"Hiks."
Tiba tiba air mata Xian Zhen mengalir membasahi pipinya. Walau tak bisa merasakan kehadiran Nathan karena tubuhnya bukanlah tubuh Nathan yang sebenarnya, Xian Zhen rasanya menemukan kembali dalam hidupnya. Rasa rindunya yang sudah 2 tahun tak bertemu Nathan itu meluap-luap hingga ia menangis terharu setelah dapat bertemu dengannya lagi.
Perasaan cinta buta di SMP sulit bahkan tak bisa dilupakan, apa lagi Nathan adalah cinta pertama yang Xian Zhen rasakan dulu. Cinta pertama itu berbeda dari cinta lainnya, karena cinta pertama adalah reaksi alami kita saat pertama kali mengenal cinta. Belum ada bumbu bumbu lainnya seperti tipe yang harus dipenuhi, standar keuangan, kebaikan minimal apa yang harus dimiliki oleh lawan jenis yang harus kita cintai.
"Nona, jangan berendam lebih dari 20 menit. Nanti kulit anda bisa kering." ujar Xiao Mei tiba tiba.
"Oh Xiao Mei? Ah bisa kering ya? Baiklah."
Xian Zhen pun keluar dari bak mandi
eh maksudnya kolam air panas itu perlahan dengan bantuan uluran tangan Xiao Mei.
"Ini baju yang diberikan Yang Mulia kepada anda. Baju ini dijahit oleh penjahit terunggul Kerajaan Ming. Silahkan nona." ujar Xiao Mei.
Ia mengulurkan sepotong pakaian panjang berwarna kuning terang dengan motif motif legendaris yang dilapisi emas murni itu.
Xian Zhen menerimanya dengan bahagia. Lagi lagi matanya menyiratkan aura bahagia, ia terpesona dengan baju mewah nan cantik itu. Ia juga merasa disayangi oleh Xia Yi dengan cuma cuma.
"Xia Yi..." gumamnya hingga tersenyum
"Eh bagaimana cara memakainya ya? sepertinya yang berbeda dengan dunia modern hanya cara memakai ********** saja?"
"Iya nona, biar saya ajarkan terlebih dahulu."
________________________________________
Xia Yi yang tengah menunggu akibat Xian Zhen yang keasyikan berendam pun berdiri dengan kesal karena khawatir akan terlambat menghadiri pesta jamuan malam yang merayakan kemauannya untuk menikah itu.
"Xian Zhe-"
seketika bibir Xia Yi terbungkam, melihat sebuah kaki jenjang berwarna cerah yang baru saja melangkah mendekatinya. Baju itu sangat pantas dipakai calon permaisurinya itu. kulitnya yang cerah dipadukan dengan baju indah berwarna kuning membuatnya semakin bersinar dan elegan.
"Yang Mulia, maaf sudah menunggu lama.. hamba mohon ampun." ujar Xiao Mei yang baru saja menyusul keluar.
Kalimat Xiao Mei sama sekali tidak berhasil mengganggu Xia Yi. Pupil matanya membesar, matanya tak dapat berkedip sedikitpun.
"Yang Mulia?" panggil Xian Zhen heran
"Eh eh i-iya."
akhirnya suara pemilik objek pandang Xia Yi dapat memecah keheningan pikirannya.
"Kau sangat cantik." puji Xia Yi akhirnya.
"Ah aku harus segera mandi. Xiao Mei! rias Putri Xian Zhen dengan baik!" titah Xia Yi yang berusaha kabur untuk menyembunyikan wajahnya yang salah tingkah itu.
Silau. iya. kalian pasti paham sesakit apa mata kalian saat melihat lawan jenis yang terlalu cantik atau terlalu tampan.
________________________________________
Xian Zhen duduk di sebuah kursi kayu berbahan jati yang di tumpuki dengan sejenis spons tebal diatasnya. Ia ada di meja rias saat ini.
Matanya terus mengelilingi benda benda aneh disana. Kaca rias itu dikerangkai oleh kayu jati juga dengan ukiran khas kerajaan yang mewah serta emas yang berketebalan hampir 10 cm itu melapisi benda itu. Diatas meja rias itu tertata rapi benda benda yang asing bagi Xian Zhen, sisir bentuk kuno, tusuk rambut alias tusuk konde yang bervariasi bentuknya, bedak tradisional bangsawan, dan masih banyak lagi.
Xian Zhen dengan terkagum kagum mengambil beberapa tusuk konde yang menurutnya unik itu. Salah satunya berbentuk burung phoenix berwarna biru gradient kuning yang terlihat bernilai estetika tinggi.
"Jika paman ada disini, semua barang indah ini pasti dijual mahal di toko barang antik miliknya hahah." celotehnya mengingat saat pamannya terlihat bersemangat dan tertarik saat berkunjung ke museum tahun lalu.
"Nona, saya mohon ijin untuk merias anda..." kata Xiao Mei.
"Silahkan. Terimakasih Xiao Mei..." ujar Xian Zhen dengan tersenyum murni.
Xiao Mei mengambil sebuah kendi mungil, seperti tempat kosmetik biasa namun terbuat dari tanah liat yang pertama. Ia mengoleskannya perlahan ke permukaan wajah Xian Zhen.
Dingin, sejuk. itu lah yang Xian Zhen rasakan saat ini.
"Terbuat dari apa ini Xiao Mei?" tanya Xian Zhen penasaran
"Saya kurang tahu, tapi yang pasti ada kandungan serbuk mutiara di dalamnya nona..." jelas Xiao Mei.
"Begitu ya. Di zamanku banyak kosmetik juga menggunakan bubuk mutiara. Tapi kau tahu? Yang paling bisa menghaluskan kulit adalah lidah buaya." kata Xian Zhen.
Bubuk mutiara itu masih dipakai, entah asli atau tidak. Tapi kosmetik merek Citra mengatakan mereka pakai ekstrak mutiara. (BUKAN ENDORSE)
"Benarkah nona? Saya tidak tahu anda dari mana. Tapi memang benar lidah buaya juga ada hubungannya dengan kosmetik. Hanya saja ini untuk menyehatkan rambut." jelas Xiao Mei masih ragu-ragu dengan pernyataan Xian Zhen.
"Iya, coba saja! Andai aku sudah dinobatkan jadi permaisuri, aku akan membuat perusahaan kosmetik saja hahah." celetuk Xian Zhen yang dilanjutkan dengan tawa lepasnya.
"Apa itu perusahaan?" tanya Xiao Mei sembari meletakkan kendi kecil itu ke tempatnya.
"Kau pasti belum paham. itu adalah tempat pemproduksian barang untuk dijual." jelasnya.
"Produksi?"
"Wah kosa kata jaman ini masih sedikit ya! Produksi itu adalah pembuatan." jawab Xian Zhen sedikit kesal.
"Begitu ya. Aku jadi sedikit tertarik dengan nona. Ajari aku sesuatu dari masa depan dong nona."
___________________________________
Melalui pembicaraan pembicaraan kecil itu Xian Zhen mulai membangun kedekatannya dengan pelayan pribadinya, Xiao Mei.
Like dan masukkan cerita ini dalam rak favorite kamu di NovelToon, dan jangan malas memberi semangat pada author lewat komentarmu~♡ Vote dari kamu juga sangat dinanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sabar
2023-04-24
0
Park Na Hye
visual nya 2 pangeran donk
2021-03-14
3
no..name
wkwkwk... silau? tinggal pakai kacamata ding😁 ohh ya lupa ini zaman kerajaan hehehe
2020-10-30
5