"Yang Mulia Pangeran ke Dua, anda dipanggil oleh Selir Feng untuk segera ke kamarnya." ujar seorang dayang istana sembari menunduk hormat pada Xuang Fei.
"Oh, iya terimakasih." jawab Xuang Fei dengan sikap yang sopan.
Xuang Fei sering menjadi perbincangan dayang bahkan pelayan istana. Sikapnya yang sopan pada semua kalangan rendah maupun tinggi itu membuatnya disukai oleh semua orang akhir-akhir ini. Terutama Cheng Yi seorang gadis cantik, putri dari jenderal militer Kerajaan Ming. Ia menyukai wajah tampan Xuang Fei dan mengincar tahtanya. Jadi ia membuat perjanjian dengan Selir Feng untuk menjodohkan mereka dengan syarat Xuang Fei harus naik tahta bagaimana pun caranya.
________________________________________
"Apa yang harus kita lakukan?! Orang Pintar itu kabarnya sudah mati karena tua." Selir Feng berjalan mondar-mandir mencari cara.
"Berhentilah berfikir! Sekarang cari saja bubuk abu yang pernah diberikan oleh orang pintar itu. Pasti masih tersisa bukan? Setidaknya bisa bertahan untuk 2 tahun ini dan kita harus segera menobatkan Xuang Fei!" ujar Pei Qi.
"Kalau perlu dipercepat, kita racuni saja Xia Yi atau gadis yang ia bawa itu!" imbuhnya dengan berbisik lalu tertawa keji.
"Jangan gegabah! Kita harus pikirkan cara yang tidak terlalu beresiko!" jawab Selir Feng.
Pei Qi dan Selir Feng adalah sepasang kekasih. Gaji Perdana Menteri dari profesi Pei Qi sebenarnya sangat cukup untuk menghidupi Selir Feng dan Xuang Fei anaknya. Tapi ia sangat tamak dan selalu tidak puas, akhirnya Pei Qi membujuk Feng dan mempromosikan Feng untuk menjadi Selir Kaisar saat kehamilannya masih belum terlihat jelas.
Setelah menjadi selir Kaisar, mereka masih belum kunjung puas. Bahkan mereka ingin merebut tahta putra mahkota dengan cara yang licik. Padahal putranya itu dapat menjadi Pangeran ke Dua saja sudah sangat menguntungkan, lagi pula Xuang Fei bukan anak Kaisar. Tapi Kaisar tidak mengetahuinya sampai sekarang. Bahkan sampai ia meninggal ditangan racun tikus andalan Selir Feng satu bulan lalu.
"Seingatku aku menaruhnya di kendi bawah kasurku. Sebentar." gumam Selir Feng sembari membungkuk mencari kendi itu.
"Nah ini dia!"
"Eh Xuang fei? Kau sudah disini rupanya nak." ujar Selir Feng saat melihat Xuang Fei datang.
Selir Feng segera memberi kode dengan jari telunjuknya pada Pei Qi untuk pergi sebelum anaknya itu masuk. Pei Qi mengangguk mengerti dan segera melompat turun dari jendela lalu pergi dengan hati-hati.
"Apa itu yang ditanganmu?" tanya Xuang Fei pada ibunya.
"Ini adalah sebuk abu untuk mematikan rasa jatuh cinta pada seorang gadis." jawab ibunya tersenyum.
"Untuk apa, bu?"
"Kau harus membantu ibu, taburkan ini ke makanan Xia Yi! Kau tidak akan dicurigai karena kau seorang pangeran." jelas selir Feng.
"Ibu, kenapa ibu melakukan ini? Ini tidak baik." sangkal Xuang Fei dengan polos.
"Lakukan saja. Kau begitu menurut pada ibu sejak dulu bukan? Semua demi kamu."
"Aku tidak mau mencelakai orang lain bu!" seru Xuang Fei frustasi.
"Semua usahaku ini demi kamu! Dengan begini kau yang akan dinobatkan sebagai putra mahkota. Kakak tirimu itu menjadi tak berguna nantinya. Kerajaan mana yang tak membutuhkan keturunan? Cepat lakukan!" bentak selir Feng.
"Tidak, aku lebih nyaman menjadi pangeran kedua. Ibu jangan memaksaku, aku tidak menginginkan tahta." pinta Xuang Fei.
PLAKKK!
Selir Feng menampar keras pipi Xuang Fei dengan marah.
"Kau anak tak tahu diri!! Ibumu melakukan ini semua demi kamu!! Kenapa kau berubah setelah kecelakaan itu! Kembalikan Xuang Fei ku huu huuuu" bentak Selir Feng, ia menangis haus akan tahta dan meratapi perubahan sikap anaknya itu.
Xuang Fei memang hilang ingatan. Menurut sejarah dan desas-desusnya, 2 tahun lalu ia mengikuti perang dan sekarat akibat serangan musuh. Tabib juga mengatakan bahwa sudah tidak ada harapan, namun dengan ajaib Xuang Fei dapat pulih dan hidup kembali. Tapi akibat kecelakaan itu ingatannya hilang, bahkan tidak mengenali ibunya sendiri, apalagi mengingat perbuatannya yang dulu berusaha menjatuhkan Xia Yi.
Xuang Fei memegangi pipinya sambil meringis kesakitan, tangannya gemetar, air matanya terus mengalir berjatuhan.
Selir Feng memeluk Xuang Fei sambil mengusap air matanya. Sekeras-kerasnya ibu, tak akan tega melihat anaknya seperti ini.
"Xuang fei, maafkan ibu. Ibu tidak tahu harus bagaimana lagi." keluh Selir Feng.
"Apa kau sudah meminum obatmu hari ini? Selama ini belum ada ingatan mu yang pulih sedikit saja sayang?" tanya Selir Feng.
Xuang Fei hanya menggeleng.
"Ibu, maafkan aku. Aku pasti akan melakukan ini untukmu." jawab Xuang Fei tanpa memandang wajah ibunya.
Ia berdiri, menyahut serbuk abu dalam kantong yang tergeletak dilantai itu, lalu berlari keluar dari kamar untuk kabur dari ibunya.
Selir Feng tersenyum licik.
_______________________________________
"Cih wanita jahat! Kenapa aku bangun-bangun di alam lain malah jadi anak orang kayak begitu?" gerutu Xuang Fei diluar kamar sambil mencibirkan bibirnya kesal dan terus memegangi pipinya yang memerah akibat ditampar Selir Feng.
"Dikira aku nangis karena menyesal? Dasar wanita penyihir!!" umpat Xuang Fei.
Xuang Fei lompat-lompat kesal sambil mengumpat seperti monyet kehilangan kacangnya.
"Tenang kak Xia Yi, aku tidak akan melakukan hal buruk padamu." gumam Xuang Fei.
Like dan masukkan cerita ini dalam rak favorite kamu di NovelToon, dan jangan malas memberi semangat pada author lewat komentarmu~♡ Vote dari kamu juga sangat dinanti.
Kalau berkenan, baca juga novel kedua saya yang berjudul "Cinta Suci Seorang Selir", terimakasih.
Kalau berkenan, baca juga novel ketiga saya yang berjudul, "A Story Of Zhen Xi", terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 433 Episodes
Comments
eza
ehh ternyata
2023-07-24
0
fifid dwi ariani
trus ceria
2023-04-24
0
maestuti dewi saraswati
itu xuang feng dari masa depan juga ya thor seru seru
2021-10-23
2