Kapan Selesai Haidnya?

My Bab 18

Hari ini Zoya dan Zein akan pindah ke rumah yang telah disiapkan Zein. Zoya mengepak barang - barang yang akan dibawa.

Nampaknya mama tidak rela Zoya meninggalkannya, mama hanya diam saja saat Zoya sibuk membereskan ini dan itu.

"Zoy, biar aku saja yang selesaikan, kamu temenin m

Mama saja, hibur dia, beri pengertian kepada Mama agar mama tidak bersedih karena kita tinggal," Zein menyuruh Zoya untuk menghibur mama karena Zein bisa melihat kalau hari ini mama sangat murung.

"Ya sudah, kamu terusin ya, tinggal baju-baju yang berada di lemari sebelah sana," ucap Zoya sambil menunjuk lemari yang dia maksud.

Zein mengangguk, "Iya sayang! " ucapnya.

Zoya tersenyum dan senang mendengar Zein memanggil dia, " sayang ".

Zoya mendekati mama yang sedang duduk di ruang televisi.

"Ma,... Mama kok sedih gitu?" tanya Zoya.

"Jelaslah Mama sedih karena kamu yang selama ini tidak pernah jauh dari Mama, sekarang malah meninggalkan Mama," ucap mama dengan sendu.

"Mama jangan khawatir, karena Zoya akan sering mengunjungi Mama, atau jika Mama mau, mama bisa sering berkunjung ke rumah kami," ucap Zoya menenangkan mama.

Mama tersenyum lalu mama memeluk Zoya dengan erat, "Iya," jawabnya.

Zein memasukan semua pakain yang ada di lemari Zoya ke dalam koper. Saat Zein menarik pakaian paling bawah, ada sebuah amplop yang ikut terjatuh, lalu Zein memungut amplop yang isinya berserakan tersebut . Zein mengernyitkan dahinya karena isi amplop itu adalah beberapa lembar foto box.

'Siapa ini?" gumamnya seraya meneliti foto box tersebut.

Raut wajah Zein langsung berubah drastis saat melihat foto Zoya bersama seorang laki - laki dengan berbagai pose.

Di dalam foto itu, Zoya terlihat masih imut, berpose mesra dengan seorang pria tampan seumuran dengan Zoya.

Zein sangat tidak suka dengan foto itu, Zein sangat cemburu melihat Zoya begitu mesra dengan pria itu.

Dengan segera Zein memasukan foto itu ke dalam saku celananya karena sepertinya Zoya kembali ke kamar.

"Sudah selesai Mas?" tanya Zoya.

"Iya, sudah, coba kamu periksa, apa lagi yang mau dibawa," ucap Zein dengan ekspresi dingin.

Zoya memeriksanya, "Aku rasa sudah cukup," ucap Zoya.

"Yuk, berangkat sekarang! Apa Mama ikut mengantar?" tanya Zein kepada Zoya.

"Mama tidak ikut, Mama masih merasa lelah," jawab Zoya.

Kemudian mereka berdua membawa barang - barang itu keluar untuk dimasukan ke bagasi mobil.

"Ma, kami berangkat dulu ya," Zein berpamitan kepada mama seraya mencium tangan mama.

"Iya, hati - hati ya, kapan-kapan mama mampir ke rumah kalian," ucap mama seraya menyembunyikan kesedihan karena ditinggal Zoya.

"Iya Ma," ucap Zoya seraya mencium tangan mama lalu memeluk mama.

Zoya dan Zein masuk ke dalam mobil milik Zoya, lalu Zein melajukan mobil itu meninggalkan garasi rumah orang tua Zoya.

Mama tersenyum dan melambaikan tangan, "Hati-hati!" mama mengulangi perkataan itu.

"Iya Ma,!" sahut Zoya.

Mama mengantar kepergian Zoya dengan tatapan sedihnya sampai mobil itu menghilang di belokan.

*****

Zein dan Zoya telah sampai di rumah mereka, dengan segera Zein menurunkan barang - barang Zoya, Zein tidak membiarkan Zoya untuk membantunya, dia melarang Zoya mengangkat barang - barang berat.

Zoya sudah merapikan barang - barangnya, memasukan seluruh pakaiannya di lemari yang telah tersedia di rumah itu.

"Rumah ini tidak pernah kamu tempati?" tanya Zoya.

"Tidak! Aku hanya sesekali datang ke sini hanya untuk membersihkanya," jawab Zein.

"Oh… Zoya ber - oh ria.

"Besok aku mau ke bengkel, aku mau pamitan sama bos dan teman - teman, mulai besok aku akan berhenti bekerja aku akan membuka bengkel sendiri," Zein mengutarakan keinginannya kepada Zoya.

"Kamu punya modal? Kalau kamu mau bisa pakai tabunganku," Zoya menawarkan bantuan kepada Zein.

"Sepertinya tabunganku masih cukup untuk buka bengkel kecil-kecilan," ucap Zein.

"Ya sudah, nanti kalau butuh bantuan bilang saja," ucap Zoya.

"Terima kasih ya Istriku yang cantik, tapi aku tidak akan merepotkanmu," ucap Zein dengan lembut.

"Tidak apa-apa, kita kan sudah menjadi suami istri sudah semestinya saling bantu," ucap Zoya.

Zein tersenyum mendengar perkataan dari Zoya, dia merasa beruntung memiliki istri yang pengertian, tapi dia berjanji tidak akan pernah menggunakan uang Zoya sepeser pun.

Cup,!

Zein mengecup bibir Zoya seraya menatap Zoya penuh kasih sayang.

"Kapan selesai datang bulannya?" tanya Zein.

Zoya membulatkan matanya, "Biasanya hanya satu minggu, emang kalau haidku udah selesai, kamu mau ngapain?" tanya Zoya tersipu.

"Mau melanjutkan malam pertamanya lah!" seloroh Zein sambil menahan tawa.

"Ish! Kamu itu ya gak sabaran!" seru Zoya sambil mencubit perut rata Zein.

"Aww! Sakit!" rengek Zein lalu dia meraih tangan Zoya agar berhenti mencubitnya.

"Dari pada dicubitin lebih baik dielus saja," goda Zein sambil menggerakan tangan Zoya di perut dan dadanya dengan lembut.

Zoya tersenyum dibuatnya, ternyata punya suami itu sangat membuat dirinya bahagia, hal sekecil apapun bisa membuat hatinya bergetar dan berbunga - bunga.

Terpopuler

Comments

calista

calista

jadi iri dengan pasangan ini,

2021-08-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!