"Hahaha…ngak kok, aku juga dah lupa," semoga dan aku harus, pikir Jesselyn sembari menutup matanya dari sinar matahari yang begitu silau.
FLASH BACK ON
Satu tahun lalu
Seorang gadis berusia 16 tahun terlihat begitu gelisah menunggu seseorang yang akan menemputnya dibagian kedatangan di bandar Soekarna- Hatta. Dia terlihat cemas dan gugup karena ini untuk pertama kalinya ia menginjakkan kaki di ibu kota dan hanya seorang diri.
Ia terus memandangi jam tangannya yang ada gambar lumba-lumba didalamnya dengan terus memegang koper yang ia bawa.
Ia berdiri sambil mengeluarkan botol minuman dari dalam ranselnya dan memasukkan kembali setelah minumnya. Sudah hampir pukul tujuh malam dan sudah hampir dua jam gadis itu menunggu.
Jesselyn Anastasya, nama gadis tersebut. Dia siswi SMA yang akan duduk dibangku kelas dua. Karena suatu alasan yang belum diketahui dengan jelas, ia akhirnya menyetujui permintaan ibunya untuk melanjutkan sokolah di Jakarta. Ia akan tinggal di rumah seorang kerabat almarhum ayahnya.
Ada banyak hal sebenarnya yang menjadi rasa penasaran Jesselyn, terlebih lagi orang yang akan menjemputnya tak kunjung datang.
Hampi saja ia menangis ketika seseorang memanggil namanya dan berlari kearahnya.
"Jesselyn?"Seorang pria paruh baya berlari kecil kearah sipemilik nama tetsebut.
"Jesselyn, maaf ya kamu sudah menunggu lama. Om benar- benar minta maaf, om kira kamu sudah ada dirumah tadi. Ternyata kamu masih disini menunggu. Ini om Bagas suami tante Lena," Seketika Jesselyn langsung memeluk pria tersebut diiringi isak tangis yang sedari tadi ia tahan.
Bagas masih menenangkan Jesselyn sambil mengusap lembut rambut gadis kecil yang saat ini ada dipelukannya.
"Kalau tahu begini lebih baik saya langsung jemput tadi. Seharusnya jangan menyuruh dia. Awas saja nanti di rumah, saya kasih pelajaran dia nanti" ucap Bagas dalam hatinya.
"Ayo kita pulang, sekarang sudah malam kamu juga pasti capek seharian ini. Tante kamu juga pasti khawatir kamu belum nyampe rumah".
"Iya om. Jesselyn juga da ngantuk pengen istirahat" menganggukan kepalanya. Ia benar-benar sudah begitu lelah seharian ini. Apalagi dengan drama kesendiriannya saat di bandara.
Empat puluh menit mereka di perjalanan, dan kini mereka telah tiba di rumah Bagas. Jesselyn mengambil ransel yang ia letakkan dikursi penumpang mobil sedangkan Bagas mengeluarkan koper milik Jesselyn dari bagasi mobilnya dan membawa masuk ke rumah.
Disana Lena dan Nadya, putrinya yang berusia dua tahun lebih tua dari Jesselyn telah menunggu kedatangan mereka.
"Kamu baru nyampe nak? Maaf ya kamu menunggu lama di bandara, sini tante peluk kamu dulu" memeluk erat Jesselyn.
" Ternyata kamu da gede dan manis lagi. Maaf ya sayang, kamu jangan kasih tau ibu kamu di rumah soal kejadian ini?" pinta Lena.
"Iya tante. Ngak bakalan kok, lagian kalau aku kasih tahu ibu pasti khawatir," seketika Jesselyn mengingat ibunya yang berada di kampung.
"Benar nak, kalau ibumu khawatir bisa-bisa tante diminta buat pulangin kamu langsung. Kamu tenang aja, om kamu pasti kasih pelajaran sama anak nakal itu nanti karena biarin kamu nunggu lama di bandara, mana kamu sendirian juga belum pernah kemari.
Sekarang kamu mandi habis itu kita makan malam sama- sama setelah itu kamu langsung istirahat," ucap Lena dengan tangannya masih mengelus pundak Jesselyn.
"Yuk ke kamar kamu," ajak Nadya yang sejak ia tiba tadi terus menatapnya dengan wajah bersahabat.
Sebelumnya mereka berdua telah mengenal satu sama lain walau hanya melalui media sosial. Jadi pertemuan mereka kali ini tidak begitu asing meski untuk yang pertama kalinya.
"Kamu kamarnya di atas disebelah kamar aku. Kalau ada apa- apa ngomong ke aku aja ya, semoga kamu betah tinggal disini."
"Makasih kak. Maaf ya kalau aku ngerepotin?"
"Ngak kok, malah aku senang karena punya teman sekarang di rumah," ucap Nadya jujur.
"Ya sudah kamu mandi sana. Nanti langsung turun aja kebawah buat makan malam. Selain disebelah sana, kamar mandinya ada didalam kamar juga kok," Nadya menunjukkan kamar mandi di lantai dua yang ia maksud.
Setelah selesai mandi Jesselyn langsung turun untuk makan malam. Disana Bagas, Lena dan Nadya telah menunggunya. Mereka berempat langsung menyantap makan malam yang telah disiapkan Lena sejak sore tadi.
Mereka menghabiskan makan malam dengan obrolan ringan yang terkadang membuat tawa.
Sebenarnya Lena masih ingin sekali mengajak Jesselyn ngobrol, tapi ia urungkan karena tahu jika Jesselyn pasti begitu lelah seharian dan ingin istirahat sehingga ia menyuruhnya untuk langsung beristirahat. Terlebih jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat.
Pukul sebelas malam keadaan Rumah sepi seketika karena para penghuninya kini mungkin ada di alam mimpi masing masing.
...Jangan lupa untuk support cerita ini ya teman-teman dengan memberikan like dan komentar yang mendukung....
...Terimakasih...❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Siapa dia yg harusnya jemput si Jesselyn ya?
2022-08-30
0
Siapa Aku
semuanya baik ya sama jesselyn, suka deh jlw yg seperti ini
2022-08-20
0
Anonymous
iya Tante, jesslun pasti masih capek
2022-08-05
0