Bab 5

Bab 5

"Kak Zein…! Kak Zein! panggil seorang gadis cantik berusia sekitar dua puluh tiga tahun dengan manja.

Sontak Zein terkejut dan merasa malu, karena gadis itu hampir setiap hari mencarinya ke bengkel. Yang bikin malu itu lho, saat memanggil dirinya dengan suara keras dan cempreng. Menghebohkan seluruh penghuni bengkel.

"Zein, dicari Nora tuh!" lapor Yudis kepada Zein.

"Ish.. Mau apa lagi sih, dia?" ucap Zein dengan malas.

"Udah, samperin aja siapa tahu bawa makanan lagi, kita juga kan yang enak dan kenyang," seloroh Yudis sambil terkekeh renyah.

"Biarin ajalah, paling bentar lagi nyamperin ke sini," ucap Zein tidak mempedulikannya, ia tetap sibuk mengotak - atik mesin mobil.

"Ish kau itu, lumayan lho, putrinya Si Bos cantik," bisik Yudis.

Zein tidak menanggapi ocehan Yudis, dia tetap menyibukan diri.

Tapi benar saja, belum lama mereka membicarakan gadis itu, gadis itu sudah mendatangi Zein.

"Kak Zein!" teriak gadis itu dengan nyaring dan riang.

"Iya ada apa, Nor?" tanya Zein dengan malas tanpa menoleh pada Nora.

"Kak Zein anterin aku ke toko kue yuk!" ucap Nora dengan manja.

"Aku lagi sibuk! Banyak pekerjaan," ketus Zein.

"Ih! tinggalkan saja pekerjaannya!" perintah Nora pada Zein.

"Tidak bisa!" tolak Zein.

"Ih.! Kak Zein gitu!" Nora menghentakan kakinya dengan kesal dia tidak suka ditolak. Dia pun meninggalkan Zein.

Zein pikir Nora sudah menyerah, tapi ternyata dia kembali bersama ayahnya.

" Zein, antarkan anak saya ke toko kue, serahkan saja pekerjaanmu kepada Yudis," perintah pak Agus kepada Zein. Pak Agus adalah ayahnya Nora sekaligus pemilik bengkel ini.

Kalau pak Agus yang memberikan perintah Zein tidak bisa menolaknya. Karena Zein masih membutuhkan pekerjaan di bengkel ini. Lagi pula pak Agus sangat baik kepada Zein.

"Baik, Pak! Saya ganti baju dulu," ucap Zein seraya meninggalkan tempat itu menuju ke ruang istirahat untuk mengganti baju.

Nora menyeringai tipis, dia merasa senang karena pada akhirnya berhasil mengajak Zein. Cukup dengan hanya meminta pada ayahnya dengan manja, apapun itu, pasti ayahnya akan mengabulkannya.

Tak berapa lama Zein kembali dengan pakaian yang lebih bersih dan rapi.

Setelah berpamitan pada ayahnya, Nora mengajak Zein pergi meninggalkan tempat itu.

"Kemana?" tanya Zein.

"Ke toko kue yang ada di pusat kota," jawab Nora dengan riang.

Zein membonceng Nora menggunakan motor maticnya, tanpa ragu Nora merangkul pinggang Zein.

Zein merasa risih dipeluk pinggangnya oleh Nora.

"Jangan peluk - peluk Nora! Aku tidak suka," seru Zein agak gemas dan risih.

"Gak apa - apa Kak! daripada aku jatuh," ucap Nora yang malah semakin merapatkan tubuhnya pada Zein.

Walaupun kesal tapi akhirnya Zein membiarkannya saja, karena semakin dilarang malah semakin menjadi.

"Itu Kak, tokok kuenya," seru Nora seraya menunjuk ke arah toko kue itu.

Zein pun memberhentikan motor maticnya di toko kue tersebut.

Pada awalnya Zein tidak ingin masuk, tapi Nora merengek kayak anak kecil, akhirnya Zein mengalah ketimbang malu dilihat banyak orang.

Zein dan Nora masuk ke dalam toko kue itu, pegawai toko menyambut mereka dengan ramah.

"Silahkan! Ada yang perlu kami bantu? Kakaknya cari kue apa?" tanya pegawai toko kue itu dengan ramah.

"Brownis dan red velvetnya ada?" tanya Nora.

"Oh ada Kak, fresh from oven," ucap pegawai toko kue itu.

"Butuh berapa Kak?" tanya pegawai kue itu lagi.

"Browniesnya tiga, red velvetnya tiga, ucap Nora.

" Sebentar ya Kak! saya ambilkan ke belakang, " ucap pegawai itu seraya pergi ke dapur untuk mengambil kue yang dipesan Nora, karena yang ada di etalase hanya ada satu.

Tak berapa lama pun pegawai itu kembali membawa kue pesanan Nora, namun dia tidak sendirian saat membawa kue itu, dia dibantu oleh seorang gadis yang cantik menggunakan celemek dengan rambut diikat ke atas.

Zein yang dari tadi hanya diam saja, tiba - tiba saja dirinya terperangah melihat gadis cantik yang membawa kue itu.

"Mbak Zoya!" seru Zein dengan senang.

"Kamu bekerja di sini?" tanya Zein.

"Bukan Kak! Dia Bos kami, pemilik toko kue ini," pegawai itu menginterupsi.

"Oh, Mbak Zoya pemilik toko kue ini?" ucap Zein merasa kagum.

Zoya hanya tersenyum menanggapinya.

" Mas Zein yang membeli kue ini? " tanya Zoya dengan lembut.

" Bukan! Saya yang beli kue ini! " Nora menerobos obrolan antara Zein dan Zoya.

"Oh, baiklah! terima kasih sudah membeli kue di toko kami mudah - mudahan suka," ucap Zoya dengan ramah.

Setelah membayar kue tersebut Nora bergegas pergi dari toko kue itu, dia tidak ingin berlama - lama di sana.

Nora bisa merasakan kalau Zein menyukai pemilik toko kue itu, dari cara Zein memandangnya dengan tanpa berkedip.

Sungguh Nora tidak menyukai situasi itu, di mana Zein tersenyum manis kepada pemilik toko kue itu.

Nora menarik paksa tangan Zein, "Ayo Kak Zein kita pulang!" ketusnya.

"Mbak Zoya saya pamit ya,!" ucap Zein.

Zoya mengangguk dan tersenyum tipis.

Zoya melihat kepergian Zein dan Nora dari balik kaca toko, Zoya melihat Zein membonceng Nora. Zoya melihat Nora merangkul pinggang Zein.

"Apa wanita itu pacarnya?" batin Zoya.

Terpopuler

Comments

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Aduhhh gmn klo ketahuan istrinya.

2022-08-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!