My Bab 6
Sore hari
Selesai bekerja di bengkel Zein berencana akan berkunjung ke toko kuenya Zoya.
Entah mengapa Zein merindukan gadis itu, Zein ingin bertemu dengan Zoya.
Setelah mandi dan berdandan rapi, Zein bergegas mengendarai motor maticnya menuju ke toko kue milik Zoya.
Sore itu sangat cerah sehingga menampakan gradasi kejinggaan di langit. Zein sudah tidak sabar ingin bertemu dengan gadis yang beberapa hari ini mengganggu tidurnya.
Hanya membutuhkan waktu lima belas menit motor matic berwarna hitam itu sudah terparkir di area toko.
Tapi tiba-tiba saja Zein merasa bingung, dia bingung alasannya apa dia ke sini?
Apa harus jujur kalau memang sengaja ingin bertemu Zoya, atau alasannya mau beli kue?
"Ah, kenapa gak dipikirkan dulu sih, tadi!" rutuk Zein.
Zoya yang kebetulan sedang duduk di dalam toko, melihat Zein yang sepertinya sedang kebingungan.
Dia pun bergegas keluar untuk menyapa Zein.
"Mas Zein!" panggil Zoya seraya berjalan ke arah Zein.
Sontak Zein menoleh ke arah Zoya, "Eh, Mbak Zoya!" serunya agak gugup dan tersenyum kikuk.
"Sedang apa bengong di situ?" tanya Zoya heran.
"Eh, anu Mbak mau beli kue," ucap Zein. Akhirnya terlintas jawaban itu.
"Ayo masuk!" ajak Zoya dengan lembut.
Uh.. Senang bukan main, akhirnya Zein bisa bertemu lagi dengan Zoya.
"Mas Zein mencari kue apa?" tanya Zoya.
"Mmmh.. Yang enak apa?" Zein balik bertanya.
"Kue yang ada di sini semuanya enak mas! Karena Mbak Zoya sendiri yang punya resep dan Mbak Zoya sendiri yang mengawasi langsung proses pembuatannya," salah satu pegawai Zoya menginterupsi.
Zoya tersenyum menanggapi pujian dari pegawainya.
"Ayo Mas Zein duduk dulu!" ajak Zoya kepada Zein.
Dengan patuh seperti kena sihirnya Zoya, Zein mengikuti Zoya untuk duduk di kursi yang ada di toko kue itu.
"Mas Zein duduk di sini dulu, saya akan bawakan tester kuenya, ucap Zoya lalu dia mengambil beberapa potong kue untuk di cicipi oleh Zein.
Zoya mempersilahkan Zein mencicipi kue yang ukurannya kecil - kecil sebagai tester. Zoya juga membuatkan Zein hot cappuccino untuk minumnya.
Zoya sendiri bingung dengan tingkahnya yang mau repot - repot menjamu Zein.
Zein mulai mencicipi kue itu satu persatu, Zein sangat menikmati kue - kue itu. Bagi Zein kue ini kue yang paling terenak yang yang pernah Zein makan. Apalagi makannya ditemani seorang gadis yang sangat cantik.
"Semuanya enak Mbak!" puji Zein dengan tulus.
"Jadi mas Zein mau beli yang mana?" tanya Zoya.
"Yang ini! Dan yang ini! tunjuk Zein memilih Brownies alpukat dan cheese cake.
" Baiklah! " ucap Zoya seraya menyuruh pegawainya untuk mengemas kue yang dipesan Zein.
Setelah membayarnya Zein pun berpamitan kepada Zoya. Sebenarnya dia enggan beranjak dari tempat itu, tapi karena tidak punya alasan lagi untuk tinggal, akhirnya Zein meninggalkan tempat itu.
Zein merasa bahagia bisa bertemu dengan Zoya. Zein berharap bisa sering - sering bertemu dengan Zoya dan mudah - mudahan Zein punya alasan yang tepat untuk bertemu dengan Zoya.
Senyum indah mengembang di bibir Zoya saat memandang punggung Zein yang meninggalkan tokonya.
Zoya tidak mengerti dengan dirinya yang merasa senang bila berdekatan dengan Zein.
"Ada apa denganku, apa aku menyukainya?" ucap Zoya dalam hati.
Kalau boleh jujur, sebenarnya Zoya ingin lebih lama lagi mengobrol dengan Zein. Tapi Zoya tidak mungkin menahan Zein untuk tinggal lebih lama.
Zein
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments