Xia Yi bergegas menuju ke aula kerajaan dengan langkah kaki yang cepat dan terkesan sedang geram terhadap sesuatu.
Hari ini dia tidak akan mengampuni siapapun yang terbukti bersalah, ia pasti menghukum orang itu hingga mati hari ini juga.
"Zui Lan, kumpulkan seluruh warga kerajaan untuk menghadap kepadaku di Aula Raksaksa sekarang!" titah Xia Yi dengan suara yang menunjukkan kegeramannya saat ini.
Zui Lan segera menghampiri sahabatnya yang sedang kalut itu dengan pikiran dingin.
"Xia Yi, tenanglah dan putuskan semuanya dengan pikiran dingin. Ingat pesanku." Nasehat Zui Lan padanya.
Xia Yi menghentikan langkahnya sejenak mencerna kata kata Zui Lan lalu menenangkan pikirannya sejenak.
"Aku tak tau lagi Zui Lan. Aku benar-benar tak berdaya hari ini." kata Xia Yi dengan mata yang berkaca-kaca.
Zui Lan yang melihat itu segera mengelus punggung Xia Yi untuk menenangkannya.
"Orang yang meracuni ayahku, hari ini meracuni dewiku juga. Ia memakai racun yang sama.." imbuh Xia Yi.
"Dewi? Ah aku mengerti. Baiklah segera lakukan apa yang menurutmu benar, jangan lupa berfikirlah dengan baik ya." jawab Zui Lan.
Ia menepuk-nepuk pelan punggung Xia Yi sebelum meninggalkan sahabatnya itu, untuk mengumpulkan seluruh warga kerajaan ke Aula Raksaksa.
"Dia benar-benar jatuh cinta sedalam lautan! Dewi? Panggilan apa itu? Ckckck semoga pelakunya segera dihukum mati." gumam Zui Lan sembari berjalan.
.
.
"Perhatian! Semua harap menuju ke Aula Raksaksa saat ini juga!" perintah Zui Lan yang diikuti penyampaian pengumuman yang sama oleh seluruh penjaga yang mendengarnya.
___________________________________
Xia Yi menduduki kursi ibu suri dengan gagahnya untuk membuat kesan intimidasi kepada seluruh warga kerajaan yang telah datang untuk menghadap Xia Yi.
"SIAPAPUN DIA, TIDAK ADA ALASAN! SEMUANYA HARUS HADIR!" seru Xia Yi dengan nada marah.
Beberapa daiyang dan pelayan yang telah datang langsung bergegas kembali untuk mengajak nona dan tuannya untuk benar-benar hadir di pertemuan kali ini.
Setelah 10 menit menunggu, seluruh warga kerajaan benar benar telah hadir di sana. Tak lupa Zui Lan yang ikut menemani Xia Yi di sebelahnya siap menasihati Xia Yi untuk meredakan emosinya.
"Jika masih ada yang di kamar, tolong sampaikan kepadaku!" bentak Xia Yi pada salah satu prajurit disana.
"Tidak yang mulia, semuanya telah hadir disini." lapor prajurit itu dengan gemetar.
"Yang mulia, ada apa ini? Mengapa anda terlihat sangat marah?" tanya Cheng Yi berpura-pura bodoh disituasi ini.
"Pelaku selalu berpura-pura bodoh. Apa tidak ada yang memberitahumu?" tanya Xia Yi lembut dengan senyuman sadis.
"A-apa maksud yang mulia" tanya Cheng Yi dengan gemetar. Ia takut ketahuan hingga bulir-bulir keringat membasahi wajahnya.
"Siapa yang berkeringat di musim yang dingin ini?" tanya Xia Yi dengan tatapan intimidasi andalannya itu.
Semua orang yang hadir langsung berbisik bisik membicarakan Cheng Yi.
"Yaampun jangan jangan dia yang meracuni Putri Xian Zhen?" bisik satu dengan yang lainnya.
"Hentikan! Aku tak mengerti apa yang yang mulia maksud." seru Cheng Yi dengan lantang.
"Sungguh tak pantas perlakuanmu padaku hari ini Cheng Yi, beraninya kau menjawab!" seru Xia Yi tak kalah lantang.
Ibu Suri hanya menatap mereka berdua tak mampu menengahi masalah ini disaat Xia Yi sedang tak dapat mengendalikan dirinya.
"Lapor yang mulia! Saya menemukan racun tikus di kamar Selir Feng."
Tiba-tiba laporan dari seorang prajurit mengheningkan situasi dengan sekejap.
Cheng Yi tersenyum jahat mendengar laporan prajurit itu seakan merasa menang.
"Maafkan aku Selir Feng." gumam Cheng Yi sembari tersenyum ke arah Selir Feng dengan tatapan sadisnya.
Pupil mata Xia Yi mengecil tanda marah lalu berdiri dengan kasar.
"Seret Selir Feng ke hadapanku!!" titah Xia Yi.
Selir Feng pun sontak kaget dan tak merasa masih menyimpan bukti apapun. Racun yang pernah ia berikan pada kaisar satu bulan lalu juga sudah lama ia buang, ia bertanya-tanya siapa yang menjebaknya hari ini.
Selir Feng berlari dan menjatuhkan dirinya di depan Xia Yi untuk berlutut menyembah Xia Yi.
"Hamba dijebak yang mulia! Mohon adili kasus ini dengan baik yang mulia!" ccap Selir Feng dengan sungguh-sungguh.
"Penjaga! Tangkap dan eksekusi mati ia sekarang juga!!" seru Xia Yi dengan nada marah.
"Tunggu yang mulia! Selir Feng pasti dijebak! Tidak mungkin ia melakukan hal keji ini!" seru Perdana Menteri Pei Qi sehingga penjaga pun berhenti menyeret Selir Feng.
"Yang mulia, kita tahu bahwa anda akan naik tahta sebentar lagi. Siapa sangka satu hari setelah pesta perjodohan anda, Selir Feng ini ingin membunuh calon istri anda? Dia pasti menginginkan Xuang Fei anaknya untuk naik tahta!" ujar Cheng Yi untuk membakar amarah Xia Yi.
"Benar yang mulia, kaisar juga meninggal akibat racun yang sama. Ini pasti mengenai perebutan tahta. Lagipula buktinya sudah terlihat jelas!" imbuh perdana menteri Liu.
Perdana Menteri Liu telah mendapatkan sogokan 10 koin emas dari Cheng Yi untuk membantunya, juga untuk membungkam mulutnya. Karena secara kebetulan saat Cheng Yi membubuhkan racun pada makanan Xian Zhen, Perdana Menteri Liu melihat hal itu sehingga mau tidak mau Cheng Yi segera menyuapnya untuk melindungi diri.
Xia Yi mengangguk-angguk mengerti mendengar setiap masukan mereka.
"Selir Feng, apa itu benar? Hm? Anda sangat saya hargai selama ini. Anda begitu keji!"
"Tidak! Saya dijebak! Tidak!!" berontak Selir Feng.
"Baik lah saya akan mengaku! Saya memang meracuni Kaisar Hou! Tapi saya tidak meracuni Putri Xian Zhen! Yang mulia, sebelum saya mati saya berpesan kepada yang mulia, yang mulia harus mengungkap kasus ini demi Putri Xian Zhen! Saya bukan pelaku satu-satunya disini! Saya-" Penjelasan Selir Feng terpotong.
"Prajurit! Bungkam mulutnya!" seru Cheng Yi
Like dan masukkan cerita ini dalam rak favorite kamu di NovelToon, dan jangan malas memberi semangat pada author lewat komentarmu~♡ Vote dari kamu juga sangat dinanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
Park Na Hye
lanjut bca ep slanjut nya
2021-03-14
3
no..name
ohh chengyi pelakunya😂 sudah terduga padahal tapi tertuduh selir feng
2020-10-30
4
R.S.H
up uupp
2020-09-30
3