Mata Xuang Fei terus memandangi bunga mawar indah milik taman kamarnya melalui jendela kayu besar milik nya itu. Selama ia pindah ke kerajaan besar yang penuh dengan wanita cantik ini, ia belum pernah merasa tertarik kepada siapapun. Walau seorang Cheng Yi yang dikagumi dan dianggap secantik buah persik oleh orang orang sekalipun. Hati Xuang Fei alias Nathan belum bisa menerima siapapun.
Hari ini ia tertegun sendiri, pikirannya melayang pada masa lalunya saat ia masih duduk di bangku SMP. Semua terasa indah dan membuatnya bersemangat untuk sekolah setiap harinya dengan alasan bertemu teman sebangkunya itu.
Hal yang paling di ingatnya mengenai Xian Zhen adalah, sikap ramah dan lemah lembut gadis itu. Walau wajahnya tak secantik sekarang, saat itu ia sudah tersihir oleh keramahan Lita alias Xian Zhen itu.
"Puberty goals?" gumamnya.
Entah pada saat SMP hatinya telah terpikat sejak lama atau hari ini matanya tertarik dengan kecantikan Xian Zhen yang baru ia sadari. Ataukah apa?
"..."
"Eh!!" pekik Xuang Fei karena menyadari sesuatu.
"Astaga aku lupa memberi tahu Xian Zhen untuk menggagalkan rencana ibu!" gumamnya perlahan.
"Ah iya serbuk abunya kan ada di aku, kenapa aku panik ya? Buang aja kan bisa." pikir Xuang Fei sembari memukul pelan membodohkan kepalanya sendiri.
______________________________________
Xia Yi kembali tercengang dibuatnya, hiasan rambut phoenix dan riasan ala kerajaan lagi lagi terlihat sangat cocok untuk Xian Zhen.
Xia Yi menutup mulutnya saking kagumnya. Sepertinya ini juga efek sihir orang pintar yang luntur, sebelum ini pasti ia tak tertarik dengan siapapun. Hari ini pasti Xian Zhen terlihat sebagai perempuan cantik pertama yang baru bisa ia lihat. Matanya tak bisa berpaling dari setiap bagian tubuh Xian Zhen.
"Xiao Mei, aku suka riasanmu. Kamu boleh mendapat bonus di hari kau menerima gaji!" ujar Xia Yi sembari berjalan mendekati Xian Zhen.
"Saya berterimakasih pada yang mulia" jawab Xiao Mei senang.
"Xian Zhen, bantu aku mengenakan jubah pangeranku." titah Xia Yi yang mulai memanfaatkan situasi dan bertingkah selayaknya pangeran yang baru punya istri.
"Eh?"
Xian Zhen gugup mendengar keinginan Xia Yi.
"Layani Pangeran dengan baik, nona." saran Xiao Mei dengan tersenyum menggoda nonanya.
"A, aku mengerti." jawab Xian Zhen.
Perlahan jari jemari lentiknya mengambil jubah Xia Yi lalu memakaikannya dengan gugup. Tak lupa ia merapikannya kembali dengan menepuk nepuk kain itu dengan lembut seperti ibunya saat membantu ayahnya saat bersiap siap ke kantor.
"Aku puas. Terimakasih calon permaisuriku. Mari kita segera menuju Aula kerajaan." ajak Xia Yi sok formal untuk mengingatkan Xian Zhen bahwa ia juga adalah anggota kerajaan sekarang.
"Baik Yang Mulia." jawab Xian Zhen percaya diri.
_____________________________________
"Yang Mulia Pangeran Pertama Xia Yi bersama dengan Calon Permaisuri Xian Zhen telah tiba!" seru penjaga gerbang aula raksaksa Kerajaan Ming dengan lantang.
"Salam Yang Mulia Pangeran, salam Yang Mulia Calon Permaisuri!"
Seluruh penghuni Aula itu kini menunduk memberikan salam, kecuali ibu Suri dan golongan tinggi lainnya.
"Silahkan duduk anakku." ujar ibu Suri Xu kepada Xia Yi.
"Putri Xian Zhen, silahkan duduk disebelah Xia Yi." imbuh Ibu Suri Xu dengan tersenyum.
Sepertinya ibu suri Xu akan sangat berterimakasih pada Xian Zhen karena telah membuat putra sulungnya ini kembali normal dan akhirnya memiliki kemauan untuk menikah.
"Karena Pangeran Xia Yi telah tiba, mari kita mulai acara jamuan makan pada malam hari ini." titah Ibu Suri.
Seluruh anggota kerajaan berbincang bincang dengan bebas sambil menikmati pertunjukan demi pertunjukan.
"Apa kau sudah membubuhkannya pada makanan milik Xia Yi?" tanya Selir Feng di sela selanya.
"Maaf bu, aku menghilangkan bubuk itu." bisik Xuang Fei karena suara pertunjukan itu terlalu keras.
"Kamu sengaja ya?! Dasar anak tidak tahu malu!!" bentak Selir Feng pada Xuang Fei.
Hanya itu satu satunya senjata yang Selir Feng miliki. Orang pintar itu telah meninggal dunia, apa lagi yang bisa ia perbuat? Selain itu bila memakai cara lain, cara dengan resiko tinggi masih harus di pertimbangkan dengan matang. Hatinya benar benar tak terima dengan tindakan Xuang Fei.
"Ada apa Selir Feng?" tanya Ibu suri.
Seketika pertunjukan berhenti sesaat setelah ibu suri berbicara dengan lantang.
"Tidak Permaisuri Xu, saya hanya sedang memarahi Xuang Fei karena ia lupa membawa hadiahnya." bohong Selir Feng dengan hati-hati.
"Begitu ya? Tidak masalah. Lagi pula Hadiah sebaiknya diberikan saat acara pernikahan saja. Jangan terlalu keras terhadap anakmu." jawab ibu suri.
"Saya minta maaf telah membuat anda khawatir. Silahkan melanjutkan acara ini." jawab Selir Feng.
Tanpa aba-aba ibu suri, pertunjukan pun dilanjutkan.
Karena Selir feng sendiri pangkatnya juga tak jauh dari ibu suri. Ia adalah istri ke dua kaisar.
"Tunggu!" titah selir Feng yang lagi-lagi menghentikan acara pertunjukannya.
"Putri Xian Zhen, di hari yang bahagia ini saya mohon anda mempersembahkan sedikit tarian. Apakah anda bersedia?" tanya Selir Feng sembari tersenyum palsu.
"Hah?" Xian Zhen kaget mendengar permintaan Selir Feng.
Deg deg deg.
"Mama.. Aku takut, sepertinya film kerajaan juga pernah menampilkan adegan ini. Artinya orang yang menantangku seperti itu sedang menjebak untuk mempermalukan aku. Ta-tapi kenapa?" pikir Xian Zhen dalam hati.
Like dan masukkan cerita ini dalam rak favorite kamu di NovelToon, dan jangan malas memberi semangat pada author lewat komentarmu~♡ Vote dari kamu juga sangat dinanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
Endang Sri Wahyuni
visualnya kurang pas,maaf
2023-04-09
0
Cha Sumuk
peran cewenya kurg greget
2022-07-07
0
Park Na Hye
lanjut thor
2021-03-14
2