Bagas menuju meja makan sembari mendapat tatapan dari sang istri.
"Ini, pa. Minum dulu tehnya."
"Makasih, ma. Papa benar- benar emosi tadi sampai menampar Leon." mengingat hal yang baru saja dilakukannya pada satu-satunya anak laki-lakinya.
"Mama juga tadi kaget, pa. Papa juga jangan marah - marah lagi ngak baik untuk kesehatan papa," mengambil sarapan untuk suaminya.
"Iya ma, maafin papa ya?"
"Iya sudah, pa. Sekarang makan sarapannya, nanti telat ngantornya, yang ada rejekinya dipatok ayam kalau kesiangan," canda wanita paruh baya itu.
"Mama bisa aja," Bagas tersenyum karena istrinya selalu saja dapat membuat hatinya yang ketika sedang marah seketika mendingin kembali.
Jesselyn terlihat cemas dan kebingungan dikamarnya. Ia takut kalau kedatangannya malah merepotkan.
Tadi ia terbangun karena mendengar suara ribut dibawah. Ia juga dapat mendengar suara tamparan. Sesaat Jesselyn seperti orang bodoh dikamarnya karena hanya mematung dibalik pintu.
Jesselyn mencuci mawajahnya dan menggosok giginya. Segera setelah itu ia turun kebawah.
Saat turun ia melihat Bagas dan Lena sudah ada dimeja makan sambil mengobrol.
"Kamu sudah bangun nak?"
"Sudah tante. Maaf tadi Jesselyn bangunnya telat?"
"Sudah ngak usah dipikirin. Kamu juga pasti capek. Ayo sini kita sarapan sama- sama."
"Iya tante"
"Kak Nadya dimana tante?"
"Dia sudah berangkat ke kampus. Om juga bentar lagi ke kantor. Nanti kamu bisa temanin tante ke pasar belanja kan nak?"
"Bisa tante. Lagian Jesselyn juga ngak ada kegiatan."
"Besok pagi kamu ikut om buat daftar ke sekolah, setelah itu kita belanja keperluan sekolah kamu. Iya kan, ma?"
"Iya, besok setelah kamu selesai mendaftar kita belanja keperluan sekolah kamu"
"Iya om, tante. Makasih."
"Masakan Tante enak, sama seperti masakan mama dirumah. Harusnya tadi Jesselyn ikut bantuin masak."
"Untung kamu bangun kesiangan, jadi ngak dengar pertir buatan, iya ngak, pa?"
Bagas hanya tersenyum mendengar perkataan istrinya dan menatap kearah Jesselyn dengan penuh arti.
Leon baru saja keluar dari kamarnya saat Bagas akan pergi ke kantor disusul istrinya yang ingin mengantarnya ke pintu. Suami istri tersebut hanya menghela nafas melihat anak laki-laki mereka itu.
"Kamu ngak kuliah?"
"Kuliah ma, agak siangan masuknya," Leon menjawab tanpa menoleh kearah mamanya.
"Oh, ya sudah. Kamu sarapan sana."
"Iya, ma."
Bagas yang mengerti dengan situasi saat itu langsung bergegas pergi ke kantor.
Jesselyn masih berada di meja makan dan sendirian saat ini. Ia masih merasa canggung akan rumah yang ia tinggali ini.
Leon menuju meja makan untuk sarapan. Ia berjalan dari belakang kursi Jesselyn dan mengambil botol minuman dingin dari lemari es. Ia menarik kursi yang berada tepat di depan Jesselyn.
Jesselyn yang menyadari kehadiran seseorang langsung mengangkat kepalanya yang sedari tadi makan dengan menunduk. Ia kaget karena setahunya seharusnya hanya ada ia dan tante Lena saat ini dirumah.
Penampilan khas orang bangun tidur seperti itulah penampilan Leon saat ini. Ia duduk tepat dihadapan Jesselyn.
Keduanya tidak ada yang mengeluarkan kata- kata bahkan suasana meja makan saat ini begitu sunyi.
Jesselyn hendak menyapa namun bibirnya seolah terkunci karena terkejut saat pria di hadapannya itu meletakkan gelas minumannya dengan cukup kuat.
Brakk
Jesselyn tambah kaget saat ia mendapati Leon tengah menatap tajam kearahnya. Leon tidak mengatakan apa-apa namun tatapan matanya seolah ingin membunuhnya.
Dengan senyuman Jesselyn memberanikan diri.
"Ha..hai kak, aku Jesselyn," mengulurkan tangannya namun tidak mendapat balasan apa- apa.
Leon seolah malas menanggapi perkataan Jesselyn. Ia lebih memilih menikmati sarapannya hingga Lena datang memecahkan keheningan.
"Leon, kamu da kenalan dengan Jesselyn?"
"Hem..." jawabnya malas.
Lena mendekati Jesselyn dan berdiri disampingnya. Lena seakan tahu kecanggungan yang dirasakan oleh Jesselyn saat itu juga.
"Namanya Leon anak tante paling besar, yang seharusnya jemput kamu di bandara semalam. Kalau ada yang perlu kamu juga boleh minta tolong ke Leon".
"Iya, tante." menganggukan kepalanya tanda patuh.
"Leon, mama harap kamu bisa bantu Jesselyn kalau dia perlu. Kamu juga harus ikut jagain dia mulai sekarang."
"Hem…"
...Jangan lupa untuk support cerita ini ya teman-teman dengan memberikan like dan komentar yang mendukung....
...Terimakasih...❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Pandangan pertama awal aku berjumpa
2022-08-31
0
Siapa Aku
hari pertama sudah buat spot ja tung ya Jes 😁
2022-08-20
0
Anonymous
sombong kamu Leon, aku suruh dihukum papa Bagas lagi nanti kamu
2022-08-05
0