Di kediaman lain milik Rendra
"Mel, sudah kubilang jangan buat keributan! Aku sudah menyuruhmu untuk menunggu saja, tidak perlu menyusulku," omel Rendra.
"Tapi aku merindukanmu, aku kesepian tinggal di rumah sendirian terus menerus," keluh Melly dengan manja sambil bergelayut di bahu Rendra.
"Aku sudah memberi kamu uang banyak agar kamu bisa bersenang - senang, aku menyuruhmu untuk berlibur kemana kau suka, aku menyuruhmu untuk belanja sebanyak yang kau mau, apa itu masih kurang?" cecar Rendra.
"Tapi aku ingin kamu, aku merindukanmu," ucap Melly seraya menempel terus kepada Rendra.
Rendra menghela nafas dan merotasikan matanya, dia sangat pusing menghadapi selirnya ini, keras kepala, manja dan susah diatur.
"Aku kan sudah bilang, hanya minggu ini aku tidak pulang!" sentak Rendra.
"Maas! Udah jangan ngomel aja! Kayak emak - emak tahu!" Melly balik menyentak.
"Apa aku salah kalau aku merindukanmu? Aku hanya ingin bersamamu!" ucap Melly dengan suara menggoda.
Lalu Melly mendorong tubuh pria yang masih terlihat kekar itu, meskipun sudah berumur lima puluh tahunan. Melly me*ndih pria yang masih mempesona itu di sofa .
"Mel!" seru Rendra tidak bisa meneruskan kata - katanya, karena Melly membungkamnya dengan c*uman membabi - buta tidak terkendali.
Melly masih muda jadi ga*rahnya begitu membara terkadang Rendra kewalahan menghadapinya.
Melly terus - menerus menyerang Rendra dengan kecupan - kecupan liar di leher rendra.
Seperti kucing, jika ada ikan asin di hadapannya mana mungkin bisa menolak, begitu juga dengan Rendra, ga*irahnya terpancing, dia tidak kuasa lagi untuk menolaknya.
Segera Rendra menggendong Melly ke kamar, lalu menghempaskan Melly di ranjang, tatapannya penuh ga*irah yang membara.
Melly menyeringai puas, "Kamu tidak akan pernah bisa menolakku Mas," ucapnya dalam hati penuh kemenangan.
Rendra sudah tidak bisa membendung hasratnya lagi, nafasnya memburu tidak terkendali, rasa kesal pada istri mudanya itu telah menguap entah kemana. Selanjutnya hanya Melly dan Rendra yang tahu.
******
Kembali kepada pengantin baru.
"Zoy, tadi itu siapa sih?" tanya Zein yang tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.
"Tante Melly, istri muda Papa," jawab Zoya.
"Oh…" Zein manggut-manggut sekarang dia mengerti tentang perkataan mama yang mengatakan hanya Senin sampai Kamis papa berada di rumah, berarti Jumat sampai minggu berada di rumah istri mudanya. Itulah yang ada di pikiran Zein.
"Mas, mau gak kamu berjanji padaku?" tanya Zoya.
"Berjanji apa?" sahut Zein.
"Berjanjilah untuk tidak punya istri dua, cukup aku saja satu," ucap Zoya.
Zein terkekeh mendengar permintaan Zoya.
"Istri satu aja tidak habis - habis, buat apa punya istri dua," ucap Zein.
"Aku serius mas, berjanjilah!" ucap Zoya sambil memberengut.
"Iya aku janji, aku hanya akan punya istri satu," ucap Zein seraya mengecup pipi Zoya dengan gemas.
"Aku kasihan sama Mama, kamu tahu sendiri Mama sampai mau bunuh diri, " ucap Zoya dengan wajah sedih.
"Walaupun Mama terlihat tegar dan berusaha menerimanya, tapi aku bisa merasakan kalau dalam hati Mama tersimpan kesedihan dan tertekan. Tapi Mama sangat mencintai papa sehingga Mama tetap bertahan," imbuh Zoya.
Zein bisa merasakan kegusaran Zoya, Zein menarik Zoya kedalam pelukannya.
" Kamu jangan khawatir, aku berjanji kamu tidak akan pernah merasakan seperti yang Mama kamu rasakan, karena aku, seumur hidupku hanya akan mempunyai satu istri yaitu kamu, Zoya," ucap Zein dengan tegas seraya menghujami rambut Zoya dengan kecupan.
" Aku akan pegang kata-kata kamu, Mas! ucap Zoya seraya mengeratkan pelukannya di dada Zein.
Hangat, nyaman, itulah yang dirasakan Zoya saat berada dalam pelukan suaminya itu.
Ayo kak jika suka di like ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
calista
lanjuut
2021-08-13
0