak pengen punya momongan?
38
Isu yang harus dipercaya
39
Bukan menantu pilihan
40
Weekend yuk!
41
Habis wisuda terbitlah bimbang
42
Dimanfaatkan?
43
jangan suuzon dulu
44
Rencana licik ayah asya
45
Berarti benar? Baiklah
46
Dipermalukan
47
Duka dalvino
48
Ada yang berbeda
49
Fakran diculik
50
Dimana dia?
51
Mengakui bahwa
52
menjadi janda atau dimadu?
53
Hanya berbohong
54
Bukan pembohong
55
Tumben Kebalik
56
Menghadiri acara fakran
57
Fidi, fakran, dan jejak fakhri
58
hanyalah boneka saja
59
Mengungkit masa lalu
60
Tanpa mengucapkan kata maaf
61
kekhawatiran Dania
62
Feya, fidi dan Fara ditangan yang benar
63
Situasi tanpa emosi? Entahlah
64
Ingin bercerai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!