MENDADAK USTADZAH
Sebuah mobil sedan silver meluncur dengan kecepatan sedang ke arah Surabaya. Dari dalam mobil Nampak seorang ayah, ibu dan seorang gadis, anak tercinta mereka. Sang ibu Nampak anggun memakai baju krem dengan kerudung warna senada motif garis-garis merah jambu.
Sedangkan si anak, mengenakan seragam putih biru berkerudung putih. Menandakan bahwa dia siswi sekolah menengah pertama. Sang anak tampak sedang kesal, terlihat dari raut wajahnya yang cemberut. Entah kesal dengan siapa? Ayah atau ibunya.
“Qeela, udahlah jangan ngambek gitu. Nanti sampai rumah kita omongin baik-baik. Kamu inginnya bagaimana. Ayah juga inginnya bagaimana? Iya kan, Yah?” Ibu itu meminta persetujuan pada suaminya. Nampaknya sang ibu sangat bijak dan mengerti keadaan yang terjadi dengan anaknya.
Aqeela, ya itulah nama gadis cantik yang duduk di jok belakang mobil.
Sampai di rumah, aqeela masih cemberut gak karuan.
“ Qee, kamu wudlu dulu sana. Kita sholat ashar. Udah jam empat nee. Ibu tunggu di mushola ya.” Pinta ibu Aqeela.
Tanpa bersuara segera Aqeela melaksanakan perintah ibu tercintanya. Segera setelah Aqeela datang, ayah iqomah dan menjadi imam sholat kedua wanita yang amat dicintainya itu.
Rumah Aqeela memang dilengkapi dengan musholla pribadi. Sebuah rumah dengan dua lantai dengan luas hampir dua ribu meter persegi. Dilengkapi perabot yang serba mewah dan kamera cctv disetiap sudut rumah.
Menilik dari rumah. Bukanlah tidak mungkin ayah Aqeela bukanlah orang sembarang. Semua bisa di dapat dengan mudah.
Dan apapun keinginan putrinya bisa diwujudkan saat itu juga. Tapi, beliau sadar tentang kewajiban orang tua membekali anaknya dengan ilmu agama. Karena visi itulah beliau kekeh Aqeela di pesantren.
Setelah selesai sholat, ibu mulai membuka suara. “ Aqeela.” Panggil ibunya “Aqeela sebenarnya pengennya apa sih?” lanjut ibu aqeela.
“ Aqeela pengen pulang aja, Bu. Aqeela udah gak betah lagi di pesantren. Capek banget. Belum lagi tugas dari sekolah, tugas sekolah diniyah. Aqeela capek..” runtuk Aqeela
“Aqeela!” Hampir aja ayah membentaknya.
“ Ayah, udah kita dengerin aja dulu keinginan Aqeela.” Ibu menenangkan ayah.
“ Oke.” Ayah mulai menguasai diri, berusaha didengarkannya keinginan anak gadis semata wayangnya itu.
“ Aqeela ingin di sini aja. Sekolah di sini. Gak usah balik lagi ke pesantren.” Ulang Aqeela lagi, hampir ia meneteskan air mata.
“ Kenapa? Apa ada yang gak kamu suka? Ato gak suka makanan di sana? Ato kenapa?” ibu mulai mengorek keterangan dari Aqeela.
“ Gak, Bu. Semua baek, makanannya juga enak. Aqeela cuman capek, Bu. Aqeela rasanya gak bisa istirahat dengan tenang.” Terang Aqeela.
“ ini semua demi kamu Qeela. Demi masa depan kamu.” Kata Ayah agak tegas kali ini.
“ tapi, ayah…” potong Aqeela
“ Gak ada tapi, Aqeela.” Sahut ayah. Aqeela kembali cemberut ndenger omongan ayahnya barusan.
“ udah-udah. Biar ayah ama ibu diskusi dulu. Bagaimana sebaiknya? Sekarang kamu istirahat ke kamar dulu sana!” kata ibu. Aqeela menuruti permintaan ibunya, segera ia ke kamarnya istirahat sekedar melepas lelah setelah perjalanan kurang lebih 3 jam dari Kediri.
Setelah putrinya itu masuk kamar, ibu berkata pada ayah, “ Ayah, Ibu tahu keinginan ayah. Tapi, kita juga harus mendengarkan putri kita. Aqeela udah mulai dewasa, dia udah bisa menyampaikan kegalauan hatinya. Daripada nanti dia menyampaikan kegalauannya kepada orang yang tidak kita kenal, kan malah berbahaya. Kita do’akan saja yang terbaik untuk putri kita”
Ayah kelihatannya mulai sependapat dengan ibu. Merekapun berdiskusi memilihkan masa depan yang terbaik untuk putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
revinurinsani
nyimak..
2023-12-07
0
Devia Ratna
mampir
2023-01-07
0
Tutihadiatun
aqeela kita ..sama...sama2 gax mau masuk pesantren
2021-03-11
1