Saat Zui Lan tengah mengulurkan kedua tangannya untuk menggendong Lita, tiba-tiba Xia Yi menahan tangannya dengan cepat.
"Tunggu. Biar aku saja yang membawanya." ujar Xia Yi.
Zui Lan menggelengkan kepalanya lalu tertawa lirih melihat kelakuan sahabat lamanya itu.
"Sejak kapan kau tertarik dengan wanita? Ya Tuhan Kau telah mengabulkan doaku dan doa ibu suri! Hahaha.." tawa Zui Lan disusul dengan tatapan tajam nan menyebalkan dari Xia Yi.
Xia Yi segera menggendong Lolita ala Bridal Style menuju keretanya. Sementara prajurit dan perdana menteri sedang ribut sendiri setelah melihat kejadian barusan.
Semuanya tengah memperbincangkan Xia Yi karena pangeran pertama itu konon kabarnya pernah berseteru dengan ibunya sendiri akibat menolak menikah dan tidak ingin memperistri siapapun. Padahal anak pertama Kaisar berkewajiban meneruskan keturunan dan menggantikan pemerintahan Kaisar Hou nantinya.
"Bagaimana bisa Pangeran Pertama itu jatuh cinta? Bukannya ia menolak mentah-mentah untuk menikah satu tahun lalu?" ujar Perdana Menteri Xu kepada yang lainnya.
"Aku juga heran. Aku kira dia menderita kelainan karena tak bisa jatuh cinta. Rupanya hari ini kecantikan gadis itu berhasil memikatnya." jawab Perdana Menteri Liang sembari memainkan jenggotnya yang terkelabang panjang itu.
"Hahahah! Nanti pasti ada pesta kesembuhan!" tawa mereka
Sementara perdana menteri Pei Qi hanya tersenyum berpura-pura ikut tertawa bersama mereka. Pei Qi adalah salah satu perdana menteri kerajaan Ming yang sekaligus adalah mata-mata Selir Feng, istri kedua kaisar Hou.
"Heh berapa lama lagi kalian tertawa-tawa diluar, cepat jalankan keretanya!" titah Xia Yi yang lagi lagi menyuguhkan muka sebalnya yang khas itu.
"Baiklah yang mulia." Semua dengan ajaib terdiam dan menunduk 90 derajad untuk menghormati Xia Yi.
______ ______ ______
Lolita perlahan mulai sadar dan membuka matanya. Benda pertama yang ia lihat setelah ia membuka mata adalah, kain penutup kereta yang ia tumpangi itu.
Sesekali matanya mengerjap-ngerjap sambil tak hentinya memikirkan hal aneh yang ia alami barusan.
"Ini benar benar perjalanan waktu? Kenapa saat bangun aku belum di rumah?"
Lolita perlahan duduk dan merasakan guncangan-guncangan kecil dari kereta kuda mewah itu. Sudah setengah jam lamanya kereta ini berjalan menuju kerajaan. Namun karena teknologi transportasi zaman dulu masih tradisional dan terkesan lamban, perjalanan pendek pun terasa sangat jauh dan membosankan.
Tangannya meraba-raba lembut kerangka kereta disebelahnya. Kereta itu dilapisi emas, kokoh, dan berhasil membuatnya merasa takjub.
Lolita hanya pernah melihat semuanya itu dari buku pelajaran sejarah disekolah. Namun kali ini semuanya memang terlihat sangat nyata. Kereta kuda lapis emas, Pangeran tampan, pedang sungguhan, samurai, dan yang lainnya.
"Ah! Kok aku di kereta?" Celetuk Lita setelah tersadar dari lamunan tak bersolusi nya itu.
"Pangeran kenapa membawaku ke Kerajaan? Apa aku akan dijadikan budak?" pikirnya.
Lita sama sekali tidak panik. Menurutnya, perjalanan hidup disini akan menarik. Siapa tau ia bisa kabur dari tugas tugas sekolah yang menyerbunya bertubi-tubi dan kekesalan hatinya karena terus diomeli orang tuanya dirumah. Walau harus jadi budak kerajaan, ini pasti pengalaman yang mengesankan.
Setelah puas tersenyum senyum sendiri, Lolita perlahan menengok ke sebelah kirinya, terlihat Xia Yi, pemuda yang menolongnya tadi tengah tertidur dalam posisi duduk. Xia Yi menggunakan pahanya untuk sandaran kepala Lolita yang pingsan tadi.
Xian Zhen alias Lolita ini terus menatap erat wajah Xia Yi. Ia benar benar terpesona dengannya. Sikapnya saat membela kebenaran, kemahirannya dalam pedang, dan hidungnya yang mancung itu membuatnya terlihat macho bagi Xian Zhen.
Mata Xia Yi tiba-tiba terbuka, mungkin ia sangat peka terhadap deru nafas seseorang yang sedang menatapnya lekat-lekat saat ini.
"Ada apa?" tanya Xia Yi.
Xia Yi menutup mulutnya menahan tawa, melihat pupil mata Xian Zhen yang membesar bagai menemukan harta karun saat menatap dirinya.
"Eh tidak kok." jawab Xian Zhen yang langsung mengalihkan pandangannya dari Xia Yi.
"Kau baik baik saja?" tanya Xia Yi sembari menyentuh untuk mengalihkan wajah Xian Zhen ke hadapannya.
"Wajahmu masih pucat sedikit. Kau pasti sangat takut dengan pedang ya?" tanya Xia Yi dengan perhatian.
"..."
Wajah Xian Zhen yang pucat itu tiba tiba memerah dan memanas karena terbawa perasaan, sentuhan tangan Xia Yi diwajahnya sangat lembut dan terkesan romantis. Ini pasti akibat hobinya yang terlalu banyak menonton drama korea itu.
Xia Yi tertawa kecil menyadari wajah Xian Zhen yang memanas akibat perlakuannya itu.
"Yang mulia! Saya pasti melayani anda dengan baik!" ujar Xian Zhen tiba-tiba.
"Maksudmu?"
Muka Xia Yi jadi ikut berubah menjadi semerah tomat.
"Diangkat menjadi budak kerajaan sangat membuatku berharga. Terimakasih atas pertolongan yang mulia!" ujar Xian Zhen sembari menundukkan badannya dengan hormat menirukan tokoh tokoh kerajaan yang pernah ia tonton dalam drama.
"Eh? Oh itu bukan apa-apa." jawab Xia Yi.
"Dasar mesum!" pikir Xia Yi membodohkan dirinya sendiri dengan ekspresi kecewa.
______ ______ _______
"Pangeran Mahkota Xia Yi telah tiba! Buka gerbangnya!" seru seorang penjaga gerbang Kerajaan Ming yang bertubuh atletis dan berotot besar itu.
Krieettt.
Pintu setinggi 20 meter lebih itupun terbuka setelah seluruh prajurit yang berjaga di depan menarik sebuah tali tambang yang terhubung dengan pintu besar itu.
Kereta itu masuk disambut dengan hormat oleh para pelayan, prajurit, dan kedua penjaga gagah yang berjaga di depan.
Sementara Perdana Menteri Pei Qi segera bergegas masuk dengan tergesa-gesa ke dalam istana harem.
Xia Yi segera turun dari keretanya, membukakan tirai kereta yang ia tumpangi untuk Xian Zhen.
"Turunlah." ujar Xia Yi yang lagi-lagi tersenyum sambil mengulurkan tangannya.
"Waaaah gila!" seru Xian Zhen dalam hatinya sembari mengamati seluruh sudut istana besar itu dengan semangat.
Setelah berjalan kurang lebih 5 menit menyusuri lorong-lorong besar kerajaan itu bersama Xia Yi, sampailah mereka di depan sebuah kamar dengan hiasan yang sangat berbeda jauh lebih mewah ketimbang kamar-kamar lainnya dikerajaan itu.
"Kamarku juga kamarmu sekarang. Masuklah." ujar Xia Yi.
"Hah? Tapi mengapa budak tidur di si-"
"Ssssstt!" Xia Yi menutup mulut Xian Zhen dengan jari telunjuknya yang panjang itu.
"Kamu akan jadi permaisuriku." ujar Xia Yi lalu tersenyum menggoda Xian Zhen sesaat sebelum meninggalkannya yang masih berdiri mematung di sana.
_______ ________ ________
"Xiao Feng!! Xiao Feng!!" panggil Pei Qi dengan nafas yang memburu akibat berlarian tadi.
Selir Feng langsung bergegas ke arah jendela.
"Dasar bodoh! Apa yang kau lakukan malam malam begini? Jika ketahuan kita bisa celaka!" bisik selir Feng.
"Gawat! Rencana kita untuk Xuang Fei terancam! Xia Yi tiba-tiba bisa jatuh cinta kepada seorang gadis! Jika itu terjadi, dia bisa dinobatkan menjadi putra mahkota!" ujar Pei Qi dengan panik.
"Apa?! Bagaimana bisa?" Selir Feng mulai ikut panik mendengar hal itu.
"Kau pasti belum kembali kepada orang pintar itu, terlambat sehari saja rencana kita akan gagal total seperti ini! Cepatlah bertindak!" seru Pei Qi.
Like dan masukkan cerita ini dalam rak favorite kamu di NovelToon, dan jangan malas memberi semangat pada author lewat komentarmu~♡ Vote dari kamu juga sangat dinanti.
Kalau berkenan, baca juga novel kedua saya yang berjudul "Cinta Suci Seorang Selir", terimakasih.
Kalau berkenan, baca juga novel ketiga saya yang berjudul, "A Story Of Zhen Xi", terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus semangat
2023-04-24
0
fatma
nyimak hehe
2022-12-04
0
Ifha Astifa
lanjut thorr
2022-09-05
0