"Hentikan! Jangan kau bungkam mulutku! Kau tak bisa mengambil hak ku untuk bicara, ini permintaan terakhirku yang mulia..." pinta Selir Feng.
"Jangan bungkam mulutnya." perintah Xia Yi.
Prajurit itu langsung menghentikan langkahnya lalu kembali ketempatnya.
"Kau selalu ikut campur dari tadi, keringatmu deras dimusim dingin ini, mungkin saja pernyataan Selir Feng benar? Apa kau menjebaknya? Tentu maling tak akan mengaku. Aku akan selalu mengawasimu mulai hari ini" kata Xia Yi dengan tatapan tajam pada Cheng Yi yang terlihat gemetar.
"Aku terima pesanmu Selir Feng. Tapi aku tak akan mengampuni kesalahanmu karena membunuh ayahku!" imbuh Xia Yi.
Selir Feng menangis meratapi akhir hidupnya ini yang tak disangka-sangka. Ia tak mengira hari ini akan menjadi hari kematiannya, dan ia tak bisa mewujudkan keinginan Perdana Menteri Pei Qi suaminya yang sesungguhnya untuk melihat Xuang Fei anaknya naik tahta.
"Jangan menangis, tapi menangislah dineraka! EKSEKUSI DIA SAAT INI DIDEPAN SEMUA ORANG UNTUK PERINGATAN! SIAPAPUN YANG MENGGANGGU KELUARGAKU AKAN BERAKHIR SEPERTI SELIR FENG!" perintah Xia Yi.
Penjaga andalan Xia Yi yang selalu menjaganya di Aula Raksaksa yaitu panglima Han segera berjalan mendekati Xia Yi. Ia menyerahkan samurai Kaisar Hou yang biasanya digunakan kaisar untuk mengeksekusi mati warga kerajaan yang bersalah.
"Tunggu Panglima Han. Aku tak ingin menebasnya dengan samurai ini. Bukankah itu sanksi yang terlalu ringan?" kata Xia Yi dengan senyum intimidasinya.
Selir Feng mendongak mendengar hal itu hingga pupil matanya mengecil ketakutan.
"Cara apa lagi yang akan ia lakukan untuk membunuhku?" pikir Selir Feng.
"Berikan aku racun tikus yang kau temukan di kamar Selir Feng! Biar ia rasakan bagaimana rasanya mati dengan racun tikus! Seperti apa yang telah ia lakukan pada ayahku." ucap Xia Yi memerintahkan hal ini pada prajurit yang menemukan racun tikus itu di kamar Selir Feng.
Prajurit itu segera menyerahkan racun tikus itu pada Xia Yi dengan tangan yang bergetar ketakutan.
Kemudian Xia Yi mengambil secangkir teh yang disediakan pelayan dapur sedari tadi di meja sebelah kursi tahtanya. Xia Yi memasukkan sesendok racun tikus itu dalam cangkirnya dan mengaduknya dengan jarinya.
Pelayan lain segera datang dan mencuci jari Xia Yi dengan air dan mengelap tangannya hingga bersih.
Setelah itu Xia Yi berjalan turun perlahan dari kursi kebesarannya dengan membawa cangkir itu menuju ke tempat Selir Feng yang tengah berlutut menyembah Xia Yi.
"Sebuah kehormatan bagimu untuk minum racunmu itu dari cangkirku. Minum sekarang!!" bentak Xia Yi dengan suara menggelegar.
Seluruh warga kerajaan yang menyaksikan itu mulai bersumpah demi dirinya sendiri untuk tak membuat masalah besar dengan Xia Yi setelah kejadian ini.
Cheng Yi sendiri semakin berkeringat ketakutan, jangan sampai kesalahannya diketahui oleh Xia Yi nantinya dan ia akan berakhir menyedihkan seperti Selir Feng ini.
Selir Feng dengan tangan yang gemetar meraih cangkir itu lalu meminum teh beracun itu dengan sekali teguk.
Dalam hitungan detik, ia memuntahkan banyak darah di depan kaki Xia Yi. Seluruh warga kerajaan menutup matanya tak sanggup melihat Selir Feng yang meringkuk menahan sakit yang luar biasa.
"Semuanya tolong lihat Selir Feng ini dengan baik-baik! Rasa sakit seperti inilah yang dirasakan Kaisar Hou disaat-saat terakhirnya! Tolong peringati hari ini untuk ayahku!" seru Xia Yi sembari berjalan keluar dari Aula Raksaksa itu.
"Zui Lan! Tetap disana dan laporkan padaku setelah jasadnya dibuang ke sungai." seru Xia Yi.
"Baik yang mulia!"
___________________________________________
Xuang Feng alias Nathan antara tega dan tak tega melihat kejadian itu, hatinya masih mengasihi ibu nya itu walau ia bukan anaknya. Namun disisi lain Selir Feng yang benar-benar keji itu memang selayaknya dihukum mati seperti itu.
Xuang Feng belum berani menjenguk Lita kembali, karena sepertinya suasana hati Xia Yi kakaknya itu masih buruk dan tak memungkinkan untuk diajak bicara ataupun disuguhi pemandangan yang membuatnya cemburu.
"Bisa-bisa aku dieksekusi gara-gara itu. Hiii" pikirnya ketakutan hingga bulu kuduknya berdiri sendiri.
__________________________________________
Xia Yi berjalan ke taman kerajaan dengan air mata yang gak terbendung. Hatinya sangat sakit, ia tak percaya Selir Feng tega melakukan itu pada ayahnya. Sentuhan hangat seorang ayah yang ia rasakan selama belum genap 16 tahun itu sudah direnggut dengan cara yang keji darinya.
Xia Yi duduk di kursi kayu taman kerajaan berusaha menenangkan dirinya sebaik mungkin.
"Ayah... Huu huuu... Ayah... Aku merindukanmu... Aku sudah membalaskan dendammu ayah..." kata Xia Yi dengan tubuh meringkuk menahan kesedihan yang menyiksanya itu.
Tangannya menyilang menutupi wajahnya yang penuh air mata, menahan rasa sakit itu sendirian.
"Xia Yi... " panggil ibu suri dengan iba dari belakang.
Xia Yi membalikkan tubuhnya untuk melihat sang sumber suara yang memanggilnya.
"Ibu... Huuhuuuu..." rengek Xia Yi sembari memeluk Ibu Suri.
Ibu suri membalas pelukan Xia Yi dengan hangat, tangannya mengelus-elus kepala Xia Yi. Ibu suri bernostalgia saat Xia Yi masih berumur 6 tahun, ia memeluk Xia Yi yang menangis kesakitan karena lututnya terluka setelah terjatuh karena berlari-larian di lorong kerajaan.
"Relakan ayahmu, yang penting sekarang jiwanya pasti tenang melihatmu yang semakin dewasa sekarang. Hm? Kau juga sudah memberi keadilan untuk kematian ayahmu." ujar ibu suri sembari meneteskan air matanya.
"Aku mengerti bu. Tapi aku sangat merindukan ayah..." rengek Xia Yi lagi.
"Ayahmu juga pasti sangat berterimakasih, kamu akhirnya sadar dan mau memilih seseorang untuk meneruskan keturunan dari marga ayahmu bukan?" hibur ibu suri.
Like dan masukkan cerita ini dalam rak favorite kamu di NovelToon, dan jangan malas memberi semangat pada author lewat komentarmu~♡ Vote dari kamu juga sangat dinanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
Bocah Tua Nakal
Terlalu Cepat dihilangin antagonisnya thor...
2020-11-18
3
no..name
aku Gembira akhirnya selir feng yang keji itu di eksekusi tinggal Cheng yi nih🥱
2020-10-30
3
R.S.H
up lagi
2020-09-30
1