Setibanya di ruang makan yang terlihat sangat luas. Kaysan dan Rinjani membungkuk hormat kepada Ayahanda dan Ibunda.
Sanak keluarga dan anak-anaknya sudah duduk dengan tenang sembari menunggu pasutri yang kurang peka kepada mereka.
Dalilah
Ayahanda kenapa lama sekali? Lilah lapar.
Ayahanda
Sudah-sudah. Lain kali kalian harus tepat waktu.
Ayahanda mengingatkan sebelum Kaysan menjawab pertanyaan putrinya. Bisa-bisanya makan siang akan semakin terulur karena Dalilah terus bertanya kepada Kaysan.
Kaysan dan Rinjani mengangguk patuh. Mereka duduk di kursi yang diperuntukkan bagi dan raja dan ratu.
Setelah semua sudah kondusif, Kaysan memimpin makan siang bersama keluarga dengan tenang.
Setelahnya, Kaysan memilih undur diri karena ada beberapa pekerjaan yang harus ia kerjakan bersama dengan adik-adiknya yang lain.
Kaysan
Temani anak-anak dan istirahat.
ujar Kaysan sembari memegang bahu Rinjani. Ingin sekali ia mengecup puncak kepala istrinya. Tapi Dalilah...
Kaysan
Putriku... Berhentilah bermain, tidur siang atau belajar di kamar.
Dalilah
Ayahanda mau kemana?
Kaysan
Ayahanda mau rapat! Jadi, ketemu lagi dengan Ayahanda nanti sore setelah Lilah dan adik-adik sudah mandi. Oke.
Dalilah
Oke Ayahanda.
Kaysan pergi dari ruang makan diikuti adik-adiknya yang memang sudah ditunjuk sebagai kaki tangannya di istana.
Begitu juga Rinjani yang sudah menggiring anak-anaknya untuk pergi ke kamar. Hanya Suryawijaya yang patuh, yang lainnya penuh dengan permintaan sebelum mengiyakan perintah Rinjani.
Dalilah
Nanti malam Lilah mau Ibunda yang membaca dongeng cerita untuk Pandu Mahendra.
Rinjani
Baik. Mau cerita tentang apa?
Dalilah
Si kancil anak nakal. Itu seperti Pandu. Tadi dia dimarahi oleh abdi dalem karena lari-lari.
bisik Dalilah sambil berjinjit.
Rinjani
Oh ya? Terus Pandu nangis gak Mbak?
Dalilah
Enggak bun, Pandu gak pernah nangis sekalipun Ayahanda hukum.
Rinjani tertawa kecil. Ia menggandeng Pandu Mahendra yang terlihat cuek saja dibicarakan oleh kakak dan Ibunya.
Rinjani
Bagus! Anak Ibunda gak boleh cengeng. Anak Ibunda harus kuat. Anak Ibunda harus... tidur siang.
Rinjani tersenyum manis saat mereka berempat tiba di kamar anak-anaknya. Rinjani membantu melepas ageman yang dikenakan anak-anaknya. Ia pula meminta anak-anaknya untuk beribadah sebelum tidur siang. Setelahnya Rinjani memilih untuk tetap berada dikamar anaknya, menatap satu persatu wajah manis yang sudah tertidur pulas di sampingnya.
Rinjani
Belajar ya nak. Pelan-pelan. Seperti Ibunda dulu belajar menjadi Ningrat yang baik, yang mematuhi peraturan kerajaan dan paugeran yang ada.
ujar Rinjani lalu mencium kening Pandu Mahendra. Bocah kecil yang memeluk perutnya dengan erat.
Comments
M akhwan Firjatullah
kayaknya ribet y...
2022-10-17
0
Mila Karmila
Aku padamu ka selvi
2021-10-23
0
mia💞
hmmm...gimna gak terhanyut kak selfi....tutur mu dalam setiap kata begitu mempesona...😘😘😘
sehat slalu...
2021-09-21
0