Di mansion besar.
Rara menelan ludah, dia sangat bingung dan takut dirinya berada di tempat asing. Apalagi sekarang dia duduk di ranjang yang tengah ditatap oleh Pak Toby dan pelayan lain.
"Nona kecil, siapa namamu?" tanya Pak Toby sangat ramah.
Rara yang ketakutan tak bisa bicara, dia cuma mau Ibunya. Pak Toby terkejut melihat gadis cilik ini malah menangis dengan kencang.
"Huaaa... Mommy!"
"Hiks... hiks... Mommy...."
Spontan pelayan wanita segera lari keluar memanggil Presdir Rafa, sedangkan Pak Toby mencoba menenangkannya. Suasana langsung mencekam setelah Presdir Rafa masuk. Rara yang melihatnya reflek diam membisu. Sedikit takut tapi pria tampan di depannya terasa familiar.
"Hello," sapa Presdir Rafa mencoba berbicara, kemudian berdiri tepat di depan Pak Toby dan pelayan wanita.
Rara diam sejenak, melihat saksama pria di depannya.
"Hm, kenapa orang ini mirip sama Kak Rein?" pikir Rara.
"Hello, Nona manis," ucap Rafa dengan ekspresi datar.
"He-hello, uncle." Rara terbata-bata, dia ketakutan sama mata tajam Presdir Rafa. Namun Rara langsung tenang setelah rambutnya dielus dengan lembut. Seperti menerima perlakuan baik dari seorang ayah.
"Siapa namamu, Nona manis?" tanya Presdir Rafa. Pak Toby dan pelayan sedikit terkejut melihat sikap majikannya berubah terhadap gadis cilik di depannya.
"Ra-"
"Ra, siapa?" tanya Rafa sedikit mengerutkan kening.
"Namaku... namaku Rara, uncle." Akhirnya Rara menjawabnya.
Pak Toby kembali terkejut melihat majikannya tersenyum.
"Nama yang cantik, tapi bagaimana kamu bisa ada di dalam bagasi mobilku?" tanya Presdir Rafa mulai menatap tajam, ekspresinya berubah drastis membuat Rara kembali takut.
"Hiks... Rara tersesat, Rara mau pulang."
Presdir Rafa menutup mata, ini yang dia benci dari sosok perempuan. Suara tangisan dan sifat cengeng ini membuatnya mulai kesal. Rafa pun melirik sinis ke Pak Toby.
"Pak Toby, tolong urus dia. Aku tidak mau mendengar suara tangisan lagi, setelah dia tenang suruh dia katakan siapa sebenarnya dia," risih Presdir Rafa ingin pergi.
"Baik Tuan muda." Pak Toby menundukkan kepala bersama pelayan.
"Dan oh ya, malam ini aku akan makan di luar. Jadi suruh gadis cilik ini untuk makan sendirian. Jangan hubungi aku, kalau kalian berani menggangguku, maka bulan ini tidak ada gaji bonus untuk kalian," titah Presdir Rafa dan kemudian keluar dari mansion.
Rara yang melihat sifat acuhnya sedikit cemberut, karena sifatnya sangat mirip dengan kakaknya, Rein. Menyebalkan!
"Iiih, uncle itu sombong juga. Tapi aku harus pulang, Mommy pasti mencariku. Gara-gara berlian ini, aku jadi tersesat!" Rara menggerutu dalam hati mengingat berlian itu di dalam saku celananya. Kini Rara dihibur oleh Pak Toby dan pelayan wanita.
____
Malam yang sangat indah, di dalam club malam. Presdir Rafa malah datang untuk menenangkan dirinya. Terlihat duduk di sofa sembari meneguk wine yang ada di tangannya dan melihat datar ke arah para pengunjung. Seketika seseorang duduk di dekatnya, spontan Rafa menoleh setelah orang itu menepuk lengannya.
"Hei, Bro. Tumben duduk sendirian nih, tidak bermain dengan wanita?"
Presdir Rafa dengan arogan menjawab ucapan temannya.
"Cih, wanita? Mereka mahluk yang merepotkan. Tidak ada yang menarik dari mereka." Rafa berdecak tidak sudi melirik kumpulan wanita yang menggoyangkan pinggul di antara kumpulan para lelaki.
"Ahahaha, sudah lima tahun berlalu, aku tidak percaya kamu tidak tertarik dengan wanita. Jangan munafik, nanti kamu akan menyesal," tawanya meledek Presdir Rafa sembari meneguk wine juga.
"Ha, munafik? Ini memang kenyataannya. Tidak ada wanita yang bisa memuaskanku. Mereka sangat menjijikkan," ucap Presdir Rafa mulai sedikit mabuk sembari melirik para wanita ja-lang.
"Waduh, jika begitu siapa yang bisa memuaskanmu wahai CEO tampan?" tanya temannya lagi.
"Dia," lirih Rafa mengepal tangan ingat dengan satu wanita, yaitu Sheila.
"Hm, dia siapa?" Temannya mengerutkan dahi.
"Wanita sialan itu, lima tahun yang lalu sudah merenggut keper-jakaanku. Tidak aku sangka, selama ini aku benar-benar kehilangannya. Padahal aku sangat ingin memberinya pelajaran! Jika aku menemukannya, aku akan merobek-robek tubuhnya lalu dagingnya akan aku berikan pada harimau peliharaanku!"
Deg!
Perkataan Presdir Rafa membuat temannya merinding. Ucapan Rafa seakan nyata, apalagi Presdir Rafa tidak segan-segan untuk menghabisi orang yang berani mengusiknya. Bahkan anggota gangster saja tidak berani untuk berurusan dengannya, karena CEO Rafa terkenal dengan kekejamannya.
"Sabar bro, kamu jangan terlalu kejam dengan wanita,"
"Cih, dia memang wanita yang menyebalkan!" tepis Presdir Rafa dengan kasar pada tangan yang menepuk-nepuknya. Dia berdiri meninggalkan temannya.
"Hais, sifat kejamnya masih ada,"
"Jika wanita ini masih hidup, aku cuma berharap kamu bisa hidup lama setelah bertemu dengannya."
_______
Terima kasih buat teman teman yang telah memberi LIKE dan VOTE nya serta memberikan RATING Bintang Lima, juga buat teman-teman yang telah berkomentar positif. Karena itu semua akan membuat Author lebih bersemangat dalam menulis novel ini.
Terima kasih juga buat teman-teman yang telah menghargai karya Author dengan cara memberikan Tip. Author juga doakan semoga sehat selalu buat semua pembaca, baik itu yang suka maupun yang tidak suka dengan Novel ini.
Jika ada Typo dalam setiap chapter di Novel ini, mohon untuk diberitahukan kepada Author agar segera merevisinya. Terima kasih~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus semangat
2022-10-29
0
Death angel
bak gitar spanyol 🤣🤣🤣
2021-11-03
1
Al Mira
l990lolo
2021-10-05
0