Bab 7 : Bayi Kembar Tiga

POV MANDA

Malam begitu terasa sangat dingin, aku tidak tahu di mana diriku sekarang. Semua yang ada di sampingku terlihat gelap gulita. Suara klakson motor dan mobil masih terdengar jauh. Aku tidak tahu, apa ini jalan yang terbaik? Sekarang yang aku pikirkan hanya untuk lari dari lelaki yang akan membawaku ke mansionnya. Lelaki yang pastinya akan memenjarakan ku di penjara bawah tanah dan bermalam bersama seekor harimau yang buas. Apakah melarikan diri akan mempengaruhi alur cerita aslinya?

"Astaga, aku ingin ke mana lagi? Tempat ini begitu gelap dan menakutkan. Semuanya terlihat asing," pikirku menyusuri geng-geng kecil di depan. Sepertinya aku akan menuju ke balai kota. Pusat kota yang begitu banyak manusia yang berlalu lalang.

"Auw!" jeritku tak sengaja tersandung batu. Aku mengusap kedua mata yang mulai meneteskan air mata. Aku masih tidak menyangka bisa hidup di dunia ini. Tak ada yang mau menolongku, padahal aku telah sampai di kerumunan orang-orang pejalan kaki. Mereka hanya lewat dan menertawai kondisiku yang menyedihkan.

"Aku jatuh gara-gara gaun sialan ini!" rutukku kesal pada gaun yang aku pakai sekarang. Gaun yang tadi indah kini terlihat begitu kotor. Aku tak bisa bangun, energiku terkuras habis gara-gara menempuh jalan yang jauh.

Pikiranku mulai kacau, aku melihat ke arah jalan, ingin mengakhiri hidup ini dan, berharap dapat kembali ke rumahku semula. Ternyata terdampar di dalam novel membuatku kesulitan. Ini lebih parah dari yang aku pikirkan.

Ini memang salahku, dari awal untuk merangkai alur ceritanya ini harusnya aku memberikan kesan baik pada tokoh utama. Tapi melihat Presdir Rafa barusan yang galak membuatku tak sanggup menyesuaikan alurnya. Sekarang aku cuma tinggal berdiri di tengah jalan dan menutup mata. Ya, sekarang aku di tengah-tengah jalan.

Dari arah jauh terdengar mobil ingin ke arahku, aku mendengar suara clakson mobil dan pastinya itu isyarat pak supir agar aku pergi dari tempatku, tapi aku tetap berdiri kokoh di tengah jalan.

"Lihat, dia kenapa berdiri di sana!"

"Oii, Nona! Menyingkirlah dari jalan!"

Suara teriakan orang-orang kuabaikan saja. Ini adalah tekadku. Ku berpikir semua ini cuma mimpiku saja. Namun saat kubuka mataku, ternyata mobil besar mulai mendekat ingin melindasku. Saat itulah tubuhku mati rasa.

"Aaaaaaaaa!" Teriakanku keluar juga.

Brak!

Suara benturan cukup keras, namun tak ada yang aku rasakan. Aku pikir tubuh ini akan hancur dan terlempar jauh. Namun ternyata aku masih selamat. Pandangan mataku tertuju pada gadis yang seusia denganku. Dia memiliki penampilan bagaikan pria, memakai pakaian layaknya pria sungguhan. Tapi mata, bibirnya serta lekuk tubuh dan wajahnya jelas bagaikan perempuan. Terlihat seksi dan keren.

"Hei bodoh! Apa kau sudah gila? Bagaimana kau bisa datang kemari dengan gaun yang panjang ini dan malah berdiri di tengah jalan! Apa kau memang ingin mati!" bentaknya padaku. Aku cuma bisa diam menerima bentakkannya. Ternyata dia menarikku barusan.

"Maafkan aku," lirihku menunduk sambil melirik mobil yang menabrak tiang. Pak supir keluar dari mobilnya dan menunjuk ke arah kami.

"Woi, Nona! Ganti rugi!" teriak pak supir dengan lantang padaku. Tak terima karena mobilnya rusak.

"Oke, tidak apa-apa, sekarang kita kabur dulu!" Orang yang menyelamatkanku segera menarikku pergi meninggalkan pak supir. Lelaki tua itu ingin mengejar tapi barang-barangnya tumpah ke jalan hingga tak mengejar kami.

Kami berlari sejauh mungkin, begitu jauh sampai-sampai membuatku terengah-engah hampir kehabisan nafas.

"Huft, syukurlah. Kamu tidak apa-apa?" Dia bertanya padaku. Aku agak ragu menjawabnya tapi rasanya dia tidak asing bagiku.

"Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?" tanyaku balik dan masih mengatur nafas, sedangkan dia sudah kembali tenang. Aku sedikit tersenyum padanya namun senyum ini hilang saat mendengar ucapannya.

"Aku juga, sekarang kalau kamu mau bunuh diri tidak usah di jalan! Lebih baik ke sungai saja! Kalau kau mati ditabrak mobil nanti tubuhmu meledak dan isi perutmu berhamburan di jalan. Kau hanya akan merusak jalan!"

Aku tercengang mendengarnya, ku pikir dia berniat baik mau menolong, tapi ternyata ingin aku bunuh diri di sungai. Namun aku tidak mau, karena aku benci buaya apalagi buaya darat seperti mantanku.

"Ck, tidak usah marah-marah!" Aku membentaknya balik lalu pergi meninggalkannya begitu saja. Namun baru lima langkah aku berhenti.

"Kemana aku harus pergi?" pikirku mulai menangis. Ingin rasanya memeluk Ibuku sekarang. Dengan ketakutan tak mau sendirian berkeliaran di jalan, aku menoleh ke arahnya kembali. Ku lihat dia dengan angkuhnya pergi juga.

"Tidak, aku tak bisa begini. Dia orang pertama yang berbicara santai padaku. Aku yakin, dia pasti salah satu karakter baikku di dunia ini. Aku harus tinggal bersamanya."

Aku langsung berlari mengejar perempuan itu.

"Hei tunggu!" panggilku berteriak. Dia berhenti dan menoleh padaku.

"Ada apa? Tak jadi bunuh diri di sungai?" ucapnya begitu santai. Aku diam menunduk saja.

"Loh, kenapa malah diam?" katanya mulai kesal.

"Itu-itu, boleh aku tinggal bersamamu?" tanyaku gugup dan takut. Dia mengangkat alis, mungkin heran karena aku yang memakai gaun mahal bisa-bisanya meminta untuk tinggal dengannya.

"Hm, boleh. Siapa namamu dan kenapa kau bisa ada di sini?" Dia setuju, aku sangat senang mendengarnya dan segera menjawabnya.

"Aku-" ucapku berhenti sebentar. Ku berpikir, apa aku harus berikan nama asliku atau nama tokoh utama?

"Hei, kau ini sedikit tuli ya?" katanya mulai marah.

"Aku-aku Amanda, kau boleh memanggil Manda, aku dari tempat yang sangat jauh." Dengan terpaksa aku memberikan namaku. Mungkin ini baik, agar tak ada yang mengenaliku sebagai Nona Sheila.

"Oh, nama yang cukup asing. Perkenalkan, namaku Senja."

Aku terdiam membisu, rupanya dia salah satu tokoh yang sangat aku sukai. Dia adalah Senja, orang yang akan menjadi teman untuk Sheila, tapi pertemuanku dengannya terlalu cepat. Kini aku sadar, alur novelku sudah menyimpang dari naskahnya yang asli. Sekarang aku hanya bisa bergantung padanya.

"Aaaa, jadi kau Senja?" Aku sontak memeluknya. Saking cintanya dengan satu orang ini. Dia hanya diam dipeluk olehku, mungkin bingung dengan tingkahku yang aneh.

"Sudah-sudah, kau seperti orang yang baru pertama kali bertemu dengan idolamu saja. Kau santai saja berbicara padaku. Sekarang ikut denganku, kau akan tinggal denganku mulai malam ini." Senja tersenyum padaku, aku segera mengangguk kecil dan mengikutinya dari belakang. Hidupku di dunia novel baru dimulai malam ini.

Hari hari telah berlalu dan sekarang sudah tiga bulan aku lalui bersama Senja. Senja bekerja sehari-hari di sebuah cafe sebagai pelayan. Dia sendiri yang menghidupiku, dia juga sangat mandiri dan tidak seperti diriku yang sekarang cuma numpang hidup di rumahnya. Tapi aku senang karena dia baik dan menganggapku sebagai adiknya.

Aku tidak tahu mau melakukan apa, setiap malam cuma menulis di sebuah buku. Menulis apa yang aku dapatkan di dunia ini. Meski begitu pikiranku tertuju pada Presdir Rafandra, aku berpikir apa yang lelaki ini lakukan sekarang. Apa dia masih mencariku? Tidak, aku tidak boleh pikirkan dia saja, aku harus pikirkan bagaimana kembali ke dunia nyata.

Saat ingin menggoreskan tinta ke kertas, tiba-tiba aku merasa mual-mual. Senja masuk ke dalam kamar dan membawaku ke Dokter. Alangkah terkejutnya setelah mendengar keterangan Dokter bahwa aku sedang hamil.

"Selamat ya, usia kehamilanmu sudah tiga bulan," ucap Dokter ke padaku dan Senja.

"Apa Dok, dia hamil?" kata Senja sangat terkejut sambil menunjukku, dia tak sangka perempuan yang tinggal dengannya selama ini sedang hamil. Aku cuma bisa diam di atas tempat tidur. Bisa-bisanya aku yang belum menikah dan merasakan hubungan intim malah tiba-tiba hamil begitu saja. Kini aku ingat, kalau tokoh Sheila memang akan hamil setelah bercinta dengan Rafandra dan itu artinya aku sedang hamil anak-

"Ya, adikmu sedang hamil tiga bulan, kau akan punya tiga keponakan."

Senja kembali melongo mengetahui jumlah anak di dalam perutku. Sedangkan aku hanya diam pusing tujuh keliling.

"Artinya, adik saya hamil anak kembar tiga, Dok?"

Dokter tersenyum mengangguk. Saat inilah aku ingin pingsan.

"Ya ampun, kenapa bisa hamil kembar tiga?"

______

Terima kasih buat teman teman yang telah memberi LIKE dan VOTE nya serta memberikan RATING Bintang Lima, juga buat teman-teman yang telah berkomentar positif. Karena itu semua akan membuat Author lebih bersemangat dalam menulis novel ini.

Terima kasih juga buat teman-teman yang telah menghargai karya Author dengan cara memberikan Tip. Author juga doakan semoga sehat selalu buat semua pembaca, baik itu yang suka maupun yang tidak suka dengan Novel ini.

Jika ada Typo dalam setiap chapter di Novel ini, mohon untuk diberitahukan kepada Author agar segera merevisinya. Terima kasih~

Terpopuler

Comments

panty sari

panty sari

mantap kembar 3

2024-02-01

0

Cahaya yani

Cahaya yani

lah knp si mnda ny jdi bdoh sih anehhh. pdahl dia yg nulis..beuuhh gregetan...

2023-11-19

2

Azalea Taling

Azalea Taling

aku bingung,dia punya novel kenapa jadi kayak orang bodoh d novelnya sendiri...betul betul nggak nyambung

2022-11-01

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Noda darah
2 Bab 2 : Belum sadar
3 Bab 3 : Dag Dig Dug
4 Bab 4 : Baru Sadar
5 Bab 5 : Seperti Amnesia
6 Bab 6 : Bayar 10 Milyar
7 Bab 7 : Bayi Kembar Tiga
8 Bab 8 : Kecebong Mungil
9 Bab 9 : Maafkan Mommy
10 Bab 10 : Daddy Rafandra
11 Bab 11 : Mommy Tolong....
12 Bab 12 : Daddy....
13 Bab 13 : Sikap Acuh Rein
14 Bab 14 : Rara Tersesat
15 Bab 15 : Bertemu CEO
16 Bab 16 : Mencium Manda
17 Bab 17 : Menculik Manda
18 Bab 18 : Visual Para Tokoh Utama
19 Bab 19 : Terpesona
20 Bab 20 : Dipaksa Menikah
21 Bab 21 : Maafkan Daddy
22 Bab 22 : Tidur Berdua
23 Bab 23 : Menjemput Rein
24 Bab 24 : Rein Mengamuk
25 Bab 25 : Bocah jenius
26 Bab 26 : Sebatas Tunangan
27 Bab 27 : Rain Senang
28 Bab 28 : Maafkan Rein
29 Bab 29 : Merangkul Manda
30 Bab 30 : Rain Pingsan
31 Bab 31 : Menikahlah Denganku
32 Bab 32 : Cuma Bercanda
33 Bab 33 : Sudah Akrab
34 Bab 34 : Bertemu Mantan
35 Bab 35 : Noah Terpesona
36 Bab 36 : Kencan Pertama
37 Bab 37 : Diganggu Preman
38 Bab 38 : Wanita Jelek
39 Bab 39 : Bertemu Kakak Ipar
40 Bab 40 : Datang Menikahinya
41 Bab 41 : Meronta-ronta
42 Bab 42 : Istriku Yang Sah
43 Bab 43 : Membawa Pergi
44 Bab 44 : Oke, siapa takut!
45 Bab 45 : Belah Duren?
46 Bab 46 : Ahhhh ahhhh uhhhh
47 Bab 47 : Musuh Bebuyutan
48 Bab 48 : Valen Dipenjara?
49 Bab 49 : Dia terpesona
50 Bab 50 : Terima kasih, sayang
51 Bab 51 : Kamu Menyebalkan!
52 Bab 52 : Datang Berkunjung
53 Bab 53 : Meracuni Sheila?
54 Bab 54 : Mengatur Strategi
55 Bab 55 : Keracunan
56 Bab 56 : Rein Ngeselin
57 Bab 57 : Pintu Misterius
58 Bab 58 : Mommy Sendiri
59 Bab 59 : Ke Kantor Polisi
60 Bab 60 : Selingkuhan?
61 Bab 61 : Hampir Menabrak
62 Bab 62 : Harus Waspada
63 Bab 63 : Sebenarnya aku...
64 Bab 64 : Lucu banget deh
65 Bab 65 : Mencium Bibirnya
66 Bab 66 : Mommy Kenapa?
67 Bab 67 : Merindukan Mereka
68 Bab 68 : Dapat Kembali?
69 Bab 69 : Jangan Marah
70 Bab 70 : Cintai Aku
71 Bab 71 : Hilang Total
72 Bab 72 : Mommy...
73 Bab 73 : Kecelakaan
74 Bab 74 Gagal
75 Bab 75 : Membara
76 Bab 76 : Bertemu
77 Bab 77 : Ingin Mencium
78 Bab 78 : Didorong
79 Bab 79 : Layani Aku
80 Bab 80 : Jangan Ditahan
81 Bab 81 : Kenikmatan
82 Bab 82 : Berantem
83 Bab 83 : Berantem 2
84 Bab 84 : Maafkan aku
85 Bab 85 : Terpukau
86 Bab 86 : Dipenjara
87 Bab 87 : Pewaris Cilik
88 Bab 88 : Mulai Serius
89 Bab 89 : Hilang
90 Bab 90 : Hamil
91 Bab 91 : Menikah?
92 Bab 92 : Harus Diakhiri
93 Bab 93 : Tinggallah
94 Bab 94 : Melupakan Masa Lalu
95 Bab 95 : Pulang
96 Bab 96 : Terkejut
97 Bab 97 : Diluar Dugaan
98 Bab 98 : Menggoda
99 Bab 99 : Ompong
100 Bab 100 : Neng Tower
101 Bab 101 : Tersipu Malu
102 Bab 102 : Masih Waras
103 Bab 103 : Ayo Bercinta Sayang
104 Bab 104 : Rafa Belum Puas
105 Bab 105 : Tamu Tak Diundang
106 Bab 106 : Berakhir Malam Ini
107 Bab 107 : Lingkaran Jerat Delsi
108 Bab 108 : Darah Valen
109 Bab 109 : Terancam
110 Bab 110 : Matilah Kalian Berdua!!!
111 Bab 111 : Tertusuk
112 Bab 112 : Pergi
113 Bab 113 : Hadiah Untuk Mommy
114 Bab 114 : Tidak Tertolong
115 Bab 115 : Sedikit Takut
116 Bab 116 : Bukan Istriku
117 Bab 117 : Manda
118 Bab 118 : Tamat
119 Pamit dan Terima kasih
120 Novel Baru rilis
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1 : Noda darah
2
Bab 2 : Belum sadar
3
Bab 3 : Dag Dig Dug
4
Bab 4 : Baru Sadar
5
Bab 5 : Seperti Amnesia
6
Bab 6 : Bayar 10 Milyar
7
Bab 7 : Bayi Kembar Tiga
8
Bab 8 : Kecebong Mungil
9
Bab 9 : Maafkan Mommy
10
Bab 10 : Daddy Rafandra
11
Bab 11 : Mommy Tolong....
12
Bab 12 : Daddy....
13
Bab 13 : Sikap Acuh Rein
14
Bab 14 : Rara Tersesat
15
Bab 15 : Bertemu CEO
16
Bab 16 : Mencium Manda
17
Bab 17 : Menculik Manda
18
Bab 18 : Visual Para Tokoh Utama
19
Bab 19 : Terpesona
20
Bab 20 : Dipaksa Menikah
21
Bab 21 : Maafkan Daddy
22
Bab 22 : Tidur Berdua
23
Bab 23 : Menjemput Rein
24
Bab 24 : Rein Mengamuk
25
Bab 25 : Bocah jenius
26
Bab 26 : Sebatas Tunangan
27
Bab 27 : Rain Senang
28
Bab 28 : Maafkan Rein
29
Bab 29 : Merangkul Manda
30
Bab 30 : Rain Pingsan
31
Bab 31 : Menikahlah Denganku
32
Bab 32 : Cuma Bercanda
33
Bab 33 : Sudah Akrab
34
Bab 34 : Bertemu Mantan
35
Bab 35 : Noah Terpesona
36
Bab 36 : Kencan Pertama
37
Bab 37 : Diganggu Preman
38
Bab 38 : Wanita Jelek
39
Bab 39 : Bertemu Kakak Ipar
40
Bab 40 : Datang Menikahinya
41
Bab 41 : Meronta-ronta
42
Bab 42 : Istriku Yang Sah
43
Bab 43 : Membawa Pergi
44
Bab 44 : Oke, siapa takut!
45
Bab 45 : Belah Duren?
46
Bab 46 : Ahhhh ahhhh uhhhh
47
Bab 47 : Musuh Bebuyutan
48
Bab 48 : Valen Dipenjara?
49
Bab 49 : Dia terpesona
50
Bab 50 : Terima kasih, sayang
51
Bab 51 : Kamu Menyebalkan!
52
Bab 52 : Datang Berkunjung
53
Bab 53 : Meracuni Sheila?
54
Bab 54 : Mengatur Strategi
55
Bab 55 : Keracunan
56
Bab 56 : Rein Ngeselin
57
Bab 57 : Pintu Misterius
58
Bab 58 : Mommy Sendiri
59
Bab 59 : Ke Kantor Polisi
60
Bab 60 : Selingkuhan?
61
Bab 61 : Hampir Menabrak
62
Bab 62 : Harus Waspada
63
Bab 63 : Sebenarnya aku...
64
Bab 64 : Lucu banget deh
65
Bab 65 : Mencium Bibirnya
66
Bab 66 : Mommy Kenapa?
67
Bab 67 : Merindukan Mereka
68
Bab 68 : Dapat Kembali?
69
Bab 69 : Jangan Marah
70
Bab 70 : Cintai Aku
71
Bab 71 : Hilang Total
72
Bab 72 : Mommy...
73
Bab 73 : Kecelakaan
74
Bab 74 Gagal
75
Bab 75 : Membara
76
Bab 76 : Bertemu
77
Bab 77 : Ingin Mencium
78
Bab 78 : Didorong
79
Bab 79 : Layani Aku
80
Bab 80 : Jangan Ditahan
81
Bab 81 : Kenikmatan
82
Bab 82 : Berantem
83
Bab 83 : Berantem 2
84
Bab 84 : Maafkan aku
85
Bab 85 : Terpukau
86
Bab 86 : Dipenjara
87
Bab 87 : Pewaris Cilik
88
Bab 88 : Mulai Serius
89
Bab 89 : Hilang
90
Bab 90 : Hamil
91
Bab 91 : Menikah?
92
Bab 92 : Harus Diakhiri
93
Bab 93 : Tinggallah
94
Bab 94 : Melupakan Masa Lalu
95
Bab 95 : Pulang
96
Bab 96 : Terkejut
97
Bab 97 : Diluar Dugaan
98
Bab 98 : Menggoda
99
Bab 99 : Ompong
100
Bab 100 : Neng Tower
101
Bab 101 : Tersipu Malu
102
Bab 102 : Masih Waras
103
Bab 103 : Ayo Bercinta Sayang
104
Bab 104 : Rafa Belum Puas
105
Bab 105 : Tamu Tak Diundang
106
Bab 106 : Berakhir Malam Ini
107
Bab 107 : Lingkaran Jerat Delsi
108
Bab 108 : Darah Valen
109
Bab 109 : Terancam
110
Bab 110 : Matilah Kalian Berdua!!!
111
Bab 111 : Tertusuk
112
Bab 112 : Pergi
113
Bab 113 : Hadiah Untuk Mommy
114
Bab 114 : Tidak Tertolong
115
Bab 115 : Sedikit Takut
116
Bab 116 : Bukan Istriku
117
Bab 117 : Manda
118
Bab 118 : Tamat
119
Pamit dan Terima kasih
120
Novel Baru rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!