"Xuang Fei, bagaimana bisa kau dari masa depan?" tanya Xia Yi berusaha meredakan kepanikannya sementara menunggu seorang kasim mencarikan kelapa muda.
"Nama asliku Nathan. Aku teman sekolah Xian Zhen. Nama asli Xian Zhen adalah Lita. Mengapa yang mulia bertanya? Lagipula tak ada yang mempercayaiku selama ini." jelas Xuang Fei.
"Awalnya aku juga tak percaya cerita Xian Zhen saat ia mengatakan ia dari zaman modern. Tapi setelah aku melihat benda kotak tipis yang bercahaya miliknya itu aku jadi percaya." jelas Xia Yi dengan tampang bodoh.
"Ponsel?"
"Iya itu! Ah kau benar-benar dari sana juga?" tanya Xia Yi dengan ekspresi kaget saat mengetahui Xuang Fei tahu benda apa yang ia maksud.
"Aku memang teman Xian Zhen. Jadi saat aku akan mandi pagi, tiba tiba aku terpleset. Aku tak ingat apa-apa, tapi kata Xian Zhen aku kabarnya tengah koma tak sadarkan diri dirumah sakit. Setelah aku terbangun aku langsung mengenakan pakaian perang, dan semua orang sedang bergembira melihatku terbangun. Ternyata tubuh yang aku tempati ini adalah tubuh Xuang Fei." jelas Xuang Fei panjang lebar.
Xia Yi mengangguk-angguk mengerti walau tak seutuhnya mengerti.
"Rumah sakit? Koma? Benar-benar kosakata yang rumit." pikirnya.
"Jadi, adik tiriku Xuang Fei yang tamak itu sebenarnya sudah meninggal?" pikirnya lagi.
"Hhh... Hhh..." deru nafas Xian Zhen mulai terdengar, sepertinya ia sudah sadar.
"Lita! Bertahanlah!! Semua sedang mencari air kelapa untukmu! Kau diracuni!" seru Nathan dengan panik sembari menggenggam tangan dingin Xian Zhen.
Nathan benar-benar tidak tega melihat gadis yang ia sukai, teman tapi mesranya sejak SMP ini tengah terbaring lemah dan menahan sakit sedari tadi.
"Xuang Fei, aku mengerti kepanikkanmu tapi jangan sentuh calon istriku." kata Xia Yi seraya menepis tangan Xuang Fei dengan cemburu, lalu menggantikan tangan Xuang Fei untuk menggenggam tangan Xian Zhen.
"Maafkan aku yang mulia." ucap Xuang Fei tak berani.
Deg.
Dadaku sakit sekali rasanya. Aku cemburu!
Xuang Fei menggepalkan tangannya menahan rasa cemburunya, berusaha menahannya dengan tabah.
"Tenang saja, jika kamu dan Xian Zhen sudah kembali ke masa depan dan aku tak bisa ikut. Aku akan menyerahkan dia padamu untuk dijaga." ucap Xia Yi mengerti saat melihat raut muka Xuang Fei yang cemburu.
"Yang mulia aku tidak-"
"Aku tahu, kau pasti menyukainya kan? Dia hanya milikku disini." bisik Xia Yi perlahan di telinga Xuang Fei dengan nada mengintimidasi.
"Bisa-bisanya mereka berebut pasangan disituasi seperti ini." pikir Xian Zhen yang setengah sadar itu.
Xia Yi mengambil sepotong kain di meja sebelah ranjangnya lalu mengeka keringan Xian Zhen yang mengalir tak henti hentinya sedari tadi akibat menahan sakit.
"Xia Yi, perutku sangat sakit." keluh Xian Zhen pada Xia Yi sembari meringis kesakitan.
Remasan tangan Xian Zhen semakin menguat, akibat menahan sakit yang luar biasa. Xia Yi sesekali meringis sakit, sepertinya jarinya sudah terkilir sekarang.
"Tahan sebentar lagi, kau harus bisa! Percaya padaku! Kau pasti baik baik saja." tegas Xia Yi menyemangati Xian Zhen.
"Uhuk."
Lagi-lagi darah segar mengalir dari sudut bibirnya.
Air mata Xia Yi terlihat menetes dari sudut matanya melihat kondisi gadis yang ia cintai itu.
Kemudian Xia Yi menyeka darah itu dengan sabar. Ia sama sekali tak takut dan sudah terbiasa melihat darah. Apa lagi dia pernah ikut perang membunuhi setiap musuh bersama Kaisar Hou, ayahnya.
Xuang Fei yang tak tega bergegas pergi meninggalkan kamar itu sembari menangis dan memukuli tembok di depan kamar, untuk melampiaskan kekesalannya pada Selir Feng, ia pikir Selir Feng lah yang meracuni Gebetan semasa SMPnya itu "Lita". Siapa lagi? Apa benar bukan ibu?
"Yang mulia! Kasim Lien sudah datang membawa kelapa muda!" lapor Xiao Mei sembari membawa 2 buah kelapa muda di tangannya.
"Beri 5 koin emas ini padanya." kata Xia Yi sembari menyodorkan kantong kecil dari sabuknya yang berisi 5 koin emas.
Xia Yi mengeluarkan pedangnya dari sabuknya lalu memukulkan pedangnya pelan di bagian atas kelapa itu.
Xiao Mei dan Kasim Lien segera membantu Xian Zhen untuk duduk. Lalu Xia Yi membantu Xian Zhen meminum air kelapa muda itu perlahan-lahan.
"Aku sudah kenyang." kata Xian Zhen dengan suara yang lemah dan bergetar.
"Tidak, kau harus meminum satu lagi! Minumlah demi aku!" tegas Xia Yi.
Xian Zhen yang tak bisa apa-apa itu akhirnya menuruti Xia Yi dan meminum kedua air dari kelapa muda itu hingga habis tak tersisa.
Kemudian Xia Yi membantu Xian Zhen untuk berbaring kembali dikasurnya, tak lupa ia menelimuti tubuh Xian Zhen yang dingin dan pucat itu.
"Tidurlah, jangan banyak bergerak. Aku akan mengurus dan mengusut masalah ini untukmu." ujar Xia Yi pada Xian Zhen.
Xian Zhen hanya mengangguk lemah lalu menutup matanya untuk beristirahat.
"Prajurit!! Panggil 10 penjaga lagi! Jangan biarkan siapapun masuk ke kamar ini saat aku pergi!" titah Xia Yi sebelum ia pergi mencari kebenaran kasus ini.
Xia Yi teringat akan gejala-gejala yang sama, yang dialami oleh ayahnya sang Kaisar Hou sebelum meninggal dulu. Semua gejala-gejalanya sama dengan apa yang Xian Zhen alami barusan.
Tabib juga mengatakan bahwa racun yang meracuni Xian Zhen adalah racun tikus seperti racun yang meracuni ayahnya dulu.
"Andai aku tahu bahwa air kelapa muda adalah obatnya sejak dulu, ayah pasti masih hidup." gumam Xia Yi dengan air mata yang mengalir deras.
Kejadian hari ini telah menguras air mata kesedihan Xia Yi. Pertama gadis yang ia cintai terluka dan kesakitan. Kedua, Xuang Fei juga mencintai dewinya itu. Ketiga, kemungkinan Xuang Fei adalah dewa. Keempat, orang yang meracuni ayahnya sama dengan orang yang meracuni dewinya. Kelima, andai Xia Yi dapat mengobati ayahnya dulu.
Like dan masukkan cerita ini dalam rak favorite kamu di NovelToon, dan jangan malas memberi semangat pada author lewat komentarmu~♡ Vote dari kamu juga sangat dinanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
miname
kelapa muda...pake es biar enak lit
2021-05-13
2
Yemina BR Ginting
andai itu adalah mimpi yang tak bisa d gapai 😥
2021-05-04
2
syifahxi
kau tidak selamanya bisa berteman dengan "seandainya" wahai anak mudaaa
2021-04-23
3