Sudah beberapa hari ini Jesselyn selalu pergi ke sekolah bersama Leo. Dia selalu tiba tepat setelah Leon meninggalkan halte begitu juga saat pulang sekolah ia selalu mengantar Jesselyn pulang karena ternyata tempat tinggal mereka berada dilingkungan yang sama.
Jesselyn sebenarnya merasa tidak enak hati dan sedikit khawatir awalnya namun setelah beberapa hari ia bisa merasakan kalau Leo adalah orang yang baik dan tulus.
Tit...tit...
Jesselyn yang melihat kedatangan Leo langsung menghampirinya dan naik keboncengan Leo tak lupa memakai helm.
"Siap?" tanya Leo yang melihat Jesselyn melalui kaca spion dan mendapat anggukan darinya.
Tanpa mereka sadari ada seseorang di dalam mobil yang berada diseberang jalan memperhatikan mereka berdua. Orang tersebut mengernyitkan dahinya dan tampak amarah terlukis diwajahnya. Ia langsung menyuruh sang supir untuk tancap gas.
"Papa, udah balik?" tanya Lena yang melihat kedatangan suaminya tanpa terlebih dahulu memberi kabar.
"Iya ma, mau kasih kejutan tapi justru papa yang dapat kejutan," Bagas meletakkan tas kerjanya diatas meja di ruang tamu dan memeluk istrinya.
"Maksud papa?" tanya Lena yang tidak mengerti maksud sang suami.
"Nanti aja ma, mau ganti baju dulu dan istirahat sebentar."
"Ya udah papa juga pasti capek banget kan?"
"Leon dimana ma? Ini hari sabtu berarti dia ngak ngampuskan?"
"Leon kan lagi nganterin Jesselyn kesekolah pa, bentar lagi juga nyampe rumah."
"Nganterin Jesselyn?" Bagas terkejut dengan apa yang istrinya katakan.
"Iya, papa sendiri juga yang suruh masa lupa."
Bagas tidak memberitahu akan apa yang ia lihat tadi saat akan pulang kerumah. Ia berpikir bahwa istriny juga tidak tahu akan apa yang sebenarnya terjadi.
"Papa da balik? Bukannya baliknya besok? Leon terkejut saat melihat keberadaan Bagas yang sudah ada dirumah.
"Iya, dan untung sekali pulangnya hari ini. Kamu dari mana?" tanya Bagas yang kini sudah berdiri dihadapan anaknya.
"Habis nganterin Jesselyn pa," tanpa ragu Leon langsung menjawab papanya.
"Nganterin kemana?"
"Kesekolahlah pa, masa ke mall"
Plak...
Bagas menampar Leon yang sudah ia tahu telah berbohong
"Kamu habis dari mana papa tanya sekali lagi?" Bagas semakin menekankan Kalimatnya.
"Nganterin Jesselyn pa"
Plak...
Lagi Bagas menampar Leon di pipi yang sama. Lena yang sedari tadi membongkar isi koper suaminya berlari ke ruang tamu dan betapa kagetnya ia saat melihat sudut bibir Leon sebelah kiri terluka.
"Pa..? Ini ada apaan sih pa, kenapa papa nampar Leon?" menghampiri suaminya agar tidak semakin emosi.
"Tanya aja sama dia ma, mungkin kalau mama yang tanya bisa jujur dia," Lena bingung, tidak mengerti maksud perkataan suaminya namun ia mencoba untuk tetap tenang.
"Leon, ini ada apa nak? Kamu ngapain sampai papa kamubmarah dan nampar kamu lagi?" tanya Lena dengan lembut.
"Leon ngak tahu ma, papa tiba-tiba nampar aku."
"Kamu ngak tahu salah kamu apa?
Baik, papa akan kasih tahu apa salah kamu biar mama juga dengar," suara Bagas begitu menggema diruang tamu.
"Papa suruh kamu buat anterin Jesselyn kesekolah bukan? Lalu kenapa dia perginya sama orang lain? Kenapa dia bisa diboncengan anak laki-laki lain? Kalau dia ada apa-apa gimana?" Bagas yang tersulit emosi pun semakin meninggikan suaranya.
"Maksud papa kalau Leon ngak nganterin Jesselyn kesekolah?" Lena terkejut dengan apa yang ia dengar karena yang dia lihat Leon selalu mengantarkannya.
"Kenapa bisa gitu sih nak? Terus Jesselyn pergi sama siapa?" Lena merasa tak tahu lagi apa yang harus ia katakan pada putra satu-satunya itu.
"Maaf ma, Leon juga kan da bilang ngak mau nganterin dia kesekolah tapi papa tetap maksa Leon. Lagian dia juga udah besar dan harus bisa mandiri, dia baik-baik aja kok, buktinya dia selalu pulang tepat waktu," mencoba membela dirinya.
Bagas dan Lena hanya saling bertukar pandang mendengar penuturan Leon. Bagas yang kecewa dan masih dalam amarah hanya bisa memijat keningnya yang terasa pusing sedangkan Lena pergi ke dapur mengambil air minum untuk suaminya.
"Papa ngak mau tahu kamu harus jemput Jesselyn dari sekolah hari ini dan tidak ada penolakan," Leon yang mendengar perkataan papanya hanya dapat menghela nafas dan berlalu menuju kamarnya.
Di dalam kamar Bagas dan Lena terdiam untuk sesaat memikirkan kejadian yang baru mereka ketahui. Ada kesedihan diraut wajah Lena, dan Bagas yang sepertinya mengerti apa yang sedang istrinya pikirkan mendekatinya seraya memeluknya.
"Papa mengerti apa yang mama rasakan dan pikirkan, setidaknya kita sudah berusaha ma, walaupun terkadang hasil yang kita inginkan tidak sesuai harapan," Bagas menenangkan Lena yang mulai mengeluarkan air mata karena tak dapat ia tahan lagi.
Lena hanya sesegukan dipelukan sang suami tanpa mengatakan apa pun sebab ia yakin suaminya sangat tahu apa yang ia rasakan tanpa harus memberitahukannya.
"Mama istirahat saja dulu biar nanti kopernya Nadya yang beresin" perintah Bagas tak tahan melihat air mata yang sudah membanjiri pipi sang nyonya rumah.
"Iya pa, mama rasanya pusing banget. Oh iya pa, katanya Nadya jadi ngekos bareng temannya yang kemarin pernah nginap disini," mengusap air mata di pipinya.
"Ya sudah ma, asalkan tempatnya aman dan bersih papa ijinkan dan biar dia juga belajar mandiri, apalagi jarak dari rumah ke kampusnya lumayan jauh. Nanti biaya kosnya biar papa saja yang nanggung semuanya karena papa lihat temannya itu cukup kesulitan dengan biaya hidup di Jakarta. Temannya bisa masuk ke Universitas itukan karena beasiswa, sayang kalau harus putus kuliah padahal dia pintar dan berprestasi."
"Iya pa, nanti mama kasih tahu Nadya," ucap Lena dan mencoba memejamkan matanya.
Bagas merupakan salah satu pengusaha yang lumayan sukses di bidang tekstil namun ia tidak memanjakan anak-anaknya dengan fasilitas-fasilitas mewah seperti orangtua lainnya. Hal itu berhasil membuat Leon dan Nadya tidak seperti teman-temannya yang suka berfoya-foya dan memamerkan kekayaan orangtua mereka. Bagas ingin anak-anaknya menjadi orang-orang kuat tanpa harus mendompleng namanya.
...Hai semuanya, jangan lupa untuk support cerita ini ya dengan memberikan like dan komentar yang membangun pastinya. ...
...Terimakasih...❤️❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Sakit bgt ngak Leon?
2022-09-04
0
Siapa Aku
ketahuan kan sama papa Bagas. Tante Lena kok sedih banget ya, ada apa?
2022-08-20
0
Anonymous
kenapa hampar lagi babang Leon, kasian tapi kamu juga ngeselin
2022-08-05
0