"Siapa gadis cilik ini?"
Sekretaris Jho menelan siliva melihat atasannya menatap dengan dua mata yang mengerikan. Tentu Sekretaris Jho tahu bahwa Presdir Rafa sangat tidak menyukai perempuan luar, baik itu wanita maupun anak kecil. Baginya ini adalah sebuah hal yang sangat sial berurusan dengan perempuan.
"Saya juga tidak tahu Pak,"
Dengan sedikit gemetar, sekretaris Jho menundukkan kepala. Apalagi sekarang Presdir Rafa sedang mengepal tangan masih menatap serius gadis cilik itu yang pingsan.
Dengan angkuh dan acuh tak acuh, Presdir Rafa berbalik kemudian melirik sinis ke sekretaris Jho hingga bulu kuduknya berdiri lagi, bagaikan dilirik oleh malaikat maut.
"Buang gadis kecil ini, aku tidak ingin ada sampah di mansionku!" titah Presdir Rafa mulai ingin berjalan. Sangat kejam, seorang gadis kecil malah dianggap sebagai sampah.
"Ba-baik Pak!"
Namun sayangnya, langkah kaki Presdir Rafa spontan berhenti setelah mendengar suara kecil lembut dan lemah memanggil seseorang.
"Mommy...."
Sekretaris Jho tidak jadi mengangkatnya. Perlahan-lahan Presdir Rafa menoleh ke arah gadis cilik itu yang sedang mengigau dan menggigil. Hati kecilnya tergerak sedikit, rasa iba tiba-tiba menyelimutinya. Tanpa sadar, dirinya tiba-tiba dituntun ke arahnya.
Sekretaris Jho terbelalak melihat atasannya sendiri menyetuh pipi gadis cilik asing itu.
"Ya Tuhan, apa gadis ini akan mati hari ini?" pikir Sekretaris Jho mengira Presdir Rafa yang akan membereskannya. Namun sekali lagi dirinya terbelalak kaget melihat gadis kecil itu digendong oleh Presdir Rafa.
"Mommy...."
Suara kecil yang dikeluarkan Rara membuat hati Rafa yang keras langsung luluh. Merasa tentram berada di samping Rara.
"Ada apa denganku? Kenapa sekarang aku sendiri yang menggendong anak ini?" Rafa membatin heran dengan dirinya sendiri.
"Sekretaris Jho," lanjut Rafa memanggil sekretarisnya.
"Ya Pak, ada apa?" tanya Sekretaris Jho dengan sopan.
"Bereskan dan rapikan isi mobilku, jangan ada sampah pelastik dan kotoran yang menodainya,"
"Siap Pak! Akan saya lakukan sekarang!" ucap Sekretaris Jho tahu tugasnya.
Dengan hati-hati, Presdir Rafa berjalan ke pintu utama. Memandang wajah imut gadis cilik itu. Seketika senyum kecil terlihat. Senyuman yang nampak tulus untuk Rara.
"Selamat datang, Tuan muda."
Para pelayan berbaris menyambut kepulangannya sore ini. Sangat-sangat mewah dan besar isi mansion miliknya. Bahkan kekuasaan di mansion itu ada di tangannya. Presdir Rafa hanya hidup sendiri tanpa seorang anggota keluarga. Cuma para bawahannya yang masih setia untuk berbakti padanya. Kedua orang tuanya tinggal di mansion lain.
Seketika tatapan para pelayan tertuju pada Rara. Mereka terkejut melihat majikan mereka membawa gadis kecil ke dalam mansion.
"Siapa gadis cilik ini?"
"Kenapa Tuan membawanya pulang?"
"Ada apa sekarang?"
"Apa ini putri Tuan dari seorang wanita?"
Tak!
Kebisingan mereka spontan berhenti setelah mendengar hentakan sepatu Rafa yang keras. Mereka menunduk sudah salah berbicara. Tubuh mereka gemeteran. Tapi Rafa dengan acuh kembali berjalan menaiki tangga dan masih membawa Rara yang tidur mengigil.
"Tuan muda, selamat datang," ucap seorang pelayan tua. Nampak sudah kakek yang berumur lima puluh tahun.
"Pak Toby, tolong bawa aku ke kamar kosong yang bersih dan sangat cantik,"
Pak Toby terdiam sejenak melihat gadis kecil yang digendong oleh majikannya. Sangat serius dan sangat detail menatap Rara yang imut dan kecil.
Tanpa kata-kata curiga, Pak Toby pun menjawab dengan patuh. "Baik Tuan, kemarilah...." Pak Toby berjalan duluan kemudian diikuti oleh Presdir Rafa dari belakang. Seketika tangan kecil Rara menggenggam kuat jas dibagian dadanya. Terlihat Rara sedang bermimpi buruk memanggil seseorang.
"Mommy... Daddy...."
Rasa aneh itu muncul lagi, melihatnya kasihan membuat Presdir Rafa segera mengelus punggungnya dengan lembut.
"Tenanglah gadis cantik," gumam Rafa tersenyum menenangkannya.
Sesampainya di dalam kamar, Presdir Rafa meletakkan dengan pelan tubuh Rara di atas ranjang. Pak Toby agak terkejut melihat sendiri majikannya menyelimuti tubuh gadis cilik asing itu yang masih tertidur dengan penuh perhatian.
"Siapa gadis ini sebenarnya?" pikir Pak Toby merasa gadis ini bisa mengubah sikap angkuh dan kejam majikannya. Bagi Pak Toby, tidak ada seorang pun yang bisa meluluhkan hati Presdir Rafa kecuali seorang bocah kecil yang tinggal bersama kedua orang tua majikannya.
"Dan juga kenapa gadis kecil ini terlihat mirip dengan Tuan muda kecil?"
Sekali lagi, Pak Toby merasa ini sebuah tanda tanya yang akan selalu berada di dalam benaknya.
"Pak Toby, tolong siapkan makan malam dan satu sup hangat untuknya. Tolong suruh satu pelayan untuk menjaganya, setelah siapkan makan malam, panggil aku di ruang kerjaku,"
"Baik Tuan," ucap Pak Toby menundukkan kepala untuk Presdir Rafa yang pergi meninggalkan kamar Rara. Setelah kepergian majikannya, Pak Toby melihat Rara lalu bergumam.
"Mungkin ini hanya firasatku saja." Pak Toby keluar dari kamar meninggalkan Rara untuk memanggil pelayan menemani Rara dan menyiapkan makan malam.
______
Terima kasih buat teman teman yang telah memberi LIKE dan VOTE nya serta memberikan RATING Bintang Lima, juga buat teman-teman yang telah berkomentar positif. Karena itu semua akan membuat Author lebih bersemangat dalam menulis novel ini.
Terima kasih juga buat teman-teman yang telah menghargai karya Author dengan cara memberikan Tip. Author juga doakan semoga sehat selalu buat semua pembaca, baik itu yang suka maupun yang tidak suka dengan Novel ini.
Jika ada Typo dalam setiap chapter di Novel ini, mohon untuk diberitahukan kepada Author agar segera merevisinya. Terima kasih~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
panty sari
ga bosen baca berkali kali novel ini
2024-06-23
0
fifid dwi ariani
trus sukses
2022-10-29
0
Gini Antika
aku gk suka sama sifatnya rein...biasanya anak laki laki meski bersifat cuek tapi tetep perhatian dan posesif sama ibu dan adiknya...laahhh ini model masa bodoh
2022-08-10
1