Hari ini pak Pratama masih ingin duduk dibangku yang pernah dia duduki sebelum dalvino mendudukinya, yakni bangku bos diperusahaannya, didepannya ada dalvino dan chandra.
Sesekali mata chandra melihat dalvino yang tunduk seperti memikirkan sesuatu, kemudian menghela nafas pelan.
Dengan kesalahan semalam, dalvino belum yakin jika ayahnya sudah memaafkannya, walaupun keinginan ayahnya sudah dilakukannya, bukan berarti dalvino sudah dimaafkannya.
"Sudah lama saya tidak melihatmu Chandra, wakil ketua perusahaan Pratama Group, dan tugasmu selalu menata dari lapangan sampai dikantor, tetapi, saya ingin hari ini, ketika saya ingin duduk disini lagi, saya ingin kamu tetap disini saja, dan dalvino yang melihat dilapangan kerja,"ujar pak dalvino melihat 2 orang didepannya.
Chandra sontak kaget, tak mengira jika disuruh masuk ke ruang kantor hanya mengganti posisi sementara dengan dalvino.
"Baiklah jika itu yang ayah mau, saya akan melakukannya,"dalvino langsung keluar tanpa heran dan bertanya kenapa posisinya diubah dengan Chandra.
Melihat dalvino keluar, sontak Chandra langsung bertanya"Maaf pak, kenapa diubah pak? Padahal pak dalvino tidak pernah berkeinginan mengganti pekerjaan dengan saya?"
"Saya ingin bertanya banyak tentang dalvino darimu,"jawab pak Pratama tak melihat Chandra.
Diluar kantor, dalvino sudah memasuki mobilnya dan segera pergi ke pertambangan minyak terbesar yang dibangun ayahnya sebelum dalvino lahir, dan sampai sekarang masih lancar, dan perusahaan pertambangan itu sering dikunjungi Chandra, tidak dengan dalvino.
Namun ditengah jalan, dalvino melihat sebuah mobil mirip dengan mobil Saskia, berwarna silver dengan plat yang sama dengan mobil Saskia, dalvino mengikuti mobil tersebut yang akhirnya sampai di sebuah cafe.
Ketika sampai disana, juga ada mobil mewah berwarna hitam milik keluarga Munaldi, dengan warna yang khas hitam keabu-abuan, dalvino tetap didalam mobil, penasaran bagaimana bisa Saskia dan sefira bertemu. Sedangkan dalvino tak pernah mempertemukan mereka.
Terlintas dipikiran dalvino mengganti jasnya dengan sweater Hoodie hitamnya dan juga memakai kacamata dan masker, dalvino menetap sementara menunggu Saskia keluar mobil.
Saskia keluar dari mobil, lalu menutup mobilnya, berjalan ke dalam kafe, melihat sekitar kafe yang dikiranya sefira sudah menunggunya, Saskia terus berjalan ke depan sefira yang duduk disebuah bangku memakai kacamata berwarna merah dengan jus jeruk dimeja.
Sefira juga langsung menoleh ketika saskia yang sudah tiba didepannya.
Saskia langsung duduk tepat didepan sefira, melihat sefira yang perlahan membuka kacamatanya, menampakkan bola matanya yang hitam pekat menatap dirinya, Saskia tersenyum.
"Kalau ingin memesan? Agar kuhubungi pelayannya,"ucap sefira ramah.
"Tidak usah, nanti saja, katakan apa yang ingin kau sampaikan kepadaku,"jawab Saskia kemudian tersenyum.
Sefira tersenyum manis melihat sekitar, tak menyadari sudah ada dalvino yang melihat dirinya yang sudah menukar bajunya dengan setelan Hoodie hitam dan celana Lee hitam, kacamata hitam, memakai masker agar Saskia dan sefira tak mengenalnya.
"Apakah dalvino sudah ingin menjalin serius denganmu?"selidik sefira.
"Tetap seperti yang kau kenal, bukan yang baru,"sergah saskia.
"Apakah kau tak pernah berkeinginan untuk merubahnya?"
"Aku sudah berusaha tetapi itu tetap saja,"
Sefira menghela nafasnya"Betapa rendahnya kesadaran dirinya kepadamu, aku memberikan surat undangan pernikahan itu agar dia cemburu dan bertanya-tanya mengapa aku terlalu cepat berpaling, namun sebaliknya,"
Saskia terdiam dan hanya menatap manik mata sefira yang menatapnya penuh selidik.
"Aku yakin dia mencintaimu!"
"Kau mengundangku datang kesini hanya itu? Mungkin besok lagi bisa, aku ada penting,"tanya saskia heran menatap lekat sefira.
"Kau menyembunyikan tentang dalvino dariku?"
Saskia langsung berdiri"Jangan jadikan alasan perebutan lelaki disini! Aku bukan wanita murahan! Aku juga bisa mendapatkan yang lain! Bukan seperti dirimu!"
"Ayolah jangan berbohong, ketika aku lamaran dengan dalvino, apakah kau yang menggoda dalvino agar lamaran kami tak terjadi?"
Saskia semakin geram, dan mengepalkan tangannya kuat.
"Saya memang tau hal itu, tetapi saya tak mengganggu hal anda dengannya,"
"Sebatas tahu tetapi tidak dengan mengikuti itu hanya berbeda sedikit, jika kau menyeimbangkannya maka kaulah pelakunya! Kau juga men ..."
Saskia sudah geram dan menyiramkan jus sefira ke wajah sefira yang tak henti-hentinya menyelidikinya, dada Saskia naik turun menatap sefira yang terkejut melihat wajahnya basah.
"Ka-kau?Dasar kau!"sefira langsung berdiri dan ingin menampar Saskia, namun tangan sefira tertahan, seperti ada seseorang yang menahan tangannya, sefira langsung menoleh ke arah tangannya tertahan, ternyata dalvino yang masih nyamar.
"Kau! Kau siapa! Kenapa kau menahan! Aaaaargh! Lepaskan!"
"Apa yang kau lakukan disini bersama saskia?!"tanya dalvino lekat membuka kacamatanya dan maskernya.
Saskia langsung terkejut melihat ada dalvino, Saskia juga terasa aneh melihat ada seseorang lelaki melihatnya dengan sefira layaknya seperti penonton, namun Saskia tak menggubris dan langsung menyiram jus diwajah sefira.
"Aku! Aku benci hal ini!"ketus sefira memberontak.
"Kau berbohong kepadaku? Agar aku cemburu!"
"Agar aku mengetahui jika kau dengan wanita ini mempunyai hubungan! Aku mengetahuinya dari ibumu! Kenapa? Kenapa Vin? Kenapa saat kita bertunangan kau tak menghadiri? Sedangkan kau tidak kemana-mana ? Apa yang salah dari diriku!"perjelas sefira mengakuinya.
Dalvino langsung memeluk sefira dengan erat"Fikirkan dulu kebohonganmu yang tadi lalu kau fikirkan aku disaat itu!"
Sefira langsung menangis"Aku mencintaimu Vin! Aku mencintaimu!"
Dalvino melepaskan pelukannya lalu mengelap air mata sefira"Semangat, sebentar lagi hari pernikahanmu, benar itu atau tidak, kau harus bahagia, karena takdir kita tak ada yang tau, bahkan aku dengannya juga tak tau, kau harus bahagia sayang,"
Sefira yang masih sesenggukan menganggukkan kepalanya"Aku benci kamu Vin! Aku benci!"sefira langsung pergi mengambil kacamata dan tas kecilnya lalu pergi ke mobilnya.
Dalvino dan saskia melihat langkah sefira yang sudah pergi, lalu dalvino mendekat ke Saskia.
Saskia yang menyadari dalvino mendekatinya, Saskia melihatnya dengan tangan yang masih terkepal.
"Dia memang cukup keras kepala, tetapi aku juga tak tau dengan takdir kita, entah disatukan bersama atau tidak, intinya jika kau memang takdirku, aku tak kan bisa lari kemanapun, kecuali untuk dirimu,"ucap dalvino menatap intens Saskia.
Saskia tersenyum kecut mendengar ucapan dalvino, lalu menggeleng kepalanya"Kau cukup hebat dalam bersandiwara,"
Dalvino menghela nafasnya, cuek sekilas"Jika aku mengatakan tak mau, maka bagaimanapun caranya aku tak mau,"
"Bagaimana kau tak mau dengannya? Bukannya dia lebih cantik dan menggoda dariku?"
"Liat saja nanti, jika kupertahankan dia, dialah tipeku selama ini, bukan orang lain,"
Saskia menampar pelan pipi dalvino dengan gemas"Okelah, katakan maaf padanya, aku ingin pulang,"
"Apa? Hanya itu saja? Tidak ada yang lain?"tanya dalvino memakai kacamatanya.
"Aku diajak kesini dari Chandra, kemudian bertemu dengannya, aku sudah tau dari awal jika dia ingin membahas tentangmu, bukan yang lain,"Ujar Saskia pergi ke mobilnya diikuti dalvino.
"Bagaimana kau tau Jika aku dengannya pernah bertunangan?"
"Aku sering mengikutimu, apakah kau lupa?"tanya saskia menoleh ke dalvino.
"Owh iya, baiklah aku harus bekerja, jika tidak aku akan diancam dengan ayahku,"jawab dalvino didepan Saskia yang sudah masuk ke mobilnya.
"Oke, hati-hati,"sahut Saskia sembari tersenyum.
Dalvino mengangguk sembari tersenyum melihat saskia, lalu Saskia pergi.
...Afakran El Fakhri...
"Nek, ayo main lagi! Fakran senang banget!"seru fakran bermain bersama neneknya dikamar.
Dania lewat, namun balik lagi, mengintip fakran yang asik bermain, rasa hati Dania senang melihat fakran senang dengan ibunya, walaupun bukan nenek kandung, dan dirinya bukan ibu kandungnya, Dania juga senang melihat kedatangannya.
"Nenek capek ran, nenek baring sebentar yaa,"pinta ibu Dania berbaring ditempat tidur merasa capek.
"Yaaaah nenek gak seru,"ucap fakran dengan sedih.
Dania masuk"Fakran sama nenek lagi ngapain?"tanya Dania lembut disamping fakran.
Fakran menoleh ke Dania"Fakran lagi main susun rumah-rumahan sama nenek ma! Mainnya seru banget, nenek yang ajarin! Ma, fakran lapar,"
"Fakran lapar, ayo ke dapur! Mama udah siapin sup ayam untuk fakran!"ajak Dania.
"Eh udah pandai masak ya?"tanya ibu Dania yang berbaring melihat Dania.
"Hehe sedikit-sedikit ma, sambil nunggu anakku lahir,"ujar Dania ke ibunya.
"Iyaa, lagian cepat banget prosesnya ya, gak sabaran punya anak yaa,"
Dania terdiam sejenak, jenuh dengan ucapan ibunya, bukannya tak sabaran punya anak, hanya saja janin yang dikandungnya bukanlah anaknya dan Fakhri, melainkan dengan lelaki CEO itu, sedikitpun tak membuat Dania tertarik, karena difikiran Dania hanya menunggu Fakhri dan ikut kuliah bersama Fakhri, teman yang lainnya tak ingin berteman dengannya karena materi yang Dania punya sangat luas melebihi guru, membuat mereka semua iri dan menyudutkan Dania.
Ibu Dania memejamkan matanya yang merasa sangat mengantuk, sekilas menoleh ke Dania"Dania, kamu memikirkan apa?"
Dania sadar ibunya menegurnya"E em tidak apa-apa ma, Dania ke dapur dulu, ayo sayang,"Dania mengiringi fakran pergi ke dapur, ibu Dania kembali memejamkan matanya lagi.
Pratama Group
Chandra masih duduk didepan pak pratama, setelah menjelaskan bagaimana perilaku dalvino selama memimpin diperusahaannya, tidak membuat rugi, namun kenapa dalvino tak pernah membicarakan apapun dengan ayahnya.
"Berarti jika denganmu dia banyak berbicara?"tanya pak Pratama tak melihat Chandra.
"Banyak pak, tetapi saya mohon maaf jika kesalahan saya saat itu, memberi tahu tempat asik untuk menenangkan fikiran, dan akhirnya dia terjebak,"
"Barangkali itu adalah wanita jalanan yang salah masuk kamar dan terlanjur bercumbu dengan anak saya, sehingga dalvino tak mengatakan hal itu kepada saya,"ujar pak Pratama berbohong.
"Benar pak, dalvino mengakui itu semua,"akui Chandra.
Pak Pratama menghela nafas panjang"Kau juga tau siapa orangnya?"
"Tahu pak, dia adalah dahdania Sari, anaknya pak Ramdi Ahmad, dan anaknya tersebut memiliki pengetahuan yang luar biasa, bahkan imbang dengan para dosen-dosen,"
"Ayahnya terkenal, ditambah juga anaknya, tapi bagaimana bisa anaknya hamil cucuku?"bathin pak Abraham merunduk.
"Dan, banyak juga Dania itu dapat olimpiade matematika serta diajak ke universitas-universitas agar berkuliah disana, namun entah kenapa dia tak kuliah, dan hanya sahabatnya yang bernama Fakhri yang berkuliah pak, sekarang di universitas Indonesia,"ujar Chandra.
"Masalah ini harus aku katakan kepada pak Ramdi, aku akan berusaha jumpa dengannya,"bathin pak Abraham merunduk"Baiklah, kau tetap disini, memperhatikan bagaimana dalvino dengan bidang yang saya tukarkan kepadamu, dan biarkan dalvino disana dan berikan hal positif kepadanya, jangan menyesatkannya,"titah pak Abraham.
"Baik pak,"jawab Chandra melihat wajah pak Pratama"Gawat, memang gimanapun keadaannya harus gue kasi tau ke pak Abraham, kalo enggak bisa lebih parah akibatnya, untung aja gue tau identitas Dania siapa, kalau tidak dalvino juga ngancam gue, semoga dalvino segera jumpa dengan Dania."bathinnya sembari juga berdoa.
🥀🥀
Didepan kaca jendela perusahaan pertambangan minyak pimpinan pak Abraham, dalvino termenung menatap hari yang semakin sore, ingatannya kembali saat dalvino pertama kali mengecewakan ayahnya, nyatanya, dalvino sedikitpun tak ingin bertunangan dan menikah dengan sefira, hanya saja sefira terlalu berharap hingga kebencian diantara 2 keluarga pun terjadi, juga dengan Saskia, dalvino memang benar-benar menyukai Saskia, ditambah lagi awal berjumpa dengan Saskia, membuat dalvino heran dengan tingkah nya.
Terkadang Saskia juga mengkode agar jelas siapa dirinya Dimata dalvino, namun dalvino tidak peka, dan akhirnya pertunangan mereka pun terjadi atas kemauan orangtua, dalvino juga lama kelamaan setuju karena Saskia termasuk orang yang dia sukai juga.
Namun disebalik itu, mengapa bisa ada Dania dikehidupannya, membuat namanya dan masalahnya semakin banyak, membuatnya semakin bingung memikirkan janin yang akan dikandung Dania.
"Semoga saja janin itu gugur dalam waktu yang dekat, agar aku lega dengan wanita itu,"bathin dalvino masih berdiri didepan jendela menikmati keindahan senja yang perlahan menghilang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Nora♡~
waaaww...best...lanjuut..
2022-10-14
1
Anonymous
kpn update lg dong seru
2022-08-12
2
Fiqri Fiqri
akhirnya Chandra nongol lagi ... Next kak!!
2022-05-19
0