Bab 13
Zoya dan Zein sibuk mempersiapkan pernikahan mereka, meskipun Zoya meminta dilaksanakan secara sederhana saja tapi Zein akan memberikan yang terbaik untuk Zoya.
Zein ingin mengadakan pesta pernikahan yang berkesan dan bisa dikenang sepanjang masa.
Karena bagi Zein pernikahan itu sekali untuk seumur hidup, jadi dia akan mempersiapkan pernikahannya sebaik mungkin.
Tabungan Zein cukup banyak, hasil dari penjualan tanah warisan peninggalan almarhum ayahnya.
Baju pengantin, undangan, foto pre-wedding, catering, cindera mata dan ***** bengek lainnya tentang pernikahan telah sempurna dipersiapkan mereka berdua.
Hari ini adalah hari terakhir mereka bertemu, karena tiga hari lagi calon pengantin itu akan dipingit.
Zein dan Zoya bertemu untuk ke butik mereka akan mencoba baju pengantin mereka.
Zein mengendarai mobil milik Zoya menuju butik, sesampai di sana mereka diarahkan ke ruang ganti untuk fitting baju pengantin.
Bersyukur baju pengantin yang mereka pesan tidak ada masalah jadi mereka bisa membawanya pulang sekalian.
"Zoy, tiga hari lagi kita akan menuju halal," ucap Zein dengan senyum merekah di bibirnya.
Zoya mengulas senyum, "Terus?" tanya Zoya.
"Aku ingin membawa kamu ke suatu tempat," ucap Zein.
"Kemana tanya Zoya," penasaran.
"Pokoknya kamu ikut saja, ini kejutan!" ucap Zein sambil tetap fokus menyetir.
"Kemana ya?" tanya Zoya dalam hati.
Tak berapa lama mobil yang di kendarai Zein berbelok ke sebuah perumahan menengah ke bawah. Mobil berhenti tepat di depan sebuah rumah mungil sederhana type 36.
Zoya mengernyitkan dahinya, "Ini rumahnya siapa?" tanya Zoya heran bin penasaran.
"Ayo turun!" titah Zein seraya membukakan pintu mobil untuk Zoya.
Zein mengulurkan tangan agar Zoya berpegangan padanya, Zoya pun menyambut tangan Zein. Duh mas Zein diam - diam ternyata romantis juga, Zoya aja sampai tercengang dibuatnya.
Zein menuntun Zoya menuju pintu rumah itu, Zein mengeluarkan sebuah kunci dari saku celananya dan membuka pintu rumah itu.
Zoya masih belum mengerti maksud dari semua ini. "Mas Zein maksudnya apa nih?" tanya Zoya.
"Ini rumah kita, nanti setelah menikah kita akan tinggal disini," ucap Zein sambil terus menggenggam tangan Zoya.
Zoya terperangah mendengar perkataan Zein. Zoya tidak menyangka kalau Zein sudah memiliki rumah. Karena setahu Zoya, Zein selama ini tinggal di indekos.
"Ini rumah kita? Maksudku bukan ngontrak kan?" tanya Zoya.
"Iya, ini rumah kita sendiri, aku membeli rumah ini sebelum mengenalmu, kemudian aku menyicil setiap bulan membeli peralatan rumah tangga sehingga rumah ini siap untuk kita tinggali.
Aku bisa membeli rumah ini, hasil dari menjual tanah peninggalan almarhum ayahku. Sisanya mau aku pakai buat usaha membuka bengkel sendiri.
Maaf jika rumah ini tidak sebesar dan sebagus rumah orang tua kamu," ucap Zein.
"Tidak apa - apa, ini sudah lebih dari cukup, " ucap Zoya.
Meskipun rumah itu kecil tapi sangat layak dan nyaman untuk ditempati, selain itu Zein melengkapi rumah itu dengan peralatan yang Modern.
"Kelak kalau aku sudah punya uang banyak, aku akan membeli rumah yang lebih besar dan bagus dari ini," ucap Zein serius.
"Aku akan membantumu untuk mewujudkannya," ucap Zoya.
"Mereka pun tersenyum bersamaan, terima kasih karena sudah hadir dalam hidupku," ucap Zein seraya menatap mata indah bulat Zoya yang kaya artis - artis India itu.
Sesaat mereka saling pandang, tiba - tiba saja jantung mereka berdegup kencang bersamaan.
Zein mendekatkan dirinya kepada Zoya sehingga hampir tidak ada jarak di antara mereka.
Zein membetulkan rambut Zoya yang sedikit berantakan, lalu ia menyampirkan rambut Zoya ke belakang telinganya.
"Kamu sangat cantik, ucap Zein sambil membelai rambut dan pipi Zoya.
Jangan ditanya tentang perasaannya Zoya saat itu, jantung Zoya meletup - letup berdekatan dengan Zein, Zoya bisa merasakan hembusan nafas hangat Zein.
Zein semakin mendekatkan wajahnya, sehingga tidak ada jarak di antara mereka. Hidung mereka hampir beradu.
Jantung mereka berdua berdesir, Zoya memejamkan matanya, seolah - olah menunggu Zein melakukan sesuatu kepadanya.
Cup!
Zein mendaratkan kecupannya di dahi Zoya, lama bibir itu berada di sana.
Deg!
Zoya pikir yang akan dikecup adalah bibirnya lalu akan berlanjut ke ci**uman panas dan berlanjut ke lu***matan*- **matan seperti dalam adegan di novel romantis yang pernah Zoya baca.
"Sudah ah, kita pulang yuk! Benar kata ibu kalau perempuan dan laki - laki berduaan yang ketiganya pasti setan," ucap Zein seraya terkekeh.
Zoya tersipu mendengar perkataan Zein, dia mengerti maksudnya Zein.
Akhirnya mereka berdua meninggalkan rumah itu. Karena kalau terus - terusan berdua di rumah itu, Zein takut mereka melakukan sesuatu di luar batas.
Zein hanya ingin melakukan apa pun itu bersama Zoya jika mereka sudah menikah nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Bagus Zein...
2022-08-23
1