Enam tahun kemudian .
Kini Shalwa sudah berumur delapan belas tahun dan Shalwa sebentar lagi akan mengikuti ujian Nasional , ia Shlawa sekarang sudah kelas dua belas bahkan sebentar lagi akan lulus , akhirnya Shalwa bisa sekolah sampai tingkat menengah atas , walau harus banyak melalui lika-liku kehiduapan tapi ia sangat bersyukur diberi kesempatan bisa bersekolah sampai detik ini .
Shalwa memang anak yang pintar dan rajin , ia selalu mendapat nilai terbaik bahkan tak jarang ikut serta lomba cerdas cermat dan mendapatkan berbagai penghargaan . Walau Shalwa harus pintar-pintar membagi waktu belajarnya dengan pekerjaan rumah tapi Shalwa selalu berusaha untuk tetap belajar .
Shalwa harus bisa lulus dengan nilai terbaik seperti sebelum-sebelumnya , ia ingin membuat almarhum Ibunya bangga dan Shalwa akan bercerita dengan semangat tentang pencapainnya disamping makam sang ibu , seperti waktu sekolah menengah pertama dan sekolah dasar dulu , iya Shalwa menjadikan sosok almarhum ibunya sebagai penyemangat hidup , ia ingin mewujudkan semua cita-cita almarhum ibunya dan pasti ingin membuat sang ibu bangga diatas sana .
Shalwa menghapal berbagai materi yang akan diikut sertakan dalam ujian nasiaonal disela mengerjakan semua pekerjaan rumah , seperti sekarang ini Shalwa membawa buku catatannya ketika ia sedang memasak menyiapkan untuk makan malam , tak hanya disitu , Shalwa juga membawa bukunya ketika ia hendak menyetrika baju .
Ujian pun telah usai dan Shalwa telah melewatinya dengan baik , sekarang tinggal menunggu hasilnya dan menunggu kabar kelulusan .
###
Waktu itu setelah makan malam Ayah mengajak Shalwa serta yang lainnya keruang televisi karna ayah ingin membicarakan sesuatu .
" Shalwa " panggil Ayah ketika semuanya sudah duduk dikursi .
" Iya Ayah " jawab Shalwa sambil mendongak menatap wajah sang Ayah .
" Ayah ingin meminta bantuan sama kamu , dan Ayah harap kamu mau bantu Ayah " pinta Ayah .
" Bantuan apa Ayah ? , insha Allah selagi Shalwa mampu , Shalwa akan membantu Ayah " jawab Shalwa dengan perasaannya tak karuan sebab tidak seperti biasanya Ayah mengajak ngobrol Shalwa seperti ini .
" Ayah mau kamu menikah dengan anak temen bisnis Ayah " , tutur Ayah .
Semua mata tertuju pada Ayah begitu pun ibu Dania dan Ganti , mereka kaget mendengar penuturan Ayah yang ingin menikahkan Shalwa , bahkan sebelumnya Ayah belum pernah cerita sekali pun itu pada Ibu Dania .
JDERRRRR......
Bagai tersambar petir disiang bolong , Shalwa menatap wajah sang Ayah dengan perasaan tak karuan .
" Ke kenapa Ayah ?" , tanya Shalwa gemetar karna menahan tangisnya .
'' Perusahaan Ayah diambang kebangkrutan , hanya itu satu-satunya cara agar Ayah bisa mempertahankan perusahaan Ayah " , tutur Ayah menjelaskan .
" Tapi a-" Protes Shalwa tapi belum selesai bicara sudah dipotong terlebih dahulu oleh Ayahnya .
" Apakah kamu tega liat Ayah gulung tikar dan Ayah harus merelakan perusahaan Ayah yang selama ini ayah bangun susah payah ? " tanya Ayah penuh penekanan .
" Tidak Ayah " jawab Shalwa sambil menggelengkan kepala nya .
Hufffhhh .... ayah menghembuskan nafasnya kasar sambil menjabak rambutnya , terlihat jelas wajah Ayah sangat gusar dan tertekan karna menanggung semua beban yang kini menimpanya .
Shalwa sungguh tak tega melihat Ayahnya seperti ini , jika ada pilihan lain dengan senang hati Shalwa akan membantunya tapi Ayah bilang hanya dengan menikahlah , Ayah bisa mempertahankan perusahaannya .
" Ada apalagi ini ? , kenapa masalah terus bertubi-tubi datang kepadaku ? , aku harus berbuat apa ? , haruskah aku menikah dini ? , bahkan surat kelulusanku pun belum ku terima ? . Batin Shalwa bertanya-tanya seraya ia terus menatap wajah tertekan sang Ayah .
" Ayah " , lirih Shalwa pelan .
" Bagaimana aku bisa menikah dengan seseorang yang bahkan aku belum mengenalkan ?" , Tanya Shalwa hati-hati sambil menundukan kepalanya .
" Shalwa yang terpenting sekarang kamu mau Ayah jodohkan , masalah itu nanti Ayah kenalkan kamu dengan keluarga calon suami kamu " , jawab Ayah panjang lebar.
" Shalwa Ayah kamu pasti sudah memikirkan semuanya jadi terima saja " , akhirnya ibu Dania angkat bicara walau kedengarnya sangat dingin .
" Tapi ibu " , Protes Shalwa .
" Shalwa tidak ada lagi penolakan " , tolak sang Ayah lalu meninggal mereka diruang televisi .
Shalwa lemas mendengar perkataan sang Ayah , air mata yang ia tahan sedari tadi , kini mengalir begitu saja , ia tidak tahu kehidupannya dimasa yang akan datang , akan seperti apa ? , akankah keluarga calon suaminya bersikap baik atau sebaliknya .
" Heh Shalwa ingat ya jangan berani macam-macam , jika sampai Ayah kamu gulung tikar , habis nyawa kamu " , ancam ibu Dania sebelum pergi ke kamar menyusul Ayah .
" Apa-apa nangis , dasar cengeng " , ejek Gandi seraya pergi keluar dengan kunci motor ditangannya , iya Gandi setiap malam akan pergi nongkrong bareng teman-temannya diCaffe untuk ngopi atau sekedar kumpul-kumpul biasa dengan teman-teman sebayanya , tak jarang Gandi juga sering ikut balapan liar bahkan ia sering pulang pagi hari .
Shalwa berlari kekamarnya ia menangis sejadi-jadinya sambil memeluk bantal agar suara tangisnya tak terdengar keluar . Kenapa harus aku yang mengalami nasib seperti ini ? , kesalahan apa yang pernah aku perbuat sehingga harus menjalankan hidup seperti ini ? , keluhnya dengan berderai air mata .
Shalwa teringat jika ia belum melaksanakn Sholat isya , Shalwa pun mengelap air matanya dengan kasar , lalu pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu .
Shalwa melentangkan sajadahnya lalu setelah memakai mukena , ia langsung menunaikan kewajibannya . Setelah selesai tak lupa Shalwa berdoa meminta ampun serta pertolongan kepada Sang Pecinta , Shalwa menangis sejadi-jadinya menceritakan semua kepada Sang Pecipta hanya dengan cara beginilah Shalwa akan merasa lebih tenang .
Shalwa melipat dan membereskan kembali peralatan Sholatnya. Ia berjalan kearah tempat tidur lalu menyandarkan kepalanya diatas ranjang , diliriknya nakas yang terdapat foto dirinya bersama Ayah dan almarhum ibu . Shalwa mengambil foto figura itu dicium satu-persatu wajah Ayah dan almarhum ibu , air mata nya tak henti-henti keluar , Shalwa mengelus lembut wajah almarhum sang ibu , Tak tahu harus berbuat apa Shalwa begitu sedih menerima semua ini .
Ibu hiks
Aku bingun aku harus gimana ibu hiks
Ayah ingin menikahkan aku dengan anak teman Ayah bahkan aku belum mengenalnya sekali pun
bu Ayah benar-benar sudah tidak sayang lagi sama Shalwa hiks 😭😭😭 Ayah tega sama Shalwa bu hiks , isak tangis Shalwa .
" Apa aku harus menerima perjodohan ini atau menolaknya ? ", monolog Shalwa sambil mengelap air matanya , " tapi menolak pun percuma Ayah tak akan mendengarkan ku dan bahkan Ibu Dania sudah mengancam akan menghabisi nyawaku " , lanjutnya sambil tersenyum miris .
Karna terlalu lama menangis dan pusing memikirkan masalah perjodohannya , Shalwa pun tertidur dengan mata yang sembab yang masih menyisakan air matanya .
-
-
-
Gimana ya apa Shlawa menerima perjodohnya atau 🤔🤔🤔 penasaran ikutin kelanjutannya 😁
😘
😘
😘
Jangan lupa minta dukungannya Like , komen dan Vote dan satu lagi klik tombol love birunya 💙
terimakasih 🤗🤗🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Noly Yathi
kasian anak mate.lanjut
2023-01-02
1
Anisnikmah
oh dijodohkan dengan alasan akan bangkrut lah ayahnya selama ini apa pedulinya
2022-09-01
1
Anisnikmah
oh dijodohkan
2022-09-01
1