Bab 16
Setelah kepergian ibu Mira,mama Medina, papa Rendra, Zoya dan Zein kembali ke dalam.
Mama medina mengajak suami, anak dan menantunya untuk duduk bersantai di taman belakang.
Mama ingin agar mereka lebih akrab lagi dengan Zein, mengingat mereka belum lama mengenal Zein.
Mereka sedang duduk di gazebo ditemani beberapa aneka cemilan dan minuman.
"Apa kalian berencana bulan madu?" tanya papa kepada pengantin baru itu membuka pembicaraan.
"Belum Pa, kapan - kapan saja, kalau uang kami sudah cukup," jawab Zoya kepada papa.
"Kalau kalian mau, Papa bisa membiayai honey moon kalian," ucap papa serius.
"Tidak usah Pa, kapan - kapan saja," ucap Zoya menolak.
Terserah kalian saja, jika kalian butuh apa - apa jangan sungkan - sungkan memintanya kepada Papa, " ucap papa Rendra.
" Iya Om, terima kasih banyak, " ucap Zein.
" Jangan panggil Om, panggil Papa saja seperti Zoya," ucap papa.
" Baik Om, eh, Pa, " sahut Zein.
" Ma, Pa, Zoya mau minta izin besok Zoya dan Mas Zein pindah rumah, " ucap Zoya.
" Pindah rumah? Pindah kemana? " tanya mama heran.
"Rumah kami, Tante," jawab Zein.
Mama masih bingung karena setahu mama Zein selama ini tinggal di indekos.
"Maksudnya kalian mengontrak rumah? Dan kamu Zein jangan panggil tante tapi panggil mama saja," ucap mama.
"Baik Ma, itu rumah kami Ma, saya membelinya sebelum menikah dengan Zoya, rumah sudah lengkap dengan peralatan rumah tangganya, kami tinggal menempatinya, Zein menjelaskan.
Sebenarnya mama dan papa masih bingung dan tidak percaya jika Zein sudah memiliki rumah sendiri. Tapi tidak mungkin menanyakan secara detail untuk saat ini. Mama pikir kali lain saja akan bertanya kepada Zoya.
"Besok kami mulai pindah Ma," ujar Zoya.
"Secepat itu?" tanya mama.
Sebenarnya mama tidak ingin Zoya meninggalkan rumahnya, tapi mama tetap menghormati keputusan pengantin baru itu.
"Iya, Ma, kami ingin hidup mandiri tidak bergantung dengan siapapun," ucap Zein.
"Yah, Mama sendirian dong!" ucap mama dengan sedih.
"Mama kan, ada papa," ucap papa.
"Ah, Papa hanya Senin sampai Kamis saja berada di rumah," cibir mama.
"Yang penting Papa rutin pulang," ucap papa sambil mencubit pipi mama.
Zoya merasa bahagia karena melihat papa dan mamanya akur.
Sedang Zein agak bingung dengan perkataan mama yang mengatakan papa hanya Senin sampai Kamis ada di rumah, jadi,.. Jumat, Sabtu dan Minggu kemana!? Itu yang dipikirkan Zein.
Saat mereka sedang asyik bercengkrama tiba - tiba di luar ada yang mengetuk pintu dengan keras.
"Mas! Mas! Mas Rendra, buka pintunya! " orang itu berteriak - teriak.
"Pa, sepertinya itu istri muda kamu yang bikin keributan di luar sana, cibir mama tidak senang.
"Sebentar papa lihat dulu," ucap papa agak gelisah.
Papa pun keluar untuk melihatnya, pada saat papa membuka pintu, orang itu langsung menerobos masuk dan ngomel - ngomel sama papa.
"Mas kamu ini gimana sih, udah tiga hari kamu tidak pulang? Janjinya Jumat, Sabtu dan Minggu giliranku, tapi mana? Kamu malah enak - enakan di sini, aku kesepian tahu!" orang itu mencecar papa dengan suara yang tinggi.
"Sudah Mel, jangan ribut - ribut di sini, aku kan sudah pamitan kepada kamu, kalau minggu ini tidak bisa pulang karena putriku menikah," ucap papa berusaha menenangkan tante Melly.
"Tapi kamu tidak adil! Kamu jahat, kamu tidak mengijinkanku menghadiri pernikahan putrimu aku juga istrimu, Mas," teriak Melly.
Memang sengaja Rendra tidak mengijinkan Melly untuk hadir di pernikahan Zoya, karena papa ingin menghargai perasaan Mama.
"Ada apa sih ribut - ribut di rumah orang? Dasar tidak tahu malu! " ejek mama yang baru datang beserta Zein dan Zoya yang ingin mengetahui apa yang terjadi.
"Mbak kamu jahat! Kamu ingin menguasai Mas Rendra sendirian, aku juga istrinya!" seru Melly dengan tidak tahu malu.
"Cih, dasar wanita tidak tahu malu, pelakor!" ejek mama.
Melly melotot mendengar perkataan Medina yang menyebut dirinya pelakor. Dia tidak terima disebut pelakor. Padahal memang iya.
"Sudah! Sudah! jangan ribut! Malu sama anak - anak," ucap papa yang mulai pusing karena kedua istrinya tidak bisa akur.
"Pa, urus saja istri mudamu itu, jangan biarkan wanita ini membuat keributan di rumahku! " seru mama dengan emosi lalu mama meninggalkan tempat itu menuju ke kamarnya.
"Ayo Mas, kita ke kamar!" ajak Zoya kepada Zein, lalu pengantin baru itu meninggalkan papa dengan istri mudanya.
"Baiklah! Hari ini aku pulang ke rumahmu, jangan bikin ribut lagi!" ucap papa dengan tegas.
Lalu papa menarik tangan Melly membawanya keluar dan menyuruh Melly masuk ke dalam mobil. Kemudian papa masuk kembali untuk mengambil dompetnya.
Segera papa membawa Melly menuju ke tempat Melly dan dia tinggal, tanpa pamitan dulu kepada mama, papa pikir nanti saja papa akan mengirim pesan kepada mama. Yang terpenting bagi papa saat ini mengamankan istri mudanya dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
calista
lanjut thor
2021-08-12
1